Pemerintah China Dukung Indonesia Produksi Vaksin Covid-19
Lima perusahaan vaksin China telah bekerja sama dengan Indonesia dalam penelitian dan pengembangan, pengadaan, dan produksi vaksin Covid-19 melalui empat teknologi berbeda.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak lebih dari 80 persen vaksin yang telah diterima Indonesia merupakan vaksin jenis Sinovac dan Sinopharm yang berasal dari China. China telah mengekspor 215 juta dosis vaksin ke Indonesia atau mencakup hampir 20 persen dari total ekspor vaksin China. Pemerintah China menyatakan komitmennya mendukung Indonesia untuk produksi vaksin dalam negeri.
Setelah sebelumnya memberi bantuan berupa 120 ventilator, 400 generator oksigen, serta pasokan medis pada akhir Agustus lalu, Pemerintah China kembali mendonasikan sejumlah 1 juta dosis vaksin Sinovac. Bantuan 1 juta dosis vaksin Sinovac dari Pemerintah China itu ditambah lagi dengan 1 juta dosis vaksin Sinovac yang merupakan donasi dari perusahaan vaksin di China.
Bantuan berupa total 2 juta vaksin Sinovac ini sekaligus merupakan kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-78 yang telah tiba pada Jumat (24/9/2021) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. ”Ini adalah upaya baru dari Pemerintah China untuk mendukung Indonesia untuk memerangi Covid-19,” ujar Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian ketika menyambut kedatangan vaksin secara virtual.
Pemerintah lokal, militer, partai politik, dan pihak perusahaan dari China juga disebut telah memberikan bantuan dan akan terus mendukung Pemerintah Indonesia dengan beragam jenis bantuan. Sejak awal pandemi, China dan Indonesia sudah saling mendukung satu sama lain untuk memerangi Covid-19.
”Di bawah kepemimpinan kuat Presiden Joko Widodo dan upaya bersama rakyat Indonesia, China percaya rakyat Indonesia bisa mengalahkan pandemi sejak dini dan dengan cepat memulihkan pembangunan ekonomi dan sosial,” ujar Xiao Qian.
Selain bantuan berupa vaksin, Xiao Qian menyebut bahwa Pemerintah China akan mendukung Indonesia dalam produksi vaksin. Produksi vaksin dalam negeri ini diyakini akan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk memerangi pandemi di Indonesia dan juga di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Xiao Qian, lima perusahaan vaksin China telah bekerja sama dengan Indonesia dalam penelitian dan pengembangan, pengadaan, dan produksi vaksin melalui empat teknologi berbeda. Teknologi tersebut adalah inaktivasi, protein rekombinan, adenovirus, dan mRNA.
China secara aktif akan mendukung Indonesia dalam membangun hub produsen vaksin dalam negeri. ”Diyakini dalam waktu dekat, Indonesia tidak hanya akan memenuhi permintaan sendiri, tetapi juga mengekspor vaksin ke negara tetangga,” kata Xiao Qian.
Dalam pernyataan pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menurut Xiao Qian, Presiden China Xi Jinping menekankan bahwa vaksin harus menjadi barang milik publik global. Aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang juga harus dipastikan.
Kesenjangan akses vaksin
Dalam sambutan atas kedatangan vaksin, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Pada saat pembukaan High Level Week Sidang Majelis Umum PBB, Antonio menyampaikan bahwa terdapat kelebihan vaksin di sejumlah negara, sementara negara lain tidak memiliki vaksin.
Lebih lanjut, Antonio mengibaratkan bahwa kita telah lulus tes dalam sains, tetapi mendapat nilai F dalam etika. ”Ini pernyataan tajam yang disampaikan Sekjen PBB untuk mengungkapkan kegelisahannya terkait kesenjangan akses terhadap vaksin,” ujar Retno dalam sambutan virtual di sela-sela kesibukan mengikuti rangkaian Sidang Umum Ke-76 PBB di New York, Amerika Serikat.
Menurut Retno, kesenjangan akses vaksin menjadi perhatian dunia saat ini. Presiden Joko Widodo di depan Sidang Majelis Umum PBB juga mengangkat keprihatinan ini. ”Presiden mengatakan, pemulihan ekonomi hanya dapat dilakukan jika kita dapat mengatasi pandemi secara bersama dan pandemi hanya dapat diatasi jika kita dapat mempersempit ketimpangan akses terhadap vaksin,” tambahnya.
Pesan yang sama juga disampaikan Presiden Jokowi dalam KTT Global Summit to End Covid-19 Pandemic pada 22 September 2021. Dalam KTT yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden ini, Presiden Jokowi mengatakan bahwa ketimpangan vaksin antarnegara harus diatasi melalui Covax Facility dan melalui kerja sama dose sharing. Akses yang merata terhadap vaksin juga harus ditingkatkan.
Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa politisasi dan nasionalisme vaksin harus diakhiri. Solidaritas dan kerja sama, menurut Presiden Jokowi, merupakan kunci bagi dunia agar keluar dari pandemi dan pulih bersama. KTT Global Summit to End Covid-19 Pandemic bertujuan untuk menggalang dukungan dan melakukan rencana aksi yang nyata guna mewujudkan ketersediaan tambahan 7 miliar dosis vaksin pada akhir 2021 dan 7 miliar dosis berikutnya pada pertengahan 2022.
Retno menambahkan bahwa kerja sama adalah kunci. ”Mesin diplomasi kita terus bekerja menjalin kerja sama dalam berbagai bentuk agar kebutuhan vaksin kita tercukupi. Hari ini telah tiba 1 juta dosis vaksin Sinovac bantuan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dan hari ini juga tiba 1 juta dosis Sinovac bantuan perusahaan vaksin Sinovac yang diberikan secara gratis,” kata Retno.
Sebelumnya, pada Selasa (21/9/2021), Indonesia juga telah menerima 200.000 vaksin jadi Sinovac dari Red Cross Society China. Dengan demikian, Indonesia telah menerima total 273.603.790 dosis vaksin, baik dalam bentuk vaksin jadi maupun dalam bentuk vaksin curah.