Film Horor Indonesia Tembus Kerja Sama Perdana dengan Lionsgate
Manoj bolak-balik ke Amerika Serikat selama 10 tahun dengan penjajakan hingga 50 kali untuk menemukan mitra yang tepat.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Film Badarawuhi di Desa Penari menjadi wahana kerja sama pertama antara perusahaan film Indonesia dengan Lionsgate Motion Picture Group. Kemitraan MD Pictures dengan perusahaan internasional tersebut direncanakan semakin besar pada masa mendatang.
“Lionsgate akan mendistribusikan Badarawuhi di Desa Penari secara global,” ujar Chief Executive Officer MD Pictures, Manoj Punjabi, di Jakarta, Kamis (14/3/2024). Film itu akan ditayangkan di Los Angeles, Amerikat Serikat, awal April mendatang.
“Judulnya menjadi Dancing Village: The Curse Begins. Pakai red carpet (karpet merah) dulu. Sekitar 35 orang akan berangkat dari Jakarta,” katanya. Tak hanya sineas-sineas yang berangkat ke Amerika, namun pemain-pemain gamelan diupayakan turut diboyong.
Film tersebut dijadwalkan dapat disaksikan kalangan terbatas di Indonesia pada akhir Maret 2024 disusul penonton umum mulai liburan Lebaran mendatang. Manoj sudah bolak-balik ke “Negeri Paman Sam” selama 10 tahun dengan penjajakan hingga 50 kali untuk menemukan mitra yang tepat.
“Tahun lalu saja, saya enam kali ke Amerika. Enggak gampang. Selain biaya dan waktu yang sudah dikeluarkan, saya bertemu ratusan orang,” tuturnya. Manoj mulai berkomunikasi dengan Lionsgate pada tahun 2022. Perusahaan itu mempekerjakan sekitar 1.200 pegawai.
Manoj juga menunjukkan adegan film horor Sewu Dino selama 5 menit, Februari lalu. Urutan adegan yang diistilahkan dengan sequence zero tersebut menambah keyakinan Lionsgate. “Orang mungkin pikir bisa kerja sama pakai duit. Oh, enggak,” ucapnya.
Film horor itu juga akan ditayangkan antara lain di Singapura, Malaysia, Brunei, Kamboja, Vietnam, Taiwan, Thailand, Filipina, dan Myanmar. “Ada yang diputar sampai seminggu. Kami yang mengurus penyebaran Asia Tenggara dan sisanya ditangani Lionsgate,” ujarnya.
Manoj juga sudah bertemu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk meminta dukungannya, awal Maret 2024. Ia pun dikenalkan dengan pimpinan sejumlah konsulat jenderal. “Enggak perlu dana, tapi kesadaran supaya diaspora di Amerika tahu. Kami coba sosialisasi,” katanya.
Executive Vice President Global Distribution Lionsgate Motion Picture Group, Geobert Abboud, mengatakan, kerja sama tersebut diawali perbincangan dengan Manoj, tahun 2023. “Film-film MD Pictures sangat bagus. Bukti bahwa karya sineas Indonesia berdampak pada dunia,” ucapnya.
Ia sangat terkesan dengan film KKN di Desa Penariyang mendahului Dancing Village: The Curse Begins dan mencetak rekor jumlah penonton di Indonesia. “Kami melihat kesempatan untuk membawa film terbarunya ke Amerika. Filmnya punya makna dan berpotensi menarik penonton global,” tuturnya.
Abboud mempertimbangkan mitra-mitra bertalenta dan pembuat film dengan karya-karya yang mampu mengusung perspektif baru mengenai penceritaan. “Bisa menimbulkan pengaruh kultural dan referensi yang dalam juga. Kami baru pertama kali bekerja dengan produsen film Indonesia,” ucapnya.
Menurut Vice President Global Distribution Lionsgate Motion Picture, Adam Sorensen, pihaknya sangat senang untuk mendistribusikan Dancing Village: The Curse Begins. “Tak hanya menampilkan kepiawaian memadukan ketegangan dan horor, filmnya juga mengangkat fenomena yang unik di Indonesia,” ujarnya.
Plot yang dibangun film tersebut dipandang mampu mencuatkan mimpi buruk. Film-film horor sudah lama populer di Amerika, bahkan penontonnya semakin banyak seusai pandemi. “Kami pun punya peluang. Tak hanya meraih penonton di Indonesia, tetapi juga Amerika,” tuturnya.
Sutradara film itu, Kimo Stamboel, sangat senang karyanya akan didistribusikan di Amerika. Ia mengaku bangga sekaligus tegang. “Saya ingin tahu reaksi masyarakatnya terhadap budaya Indonesia. Pengalamannya tentu beda dengan nonton film OTT (platform tontonan berbayar),” katanya.