Hampir empat tahun kepergian Glenn Fredly, biopik penyanyi legendaris itu segera selesai digarap dan segera tayang.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·4 menit baca
Bagi banyak orang, Glenn Fredly adalah legenda. Dia bukan saja seorang musisi, melainkan juga seorang aktivis. Glenn dikenal aktif di banyak bidang. Di bidang pendidikan, dia mengampanyekan peningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Dia juga terlibat dalam acara amal dan konser yang pendapatannya disumbangkan untuk mendukung program-program pendidikan. Di bidang hak asasi manusia, Glenn sering kali menggunakan panggung dan media sosialnya untuk advokasi hak-hak dasar, seperti keadilan, kebebasan berekspresi, dan perlindungan terhadap anak-anak. Bidang lain yang juga akrab dengan dia adalah kemanusiaan, kesehatan, dan kesetaraan jender.
Bagi banyak orang, Glenn menjadi inspirasi. Dia juga aktif mendukung seniman-seniman muda di banyak bidang untuk maju, terutama mereka yang datang dari Indonesia timur. Di mata mereka, Glenn adalah pahlawan. Ketika Glenn berpulang dalam usia yang masih muda, 44 tahun, akibat meningitis atau penyakit radang selaput otak, banyak orang perlu mengenang kebaikan-kebaikannya. Maka, cerita hidup Glenn diabadikan dalam film biografi atau biopik, Glenn Fredly The Movie.
Proses pascaproduksi biopik tersebut kini memasuki tahap akhir. Menurut rencana, di pengujung Maret 2024 prosesnya juga akan disusul peluncuran trailer film. Hal itu disampaikan sang produser, Daniel Mananta, saat dihubungi per telepon, Minggu (17/3/2024).
Biopik ini disutradarai Lukman Sardi dengan pemeran utama sosok Glenn adalah aktor pemenang Piala Citra, Marthino Lio, sekaligus melibatkan kerja sama tiga rumah produksi. Ketiganya adalah DAMN! I Love Indonesia Pictures, Adhya Pictures, dan Time International Films pimpinan Irwan D Mussry.
Dua rumah produksi, DAMN! I Love Indonesia Pictures dan Time International Films, pernah berkolaborasi dan sukses menghasilkan biopik Susi Susanti: Love All (2019). Film tersebut mendapat 13 nominasi di Festival Film Indonesia 2020.
Lebih lanjut Daniel berkisah, ide pembuatan biopik Glenn awalnya terlintas di pikirannya pada Januari tahun 2022. Satu malam saat tak bisa tidur, dia tetiba terus terngiang salah satu lagu Glenn berjudul ”Januari”. ”Saat berdoa terdengar bisikan di hati saya agar membuat film tentang Glenn Fredly,” ujar Daniel.
Ide itu ditindaklanjuti dengan menemui pihak keluarga Glenn untuk menyampaikan ide tersebut, disusul dengan tahap riset. Dari hasil riset kehidupan sang penyanyi selama lebih kurang setahun, tambah Daniel, terkumpul 500 halaman, yang kemudian diterjemahkan menjadi naskah film.
Lagu ini bisa dibilang menjadi salah satu dari karya terakhir beliau. Keinginan untuk bisa mempunyai keluarga lengkap seperti itu juga pernah disampaikan ke adiknya.
”Naskah awal selesai Januari 2023. Sampai draf naskah ke-10 kemudian kami berpikir untuk juga mulai menggarap OST-nya. Kebetulan waktu itu kami diberi akses ke telepon seluler mendiang, yang di dalamnya tersimpan sejumlah lagu karya beliau, namun masih sangat raw (mentah),” ujar Daniel.
Saat diperdengarkan satu lagu pertama dari telepon seluler tadi, Daniel langsung tertarik. Lagu berjudul ”Keluarga” itu direkam Glenn sambil bermain piano. Menurut Daniel, lagu tersebut punya keterkaitan erat dengan tema cerita yang dikembangkan untuk film tersebut.
”Dari segi tema sangat kuat terkait. Tambah lagi, saya juga menanyakan latar cerita saat lagu itu dibuat oleh Bung Glenn. Dari cerita istri mendiang, Mutia Ayu, lagu itu diciptakan saat putri Glenn lahir tanggal 28 Februari 2020. Tak lama Glenn dirawat di rumah sakit dan di satu waktu saat menjalani rawat inap, Bung Glenn merasa sangat bersyukur dengan kelahiran putrinya tadi di usianya yang ke-44 tahun,” kisah Daniel.
Sepulang dari rumah sakit, tambah Daniel, Glenn lantas merekam lagu itu di telepon selulernya dengan diiringi piano di rumahnya. Rasa syukur telah memiliki keluarga lengkap, istri dan anak, mendasari tema lagu ciptaannya.
”Lagu ini bisa dibilang menjadi salah satu dari karya terakhir beliau. Keinginan untuk bisa mempunyai keluarga lengkap seperti itu juga pernah disampaikan ke adiknya. Punya istri dan anak. Saat itu terjadi, beliau mengungkapkannya lewat lagu ini,” ujar Daniel.
Selain Marthino Lio, film Glenn Fredly the Movie juga dibintangi aktor senior Bucek, yang akan memerankan karakter Hengki, ayah Glenn. Ikut terlibat pula diva Indonesia, Ruth Sahanaya, yang akan memerankan karakter sang mama. Juga ada tiga artis film muda Indonesia, Zulfa Maharani, Alyssa Abidin, dan Sonia. Bertiga mereka memerankan sosok-sosok perempuan yang hadir di kehidupan Glenn.
Dalam siaran pers, Yura mengatakan merasa sangat terharu saat diminta membawakan karya mendiang sahabat, mentor, sekaligus rekan berkariernya di dunia musik Tanah Air. Saat membawakan lagu tersebut, Yura merasa dirinya seolah bisa kembali berbincang dengan mendiang.
Lagu ”Keluarga”, tambah Yura, mengandung makna bagaimana bisa saling memahami kekurangan satu sama lain dan perbedaan yang ada sebagai anggota keluarga. Tidak hanya dalam lingkup keluarga pribadi, tetapi lebih jauh juga bisa dimaknai bagaimana kita sesama manusia bisa saling memahami.
”Semoga lagu ini bisa memberi kita ruang untuk lebih mengenali sosok Kak Glenn dengan lebih dekat,” ujar Yura.
Glenn Fredly bepulang pada Rabu, 8 April 2020, setelah sempat dirawat beberapa waktu di rumah sakit akibat sakit meningitis yang dideritanya. Mendiang meninggalkan seorang istri, Mutia Ayu, dan seorang putri, Gewa Atlana Syamayim Latuihamallo.