Media Sosial Sumber Utama Konsumsi Berita Kawula Muda
Kawula muda butuh cepat sehingga mengandalkan media sosial sebagai sumber utama konsumsi berita.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian kawula muda masih rutin mengonsumsi berita meskipun media sosial jadi sumber utamanya. Kondisi itu tak lepas dari kecepatan berita terkini hingga viral yang bertebaran di media sosial.
Salah satunya, Annastasya Niendewi (24), karyawan swasta perusahaan keuangan di Jakarta Pusat. Anna, begitu sapaannya, menuturkan bahwa masih rutin mengonsumsi berita setiap hari, terutama sebelum beraktivitas di luar rumah.
Umumnya dia membaca berita tentang situasi lalu lintas dan bursa kerja. Sebagian besar berita itu didapatkannya dari akun-akun jurnalis warga dan media massa di Instagram. ”Dapat (berita) dari Instagram. Lebih cepat dan ringkas,” ujarnya, Kamis (17/12/2020).
Dari media sosial pula dia tahu beragam peristiwa terkini hingga viral. Semuanya bertebaran di beranda dengan sekali klik atau setelah mengikuti akun-akun jurnalis warga dan media massa.
Anna baru mengakses portal berita daring ketika butuh berita selengkapnya. Itu pun sesekali untuk topik-topik tertentu, seperti gaya hidup dan peristiwa besar.
Fisena Hardiyanto (29) sedikit berbeda. Karyawan swasta di Grogol, Jakarta Barat, itu rutin mengonsumsi berita sebelum beraktivitas. Topik pilihannya seputar berita terhangat, sepak bola, gaya hidup, dan teknologi. Sebagian besar berita itu diaksesnya lewat portal berita karena spesifik, lengkap, dan kredibel.
”Biasanya akses lewat internet karena spesifik dan lebih lengkap. Portal berita juga lebih teruji (kredibel) ketimbang media sosial. Jadi, kadang-kadang saja tengok di akun media sosial, seperti Instagram, Facebook, atau LinkedIn,” kata Fisena.
Pernyataan Anna dan Fisena selaras dengan hasil survei Maverick Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi. Dalam surveinya secara daring tentang preferensi Generasi Z dan Y mendapatkan berita, responden mengaku tetap setia membaca berita arus utama. Akan tetapi, teknologi digital mengubah perilaku mereka dalam mengonsumsi berita.
Survei itu berlangsung 22 September-8 Oktober 2020 dengan 453 responden di Jakarta dan Bandung. Sebanyak 59 persen Generasi Z (18-23 tahun) dan 41 persen Generasi Y (24-32 tahun).
Maverick Indonesia dalam webinar ”Where Gen Y and Z Get Their News From: Tips to Stay Relevant to the Digital Natives”, Selasa (15/12/2020), memaparkan, sebanyak 62 persen responden mengikuti berita secara harian. Mereka menggunakan sejumlah platform untuk mendapatkan berita, antara lain portal berita daring (85 persen), media sosial (84 persen), aplikasi pesan (43 persen), televisi (16 persen), dan portal berita daring serta media sosial secara bersamaan (81 persen).
Sementara itu, media sosial yang menjadi platform andalan kawula muda adalah Instagram (89 persen), Youtube (77 persen), dan Twitter (66 persen). Ada juga yang mengakses berita lewat aplikasi pesan, seperti Line, Whatsapp, dan Telegram. Preferensi terhadap medsos tersebut menunjukan responden gemar membaca berita dengan visual, klip video, dan teks pendek.
Di sisi lain, ada sejumlah faktor kawula muda dalam memilih berita. Faktor utama ialah kredibilitas (57 persen). Faktor lainnya kecepatan (46 persen), topik (40 persen), popularitas (26 persen), dan cara bercerita (26 persen).