Bagaimana Cegah Virus Korona? Mulailah dari Diri Sendiri
Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi bahwa di Indonesia terdapat dua pasien yang positif terjangkit virus korona jenis baru. Bagaimana mencegah penularan virus ini? Semua bisa dimulai dari diri sendiri.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah pengumuman kasus Covid-19 pertama di Indonesia, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mencuci tangan secara berkala dan menjaga etika bersin dan batuk.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial mengatakan, mencegah infeksi virus korona dapat dilakukan dengan mencuci tangan secara berkala. Selain itu, penyebaran virus bisa dicegah dengan memperhatikan etika batuk dan bersin yang baik.
”Virus ini tersebar dalam bentuk droplet (rintik) dengan tingkat penularan yang lebih besar (dibandingkan virus lain). Untuk itu, mencuci tangan dan etika batuk harus dilakukan,” kata Ari saat dihubungi dari Jakarta, Senin (2/3/2020).
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, mencuci tangan wajib dilakukan sebelum, saat, dan setelah memasak. Mencuci tangan juga wajib dilakukan setelah merawat orang sakit, buang air, menyentuh hewan, memegang sampah, bersin, batuk, dan membuang ingus.
Mencuci tangan harus dilakukan secara menyeluruh. Telapak tangan, jari, punggung tangan, harus digosok selama minimal 20 detik. Setelahnya, tangan dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan dengan handuk bersih.
Mencuci tangan harus dilakukan secara menyeluruh. Telapak tangan, jari, punggung tangan, harus digosok selama minimal 20 detik. Setelahnya, tangan dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan dengan handuk bersih.
Saat batuk atau bersin, seseorang diimbau menutup mulut dan hidungnya. Apabila tidak ada masker atau sapu tangan, siku bagian dalam bisa digunakan untuk menutup mulut. Adapun tangan yang digunakan untuk menutup mulut harus segera dicuci.
Pada Januari 2020, peneliti Komisi Kesehatan Nasional China, Zhing Nanshan, menyatakan bahwa virus korona jenis baru dapat menular antarmanusia. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, penyebaran virus korona dari hewan adalah sumber utama penyebaran yang paling mungkin (Kompas.id, 21/1/2020).
Dokter spesialis penyakit dalam RS Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangungkusumo, Erni Juwita Nelwan, mengatakan, virus korona hanya dapat menyebar apabila terjadi kontak jarak dekat. Jarak aman menghindari penyebaran virus dari orang yang terinfeksi adalah sekitar 2 meter.
”Berkaca dari kasus yang sudah ada, penularan hanya dapat terjadi apabila ada kontak jarak dekat dengan orang yang terinfeksi virus korona. Khawatir dengan virus ini wajar. Namun, saya harap masyarakat tidak menghabiskan energi untuk panik,” kata Erni.
Ia mengatakan, virus korona jenis baru merupakan virus RNA yang memiliki materi genetik tunggal. Virus jenis ini tidak bisa bertahan lama di luar tubuh makhluk hidup.
Penularan hanya dapat terjadi apabila ada kontak jarak dekat dengan orang yang terinfeksi virus korona. Khawatir dengan virus ini wajar. Namun, saya harap masyarakat tidak menghabiskan energi untuk panik.
Erni mengimbau agar orang yang sakit mengurangi aktivitas ke luar rumah. Ia juga menekankan pentingnya mencuci tangan secara berkala dan menerapkan etika batuk/bersin yang baik. Orang yang sakit juga diimbau mengenakan masker untuk mencegah penularan.
Menurut data WHO pada 1 Maret 2020, ada 87.137 kasus Covid-19 yang terjadi secara global. Dari jumlah itu, sebanyak 1.739 merupakan kasus baru.
Ada dua orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus korona jenis baru di Indonesia pada hari ini. Kedua pasien itu adalah warga Indonesia berusia 64 tahun dan 31 tahun. Keduanya dirawat di RS Pusat Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta.