Perilaku tidak sehat semakin meningkat, di antaranya kebiasaan merokok, minum alkohol serta obat terlarang, kurang berolahraga, tidak mengatur makan sehingga menyebabkan obesitas dan hubungan seksual berisiko.
Oleh
DR SAMSURIDJAL DJAUZI
·5 menit baca
Sebagai orang awam di bidang kedokteran, saya sering mendapat informasi tentang pentingnya gaya hidup dan perilaku hidup sehat. Saya sekarang berusia 62 tahun dan sewaktu kecil mengalami berbagai penyakit infeksi. Di desa saya, siswa bersekolah tidak menggunakan alas kaki. Banyak siswa terinfeksi cacing, termasuk cacing yang dapat menimbulkan anemia.
Hemoglobin teman sekolah saya sampai 4 g%. Dia merasa lemah, tak kuat ikut olahraga, serta sering mengantuk. Ketika dirawat di rumah sakit, didapatkan dia terinfeksi cacing ankilostoma yang menyebabkan anemia berat. Dia perlu mendapat transfusi darah. Selain itu, tinja kami semua siswa diperiksa untuk menemukan cacing. Sebagian besar terinfeksi cacing dan diberi obat cacing.
Selain itu, kami diharuskan memakai alas kaki meskipun hanya sandal sederhana. Pada tahun 2000, di kota saya ramai anak-anak menyuntik narkoba. Gaya hidup menyuntik narkoba dianggap sebagai bagian kehidupan modern remaja. Remaja yang tak menyuntik narkoba dianggap ketinggalan zaman. Sebagian mereka mengalami kecanduan dan tak dapat berhenti menggunakan narkoba.
Lebih dari separuh remaja yang menyuntik tersebut meninggal, baik karena overdosis maupun karena terinfeksi HIV. Berkat tindakan tegas penegak hukum, kebiasaan menyuntik itu sudah amat berkurang. Masih ada, tetapi sedikit yang terlibat. Kebiasaan baru mulai timbul, yaitu mengonsumsi alkohol. Remaja yang mengonsumsi alkohol tidak hanya dianggap modern, tetapi juga remaja yang mampu.
Harga minuman beralkohol tinggi, dan jika minum di kafe, harganya menjadi lebih tinggi. Remaja yang kurang mampu mencoba minum alkohol oplosan yang dapat menyebabkan kematian dan kebutaan. Dari kedua pengalaman ini, manakah yang lebih penting sebagai risiko penyebab penyakit? Apakah lingkungan yang kurang bersih atau gaya hidup kita yang tidak sehat?
Hal ini perlu diperbincangkan dengan remaja karena gaya hidup memang dimulai sejak kecil, tetapi dapat berubah pada saat remaja karena pengaruh teman sebaya. Mohon pendapat Dokter tentang pengaruh perilaku pada kesehatan kita. Terima kasih.
K di B
Anda benar sekarang perilaku sudah semakin penting sebagai faktor risiko penyakit. Pembangunan ekonomi di negara kita berhasil mengubah lingkungan yang memudahkan timbulnya penyakit infeksi menjadi berkurang. Dewasa ini kita sudah jarang menemukan orang yang terinfeksi cacing ankilostoma karena umumnya warga sudah menggunakan alas kaki.
Namun, di pihak lain, perilaku tidak sehat semakin meningkat, di antaranya kebiasaan merokok, minum alkohol serta obat terlarang, kurang berolahraga, tidak mengatur makan sehingga menyebabkan obesitas, perilaku berisiko di jalan raya, hubungan seksual berisiko, serta kebiasaan mencelakan diri sampai bunuh diri.
Kebiasaan tersebut biasanya dimulai pada remaja dan sebagian tidak dapat dihentikan sehingga menjadi kebiasaan setelah dewasa, bahkan ketika berusia lanjut. Pemahaman mengenai perilaku berisiko ini tidak sepenuhnya diterima remaja dan masyarakat. Mereka mempunyai persepsi sendiri mengenai perilaku berisiko ini. Kebiasaan merokok disimbolkan sebagai hidup modern dan jantan.
Pada iklan digambarkan keberhasilan seseorang dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Begitu pula dengan konsumsi alkohol. Mereka yang mampu mengonsumsi alkohol dianggap kaya dan modern. Masyarakat enggan berjalan kaki. Jika memarkir kendaraan, selalu ingin paling dekat dengan tempat yang dituju. Bekerja di kantor meski hanya berlantai dua atau tiga menggunakan lift. Kesempatan untuk berjalan kaki serta berolahraga diabaikan.
