Vaksinasi Covid-19 Aman, Orangtua Diharap Tak Ragu pada Vaksinasi Anak
Vaksinasi Covid-19 pada anak amat penting untuk melindungi anak dari ancaman penularan Covid-19. Edukasi dan sosialisasi pun perlu lebih masif untuk mengatasi keraguan orangtua.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagi pengujian telah dilakukan untuk memastikan vaksinasi Covid-19 aman untuk diberikan kepada masyarakat, termasuk kepada anak. Karena itu, orangtua agar tidak ragu untuk segera memberikan vaksinasi kepada anak agar dapat memberikan perlindungan dari risiko penularan Covid-19.
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari di Jakarta, Sabtu (22/1/2022), menyampaikan, vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan untuk anak sudah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) serta sesuai dengan rekomendasi dari ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization). Pengujian dan penelitian juga sudah dilakukan untuk memastikan mutu dan keamanan dari vaksin yang diberikan.
”Keamanan vaksin Covid-19 pada anak tidak berbeda dengan dewasa. Vaksinasi pada anak justru diperlukan untuk menjaga anak dari risiko penularan Covid-19. KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi) atau reaksi yang muncul setelah vaksinasi jauh lebih ringan dibandingkan dengan terkena atau komplikasi yang disebabkan oleh Covid-19,” ujarnya.
Hindra mengatakan, jenis vaksin yang kini digunakan untuk vaksinasi Covid-19 pada anak ialah vaksin Sinovac dan vaksin Pfizer. Dari dua jenis vaksin tersebut, sebagian besar KIPI yang dilaporkan, yakni ringan dan sedang. Pada vaksin Sinovac, KIPI yang muncul, seperti nyeri dan bengkak pada bekas suntikan, demam, batuk, dan sakit kepala. Sementara pada pemberian vaksin Pifizer, KIPI yang muncul, antara lain, adalah sakit dan bengkak di tempat suntikan, kemerahan, lelah, sakit kepala, dan menggigil.
Ia mengatakan, tidak semua orang yang divaksinasi Covid-19 mengalami reaksi atau KIPI. Jika muncul reaksi, itu merupakan hal yang wajar. Jika ada anak yang terlihat merasa tidak nyaman setelah divaksinasi, anak bisa istirahat. Jika dibutuhkan, obat penurun demam juga bisa diberikan sesuai dosis disertai dengan minum air putih yang cukup.
Keamanan vaksin Covid-19 pada anak tidak berbeda dengan dewasa. Vaksinasi pada anak justru diperlukan untuk menjaga anak dari risiko penularan Covid-19.
Menurut Hindra, anak perlu datang ke tenaga kesehatan apabila demam yang muncul setelah vaksinasi tidak kunjung hilang setelah 48 jam. Pastikan pula lapor kepada petugas kesehatan di nomor yang tertera di kartu vaksinasi.
”Penanganan KIPI pada anak memang harus segera dilakukan agar tidak berakibat fatal. Namun, itu normal dan bisa terjadi tergantung dari kondisi setiap orang. Pemberian vaksinasi pada anak sangat penting. Jangan sampai hoaks membuat kita tidak memvaksinasi anak,” ucapnya.
Terkait dengan hoaks mengenai vaksinasi anak, Hindra memastikan, vaksin Covid-19 tidak dapat mengubah DNA seseorang. Materi genetik yang ada pada vaksin tidak akan pernah masuk ke dalam inti sel tubuh, tempat DNA berada. Ia juga meyakinkan, seseorang tidak bisa terkena infeksi virus Covid-19 karena vaksin yang diberikan.
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menyampaikan, vaksinasi anak dapat membantu mempercepat pembentukan kekebalan komunitas dari penularan Covid-19. Vaksinasi pada anak pun tidak hanya bermanfaat bagi diri anak, tetapi juga melindungi orang lain yang berada di sekitarnya.
Berbagai uji klinis juga sudah dilakukan untuk memastikan keamanan dari vaksin yang diberikan pada anak. Uji klinis sudah dilakukan pada anak usia 12-17 tahun yang kemudian dilanjutkan pada anak usia 6-11 tahun. Dari pengujian itu, keamanan vaksin telah dibuktikan.
Menurut Sri, tidak ada persiapan khusus sebelum anak mendapatkan vaksinasi Covid-19. Hal pertama yang perlu dilakukan ialah memberikan pemahaman kepada anak mengenai manfaat vaksinasi dan bagaimana proses vaksinasi yang akan dilakukan. Hal ini penting agar anak siap ketika harus divaksinasi.
Selain itu, pastikan pula keadaan anak sehat dan bugar sebelum divaksinasi. Sebaiknya anak tidur lebih cepat pada malam hari dan sarapan sebelum vaksinasi diberikan.
”Jika anak sedang mengalami penyakit akut, seperti flu atau demam, vaksinasi bisa ditunda sampai sembuh betul. Sementara jika ada penyakit kronis, seperti kanker, jantung, dan ginjal, vaksinasi bisa diberikan apabila kondisi anak terkontrol dengan baik. Konsultasikan ke dokter dan perawat untuk pemberian vaksinasi ini,” ucap Sri.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, vaksinasi pada anak perlu terus didorong agar perlindungan dari penularan Covid-19 bisa lebih maksimal. Ia berharap kampanye positif mengalami manfaat vaksinasi Covid-19 pada anak bisa semakin meluas. Selain vaksinasi, kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan juga harus dipastikan.
”Kita butuh partisipasi semua masyarakat untuk menuntaskan pandemi di negeri kita,” ucapnya.
Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah anak usia 12-17 tahun yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis pertama sebanyak 23,8 juta anak dan vaksinasi dosis kedua sebanyak 18,3 juta anak. Adapun target sasaran vaksinasi anak usia tersebut sebesar 26,7 juta anak.