Penobatan film terbaik ”Oppenheimer”, sekaligus sebagai cara yang baik untuk pembelajaran perdamaian dunia.
Oleh
IGNATIUS NAWA TUNGGAL
·3 menit baca
Film terbaik di ajang Academy Awards 2024, Oppenheimer, memberikan kesempatan belajar tentang perdamaian di dunia. Setidaknya, inilah komentar yang muncul dari beberapa warga kota Hiroshima di Jepang yang dihimpun kantor berita Reuters, setelah film Oppenheimer dinobatkan sebagai Film Terbaik Academy Awards 2024, Minggu (10/3/2024), waktu Amerika Serikat.
Tujuh puluh delapan tahun silam, Hiroshima dan Nagasaki, pernah dihancurkan dengan bom nuklir hasil riset Laboratorium Los Alamos, Amerika Serikat. Laboratorium persenjataan nuklir tersebut dipimpin Julius Robert Oppenheimer (1904-1967), seorang ahli fisika teori yang menjadi inspirasi film Oppenheimer.
”Saya pikir penting untuk memiliki dunia yang damai, di mana orang-orang tidak lagi saling bermusuhan. Jadi, saya berharap, film ini akan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk belajar tentang perdamaian,” ujar Miyuki Hirano (44), seorang perawat di Hiroshima.
Oppenheimer dikenal sebagai periset senjata nuklir pertama yang digunakan untuk meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Kejadian ini sekaligus menghentikan Perang Dunia II. Atas peristiwa itu, Oppenheimer pernah menyatakan, tangannya berlumuran darah.
Ada rasa sesal. Ia juga ingin agar penggunaan senjata nuklir dilarang. Hal ini sempat diutarakan Oppenheimer saat mendapat kesempatan bertemu Presiden Amerika Serikat Harry S Truman, Oktober 1945. Kala itu, Oppenheimer justru dikecam oleh sang presiden.
Apabila ditengok lebih jauh, Oppenheimer memberikan pembelajaran berharga tentang risiko kehancuran dunia atas perang nuklir. Saat ini Oppenheimer memiliki relevansi yang tinggi, misalnya, ketika masih terjadi perang Rusia terhadap Ukraina. Perang ini berpotensi meluas menjadi perang nuklir jika sampai melibatkan negara-negara kuat yang mengembangkan persenjataan nuklir.
”Saya ragu terhadap negara-negara yang memiliki senjata nuklir akan bersedia melepaskan senjatanya itu. Namun, saya berharap filmOppenheimer dapat mendidik dan memotivasi mereka untuk mendesak adanya perubahan,” ujar Yoshito Ihara, warga Hiroshima lainnya.
Sejak dirilis pada Juli 2023, seperti dilaporkan Reuters,Oppenheimer telah meraup pendapatan kotor sebesar 954 juta dollar AS. Namun, saat ini film tersebut belum diputar di Jepang.
”Saya berharap lebih banyak orang di seluruh dunia yang telah menonton film tersebut ingin mengunjungi Hiroshima dan datang ke Taman Peringatan Perdamaian dan Kubah Bom Atom,” ujar Yasuhiro Akiyama (43), guru di Hiroshima.
Oppenheimer dijadwalkan mulai diputar di Jepang pada 29 Maret 2024, sekitar delapan bulan setelah dirilis. Bagi warga Jepang, Oppenheimer menciptakan tragedi mengerikan atas ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang merenggut lebih dari 200.000 nyawa manusia.
Ada kritik yang dilontarkan terhadap isi film tersebut, antara lain adanya anggapan menutupi jumlah korban jiwa dalam pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Selain itu, di Jepang banyak orang mengaitkan Oppenheimer dengan Barbie yang rilis hampir bersamaan hingga melahirkan kampanye online ”Barbenheimer”.
Tantangan
Penobatan Oppenheimer sebagai film terbaik di ajang Academy Awards 2024, sekaligus sebagai film yang baik untuk pembelajaran tentang perdamaian di dunia, mendapat tantangan nyata. Setidaknya, selama pengumuman penghargaannya di Teater Dolby, Los Angeles, Amerika Serikat, ada protes di luar gedung, menyerukan perlunya gencatan senjata di Gaza atas perang Palestina dan Israel.
Jurnalis Associated Press (AP), Mstyslav Chernov, menerima Piala Oscar 2024 untuk film dokumenter terbaik berjudul 20 Days in Mariupol. Ini merupakan Oscar pertama dalam sejarah di negaranya, Ukraina.
”Saya merasa terhormat. Akan tetapi, mungkin saya akan menjadi sutradara pertama di panggung ini yang akan mengatakan, saya berharap saya tidak pernah membuat film ini,” ujar Chernov.
Chernov mengutarakan, ia ingin menukar penghargaan itu dengan situasi di mana tidak pernah ada serangan Rusia terhadap Ukraina. Di film dokumenter tersebut, Chernov mengisahkan masa-masa awal invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.
Pada kesempatan penganugerahan itu, Chernov meminta Rusia untuk menghentikan agresi di Ukraina. ”Kami dapat memastikan bahwa catatan sejarah diluruskan dan kebenaran akan menang dan bahwa masyarakat Mariupol, dan mereka yang telah memberikan nyawanya, tidak akan pernah dilupakan,” ungkapnya.
Bagi Chernov, sinema membentuk kenangan. Kenangan terutama yang terlahir dari film dokumenternya itu akhirnya membentuk sejarah.
Di sinilah, kita dihadapkan pada sinema yang bukan semata menjadi hiburan. Sinema menjadi bermuatan keinginan untuk mewujudkan perdamaian dunia secara nyata.