Kebisaan makan di luar rumah menyebabkan kesukaran dalam mengatur kalori dan komposisi makanan. Akibatnya, populasi yang mengalami obesitas meningkat tajam. Konsumsi garam dan gula tinggi dari berbagai makanan dan minuman yang dijual. Ini juga tak sehat karena meningkatkan risiko hipertensi dan kencing manis.
Mengendarai motor ataupun mobil secara ugal-ugalan di jalan raya dianggap sebagai suatu keberanian. Tidak terpikirakan keselamatan diri dan pengendara lain. Akibatnya angka kecelakaan di jalan raya meningkat tajam. Sekitar 30.000 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan raya setiap tahun.
Penggunaan obat terlarang dan narkoba masih belum dapat ditekan dengan baik. Belum lama ini masyarakat mewacanakan tingginya angka bunuh diri di Indonesia terutama di kalangan remaja. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengubah perilaku berisiko ini? Tentu kita harus mulai dari keluarga. Keluarga harus sering mendiskusikan dengan anak dan remaja mereka berbagai perilaku yang tidak sehat yang dapat menimbulkan penyakit.
Biasanya remaja akan melaporkan bahwa temannya berani melakukan perilaku berisiko dan sehat-sehat saja. Teman tersebut dikagumi oleh teman-temannya. Kita harus menjelaskan perilaku berisiko tak patut untuk dikagumi. Banyak perbuatan baik yang dapat kita kagumi karena bermanfaat bagi orang lain.
Pembatasan penggunaan tembakau di negeri kita masih belum membuahkan hasil. Jumlah perokok baru terus bertambah, sementara para perokok yang mencoba berhenti banyak yang mengalami kegagalan. Klinik henti rokok harus diperbanyak dan mudah diakses oleh masyarakat. Penggunaan alkohol dicoba dikurangi dengan cukai yang tinggi. Namun, masyarakat masih menggunakannya dan bahkan penggunaan alkohol menjadi lambang kemapanan dan keberhasilan.
Upaya penyuluhan masyarakat untuk hidup sehat telah digalakkan oleh pemerintah. Pemerintah telah mencanangkan Germas, gerakan masyarakat untuk hidup sehat. Gerakan ini diharapkan tumbuh di masyarakat, di kampung, dan di desa. Pelaksanaannya dapat diukur sehingga kebiasaan hidup sehat masyarakat dapat dinilai. Di sekolah kita perlu menumbuhkan kebiasaan baru.
Selama ini yang mendapat penghargaan dari sekolah adalah siswa yang prestasi belajarnya baik. Penghargaan harus ditambah untuk murid yang jujur, suka menolong, dan berperilaku sehat. Mereka tak kalah pentingnya dibandingkan dengan murid yang cerdas. Kita memerlukan siswa bukan hanya cerdas, melainkan juga baik dan berakhlak mulia.
Sekolah perlu mendiskusikan tentang kejujuran, bahaya korupsi, perilaku tidak sehat, serta etos kerja keras. Salah satu kebiasaan yang mendapat sorotan dari orang tua dan pemuka masyarakat adalah perilaku seksual berisiko. Perilaku ini dapat mengakibatkan kehamilan yang tak diinginkan serta penyakit menular seksual. Adanya klinik aborsi yang terungkap baru-baru ini menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko masih tinggi di kalangan masyarakat.
Angka kekerapan infeksi menular seksual di masyarakat termasuk sifilis sekarang meningkat. Padahal, dengan penggunaan obat penisilin, sifilis sudah jarang dijumpai, tetapi sekarang bangkit kembali. Kita perlu menyadari pentingnya perilaku sehat agar kita tidak mengamalkan perilaku yang berisiko menimbulkan penyakit. Penyuluhan harus terus digalakkan. Perbanyak informasi tentang gaya hidup sehat.
Pemerintah menyediakan sarana untuk hidup sehat, termasuk sarana berolahraga dan jalan kaki atau bersepeda. Keamanan di jalan raya perlu ditingkatkan. Mengubah perilaku tidaklah mudah, apalagi kita berhadapan dengan iklan dan media sosial yang mungkin kurang menguntungkan bagi kesehatan.
Akan tetapi, kita harus menumbuhkan kebiasaan hidup sehat di keluarga, sekolah, tempat kerja, dan di masyarakat. Semoga keluarga Anda dapat mengamalkan kebiasaan hidup sehat dan dapat tetap sehat.