Gigi sering kurang mendapat perhatian sebesar bagian tubuh lain. Padahal, gigi menentukan kemampuan kita menikmati makanan. Infeksi gigi bisa menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk penyakit jantung.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
·4 menit baca
Gigi dan gusi sehat akan memudahkan kita untuk menikmati makanan serta menjaga penampilan. Kesehatan gigi juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Infeksi pada gigi dapat menyebabkan radang pada saluran pernapasan serta penyakit jantung.
Menurut laman National Institute on Aging, Lembaga Kesehatan Nasional (NIH), Amerika Serikat, gigi dilindungi lapisan mineral yang keras, yakni email. Setiap hari, lapisan tipis bakteri yang disebut plak menumpuk di gigi. Saat bakteri mengurai gula dalam makanan akan menghasilkan asam yang dapat merusak email dan menyebabkan gigi berlubang.
Karena itu, penting untuk membersihkan sisa makanan dan plak agar bakteri tidak berkembang biak. Menyikat gigi dapat mencegah kerusakan email dan gigi berlubang. Jika gigi telanjur berlubang, untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, harus ditambal oleh dokter gigi.
Plak juga menyebabkan infeksi yang bisa melukai gusi dan tulang yang menahan gigi. Gingivitis adalah bentuk penyakit gusi yang ringan. Hal ini membuat gusi merah, lunak, dan mudah berdarah. Masalah ini umumnya bisa diperbaiki dengan menyikat gigi dan membersihkan plak dengan benang gigi (dental floss) setiap hari.
Penyakit gusi yang lebih parah, yakni periodontitis, harus ditangani oleh dokter gigi. Jika tidak diobati, infeksi ini dapat menyebabkan nyeri parah, gusi berdarah, sakit saat mengunyah, bahkan kehilangan gigi.
Untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi disarankan untuk menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluorida. Cara sikat gigi yang benar adalah dengan gerakan melingkar kecil dan gerakan maju mundur pendek. Gunakan sikat gigi berbulu lembut untuk mencegah kerusakan email dan gusi.
Sikat dengan hati-hati dan lembut di sepanjang garis gusi serta lidah atau gunakan pengikis lidah untuk membantu menjaga kebersihan mulut. Ganti sikat gigi setiap 3 bulan atau setelah menderita sakit apapun.
Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi untuk menghilangkan plak dan sisa makanan yang tidak terjangkau sikat gigi. Kumur setelah menggunakan benang gigi. Selain itu, disarankan tidak merokok serta rutin ke dokter gigi untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi.
Batasi konsumsi gula dan permen, demikian artikel dalam Medical News Today, 19 Juni 2017. Hindari permen, makanan ringan manis, cokelat, kue, makanan cepat saji yang mengandung gula serta minuman manis bersoda. Segera sikat gigi setelah mengonsumsi karbohidrat fermentasi, seperti roti, biskuit, dan sereal sarapan.
Setiap kali gigi terpapar gula, bakteri akan menghasilkan asam sehingga menyebabkan proses demineralisasi email gigi. Dibutuhkan waktu hingga satu jam agar mulut kembali ke pH normal dan tidak asam.
Penyebabnya, setiap kali gigi terpapar gula, bakteri akan menghasilkan asam sehingga menyebabkan proses demineralisasi email gigi. Dibutuhkan waktu hingga satu jam agar mulut kembali ke pH normal dan tidak asam.
Sejumlah penelitian menunjukkan, konsumsi makanan pokok bertepung dan buah segar dikaitkan dengan tingkat karies atau lubang gigi yang lebih rendah. Artinya, risiko tidak setinggi gula.
Buah dan sayuran yang renyah, seperti apel, pir, mentimun, dan wortel, baik dikonsumsi di antara waktu makan. Aktivitas mengunyah meningkatkan produksi air liur yang membantu melindungi gigi.
Jika terpaksa menggunakan gigi palsu untuk menggantikan gigi yang rusak atau copot, perlu lebih hati-hati menjaga. Hindari makanan yang bisa tersangkut di bawah gigi palsu dan melukai gusi. Saat belajar menggunakan gigi palsu, mulailah dengan makanan lembut dan tidak lengket. Potong makanan kecil-kecil dan kunyah secara seimbang di kedua sisi mulut.
Sikat gigi palsu setiap hari dengan produk perawatan gigi palsu. Lepas gigi palsu saat tidur untuk mencegah gusi bengkak. Rendam dalam air atau cairan pembersih gigi palsu pada malam hari.
Pada awalnya, perlu sering periksa ke dokter gigi untuk memastikan gigi palsu pas di gusi dan tidak menyebabkan iritasi. Selanjutnya, seiring waktu, gusi bisa berubah bentuk sehingga gigi palsu perlu disesuaikan atau diganti.
Masalah mulut
Sejumlah obat, seperti obat depresi, tekanan darah tinggi, dan pengontrol kandung kemih, bisa menyebabkan mulut kering. Dalam hal ini, tidak cukup produksi air liur untuk menjaga mulut tetap basah.
Mulut kering menyebabkan sulit untuk mengecap, makan, dan menelan, bahkan berbicara. Hal itu juga meningkatkan risiko kerusakan gigi, infeksi jamur pada mulut, dan gigi berlubang.
Untuk mengatasinya, disarankan sering menyesap air atau minuman tanpa gula. Hindari rokok, alkohol, kafein, minuman ringan, dan jus buah yang asam serta makanan pedas atau asin.
Masalah mulut yang lebih serius adalah kanker mulut. Umumnya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Hal ini dapat bermula di bagian mana pun dari mulut atau tenggorokan, termasuk lidah. Gejala kanker mulut bisa dikenali saat pemeriksaan gigi. Deteksi dini dan pengobatan awal efektif untuk mencegah penyebaran kanker.
Karena itu, sebagaimana organ tubuh lain, kesehatan mulut perlu dijaga dan mendapat pemeriksaan secara rutin. Tujuannya, untuk menjaga agar gigi dan gusi tetap kuat seiring bertambahnya usia. Dengan demikian, kualitas hidup tetap terjaga.