Temuan peneliti ini menguatkan bahwa manusia modern Eropa pertama bercampur dengan Neanderthal dan menunjukkan percampuran semacam itu mungkin biasa terjadi di masa lalu.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Manusia modern (Homo sapiens) awal ternyata memiliki bauran gen manusia purba Neanderthal secara intens. Bukti ini didapatkan dari dua studi genom fosil Homo sapiens berusia lebih dari 45.000 tahun lalu yang ditemukan di Eropa.
Dua kajian tersebut dipublikasikan di jurnal Nature pada Rabu (7/4/2021) dan menambah bukti yang berkembang bahwa manusia modern di luar Afrika bercampur secara teratur dengan Neanderthal dan kerabat lainnya yang punah.
Dalam paper pertama yang ditulis ahli biologi molekuler dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, Jerman, Mateja Hajdinjak, dan tim disebutkan, manusia modern (Homo sapiens) telah muncul di Eropa setidaknya 45.000 tahun lalu.
Dua kajian ini menguatkan sejumlah kajian sebelumnya bahwa semua orang saat ini tidak hanya memiliki nenek moyang dari Afrika, tetapi juga membawa DNA Neanderthal.
Akan tetapi, sejauh mana interaksi mereka dengan manusia purba Neanderthal dan hubungan mereka dengan ekspansi yang lebih luas dari manusia modern di luar Afrika sebelumnya, kurang dipahami. Manusia purba Neanderthal menghilang sekitar 40.000 tahun.
”Dalam kajian ini kami menyajikan data seluruh genom dari tiga individu (fosil Homo sapiens) berumur antara 45.930 dan 42.580 tahun yang lalu dari Goa Bacho Kiro, Bulgaria,” sebut Hajdinjak.
Fosil ini merupakan jejak manusia modern dari era Pleistosen Akhir paling awal di Eropa sejauh ini. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka termasuk dalam migrasi manusia modern ke Eropa yang sebelumnya tidak diketahui dari catatan genetik dan memberikan bukti bahwa setidaknya ada beberapa kesinambungan antara manusia modern paling awal di Eropa dan kemudian orang di Eurasia.
”Selain itu, kami menemukan bahwa ketiga individu memiliki nenek moyang Neanderthal dalam sejarah keluarga mereka. Temuan ini menguatkan bahwa manusia modern Eropa pertama bercampur dengan Neanderthal dan menunjukkan bahwa percampuran semacam itu mungkin biasa terjadi di masa lalu,” tulis Hajdinjak.
Genom non-Afrika modern biasanya memiliki sekitar 2 persen keturunan Neanderthal, tetapi individu Bacho Kiro memiliki sedikit lebih banyak, yaitu 3,4-3,8 persen, dan segmen kromosom jauh lebih panjang. Dengan mengukur segmen ini, para peneliti memperkirakan bahwa individu Bacho Kiro memiliki nenek moyang Neanderthal hingga enam atau tujuh generasi terakhir sehingga diduga pembaurannya terjadi di Eropa, bukan di Timur Tengah.
Paper kedua ditulis Kay Prüfer, ahli biologi molekuler yang juga dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, dan tim. Bedanya, Prüfer meneliti genom dari fosil tengkorak perempuan berumur 27.000 tahun lalu yang ditemukan di Goa Zlatý kůň, Ceko.
Hasilnya, fosil ini termasuk dalam populasi yang tidak berkontribusi secara genetik kepada orang Eropa atau orang Asia saat ini. Sementara genomnya membawa sekitar 3 persen keturunan Neanderthal.
”Segmen Neanderthal (dari individu tersebut) lebih panjang daripada yang diamati pada genom manusia modern tertua saat ini yang ditemukan di Ust’-Ishim, Siberia, berusia sekitar 45.000 tahun,” tulis Prüfer.
Pembauran dan migrasi
Dua kajian ini menguatkan sejumlah kajian sebelumnya bahwa semua orang saat ini tidak hanya memiliki nenek moyang dari Afrika, tetapi juga membawa DNA Neanderthal. Sebelumnya, para peneliti mengira pembauran itu berasal dari percampuran manusia modern dan Neanderthal dan terjadi di Timur Tengah sekitar 50.000-60.000 tahun lalu.
Namun, studi Qiaomei Fu and Mateja Hajdinjak sebelumnya yang dipublikasikan di jurnal Nature (2015) menunjukkan, genom fosil manusia berusia 40.000 tahun yang ditemukan dari sebuah situs bernama Peștera cu Oase di Romania memiliki nenek moyang Neanderthal dalam empat hingga enam generasi terakhir. Ini menunjukkan bahwa manusia modern kawin dengan Neanderthal di Eropa secara intens.
Dalam kajian Hajdinjak terbaru ditemukan, individu tertua dari Bacho Kiro tidak terkait dengan orang Eropa saat ini, yang berarti bahwa garis keturunan mereka telah menghilang dari wilayah tersebut. Namun, yang mengejutkan mereka, gen orang-orang Bacho Kiro memiliki hubungan dengan orang Asia Timur dan populasi Indian Amerika kontemporer.
Kajian Hajdinjak ini menunjukkan bahwa nenek moyang orang Asia Timur dan Indian ini dulu pernah tinggal di Eropa. Mereka kemudian meninggalkan Eropa sebelum kedatangan leluhur orang Eropa saat ini.