Lebih dari 80 persen lahan pertanian dunia digunakan untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu. Perubahan pola konsumsi diharapkan dapat mengurangi penggunaan lahan dan mengembalikannya pada hutan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·2 menit baca
Mengurangi konsumsi daging dan beralih ke makanan nabati, seperti biji-bijian atau kacang-kacangan, untuk sumber protein dapat membantu menurunkan emisi gas rumah kaca, penyebab perubahan iklim. Hal ini karena lahan pertanian yang digunakan untuk memproduksi makanan hewani telah mengurangi jumlah hutan—dan secara langsung mengurangi tanaman—yang dapat menyerap karbon dioksida.
Hal tersebut terungkap dari hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Sustainability. Penelitian tersebut merupakan kolaborasi empat perguruan tinggi terkemuka, yakni Oregon State University, New York University, Colorado State University, dan Harvard University.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti memetakan dan menganalisis area pertanian dan peternakan seluas lebih dari 7 juta kilometer persegi di sejumlah wilayah di dunia. Hasil penelitian menunjukkan, lahan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu mengambil porsi lebih dari 80 persen dari total lahan pertanian dunia.
Para peneliti juga menyatakan bahwa hutan akan tumbuh dengan sendirinya jika lahan pertanian dihilangkan. Bahkan, mengubah lahan pertanian untuk produksi makanan ramah lingkungan akan menumbuhkan kembali vegetasi asli yang mampu menyerap dan menghilangkan emisi hingga mencegah kenaikan suhu 1,5 derajat celsius.
Profesor ekologi Oregon State College of Forestry, William Ripple, mengungkapkan, sumber protein nabati dari biji-bijian atau kacang-kacangan hanya membutuhkan lahan pertanian yang kecil. Sebaliknya, untuk menghasilkan produk hewani, seperti daging sapi, babi, dan susu, dibutuhkan lahan pertanian dan peternakan yang sangat luas, termasuk menghilangkan hutan.
Menurut Ripple, mengurangi konsumsi dan produksi daging akan membantu memperbaiki kualitas dan kuantitas air, habitat satwa liar dan keanekaragaman hayati. Mengurangi konsumsi daging juga dapat meningkatkan kesehatan ekosistem dan mencegah terjadinya zoonosis atau penularan penyakit yang berasal dari hewan.
Matthew Hayek dari New York University menyatakan, mengubah pola makan dengan mengurangi konsumsi daging dapat digunakan sebagai momentum mengembangkan energi hijau. Sembari menunggu hutan kembali pulih, negara-negara dapat mengalihkan sumber energi mereka ke infrastruktur bebas fosil dan berkelanjutan.
Nathaniel Mueller dari Colorado State University menambahkan, temuan dari penelitian tersebut dapat membantu negara-negara di dunia dalam mengambil kebijakan pemulihan ekosistem dan menghentikan deforestasi untuk menurunkan emisi karbon.