Khawatir Positif Covid-19? Lebih Baik Periksakan Diri dari Sekarang!
Warga mulai aktif memeriksakan diri ke rumah sakit rujukan untuk tes Covid-19. Dengan deteksi dini, mereka berharap dapat segera mencegah dan mengobati penyakit tersebut.
Oleh
sekar gandhawangi
·4 menit baca
Suasana Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, lengang sepanjang Sabtu (14/3/2020). Sejak pagi hingga sore, hanya beberapa orang yang melintas di dalam rumah sakit. Hampir semuanya, baik pengunjung maupun staf rumah sakit, mengenakan masker.
Semua pengunjung yang hendak memeriksakan diri terkait Covid-19 diarahkan ke posko pemeriksaan. Dari gerbang rumah sakit, letak posko ada di sisi kiri, berdekatan dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien baru yang tidak berkaitan dengan Covid-19 disarankan pergi ke rumah sakit terdekat lain.
Ada sekitar 10 orang yang mengantre di posko pemeriksaan pada pukul 15.00. Beberapa dari mereka mengaku tidak menunjukkan gejala penyakit, tetapi memiliki riwayat perjalanan ke negara terinfeksi virus.
Cindy (24), salah satu pengunjung rumah sakit, memiliki riwayat kunjungan ke Singapura selama dua hari. Ia kembali ke Indonesia pada awal Maret 2020. Setelah itu, ia berdiam diri di rumah selama 14 hari. Saat harus pergi ke luar rumah, ia mengaku selalu mengenakan masker.
”Aku merasa sehat. Tidak ada gejala apa pun, baik batuk maupun demam. Walaupun begitu, pihak kantor mewajibkanku untuk tes kesehatan sebelum ngantor Senin (pekan) depan,” kata Cindy.
Warga Kota Tangerang, Banten, ini sempat kesulitan mencari rumah sakit yang dapat membantunya. Sebelum tiba di RSPI Sulianto Saroso, ia mengunjungi dua rumah sakit di Tangerang dan Cengkareng. Ia tidak bisa melakukan tes kesehatan di kedua rumah sakit tersebut.
”Mereka seperti tidak siap (menerima orang dalam pemantauan/ODP). Saya sampai harus datang ke sini (RSPI Sulianto Saroso),” kata Cindy.
Cindy dan sejumlah orang berisiko terpapar virus korona jenis baru (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2/SARS-CoV-2) diperiksa lebih lanjut ke IGD. Mereka yang berisiko (disebut juga ODP) adalah yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau berkontak dengan pasien positif korona. Menurut salah satu petugas posko, pemeriksaan di IGD meliputi antara lain batuk, pilek, dan rontgen. ODP yang dinyatakan sehat diperbolehkan pulang.
Periksa dini
Karyawan perusahaan teknologi, Erick (39), melakukan tes kesehatan setelah merasa sesak napas. Ia khawatir terpapar SARS-CoV-2 setelah bertatap muka dengan seorang teman yang baru kembali dari luar negeri.
”Kebetulan temanku baru pulang dari Amerika Serikat. Dia sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit. Tetapi lebih baik saya periksa dari sekarang daripada terlambat,” katanya.
Ia juga khawatir terpapar virus karena tidak semua masyarakat punya etika batuk yang baik. Selain itu, ada pula kekhawatiran soal transmisi lokal SARS-CoV-2. Erick dinyatakan sehat setelah diperiksa.
Aku merasa sehat. Tidak ada gejala apa pun, baik batuk maupun demam. Walaupun begitu, pihak kantor mewajibkanku untuk tes kesehatan sebelum ngantor Senin depan.
Suhu badan ODP akan diukur ketika masuk ke posko pemeriksaan RSPI Sulianto Saroso. Setelah itu, mereka diminta mengisi formulir skrining Covid-19 di posko pemeriksaan. Isi formulir meliputi identitas, tanda dan gejala yang dirasakan saat ini, faktor risiko, serta riwayat paparan. ODP yang mengisi formulir akan terdaftar di sistem pemantauan dinas kesehatan di wilayah tempat tinggal ODP.
Salah satu ODP mengatakan, ia mengeluarkan biaya Rp 275.000 untuk periksa kesehatan. Sementara itu, ODP lain yang dinyatakan sehat di posko pemeriksaan bisa langsung pulang tanpa perlu membayar.
24 jam
Petugas kesehatan RSPI Sulianto Saroso, Dian, mengatakan, rumah sakit tersebut membuka layanan pemeriksaan kesehatan Covid-19 selama 24 jam. Layanan ini berlangsung jauh sebelum Indonesia menyatakan kasus positif korona, yakni sekitar awal Januari.
”Kebanyakan orang yang periksa ke sini pada Januari dulu adalah warga negara China. Mereka semua tidak bisa berbahasa Inggris, tetapi kendala itu bisa dilewati karena ada penerjemah bahasa,” katanya.
Pada Januari hingga 14 Maret 2020, ada sekitar 700 orang yang melakukan pemeriksaan Covid-19 di RSPI Sulianto Saroso. Semua orang diminta menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh. Mereka diimbau untuk makan makanan bergizi, tidur cukup, minum cukup air, dan rajin mencuci tangan dengan sabun ataupun cairan pembersih tangan.
”Kami yang bertugas di rumah sakit pun menerapkan hal yang sama. Kami harus menjaga kesehatan dan kebersihan diri,” kata Dian.
Hingga Jumat (13/3/2020) pukul 17.30, ada empat pasien korona yang dirawat di RSPI Sulianto Saroso. Dari jumlah itu, delapan orang dinyatakan positif terinfeksi SARS-CoV-2 dan 32 lainnya negatif. Dari delapan pasien positif, dua di antaranya dinyatakan sembuh.
”Besok (Sabtu) akan ada dua pasien dalam pengawasan yang akan masuk rumah sakit kami. Adapun satu tambahan pasien positif korona yang akan masuk,” kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril Mansyur, Jumat.
RSPI Sulianti Saroso juga akan menutup layanan bagi pasien rawat inap mulai Senin (16/3/2020). Ini dilakukan agar rumah sakit fokus menangani kasus Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Kebijakan ini berlaku hingga pandemi di Indonesia selesai.
Hingga 14 Maret 2020, ada 96 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Dari jumlah itu, lima di antaranya meninggal.
”Sebaran (penularan)nya sudah semakin melebar, yakni di DKI (Jakarta), Jawa Barat termasuk Bandung, Tangerang (Banten), Jawa Tengah termasuk Solo, Yogyakarta, Bali, Manado, Pontianak, dan beberapa tempat lain yang sedang kita tracing (pelacakan) karena belum ditemukan posisi sebenarnya,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto (Kompas.id, 14/3/2020).