Seni Media Baru Bagus Pandega
Bagus Pandega ingin memusatkan setiap teknologi pada kelangsungan hidup tanaman.
Pada lapis tengah dua karya seni instalasi berbentuk lingkaran berdiameter sekitar lima meter, masing-masing terdapat tanaman hidup sansevieria dan teh. Di sekelilingnya berseliweran selang, kabel, beserta perangkat elektronik, menjadi karya seni media baru Bagus Pandega (39).
Karya seni instalasi dengan tanaman sansevieria ditujukan untuk memproduksi oksigen murni. Bagus menggunakan metode dan perangkat teknologi untuk menyedot udara dan memampatkannya ke dalam sebuah tabung kompresor. Komposisi udara itu diurai untuk dipetik kandungan oksigen murninya.
Kemudian, karya seni instalasi dengan tanaman teh di tengahnya, melengkapi aspek artistik untuk instalasi bebunyian berbasis taishogoto. Taishogoto adalah instrumen musik asal Jepang yang menggunakan dawai.
Di era Kekaisaran Taisho di Jepang periode 1912–1926, pernah diutus seorang ahli musik Jepang untuk mempelajari musik Barat berbasis piano. Kemudian terciptalah taishogoto sebagai bebunyian berbasis dawai, tapi cara memainkannya dengan menekan tuts seperti pada mesin ketik.
Bagus berusaha mengaitkan Taishogoto dengan instrumen musik berbasis dawai lainnya dari Tanah Air seperti sitar, mandaliong dari Sulawesi, kecapi sijobang dari Sumatra, dan penting dari Lombok dan Bali. Tanaman teh secara simbolik untuk melihat kemungkinan terjadinya perdagangan pada masa itu yang bisa menghubungkan pertalian di bidang seni musik berbasis dawai.
Baca juga : Seni Berakar Kuat, Menembus Sekat
Dua karya tersebut masih dilengkapi lima karya lainnya untuk dipamerkan di Galeri ROH Project, Jakarta. Karya-karya itu dipaparkan untuk pers, Sabtu (9/3/2024). Pameran ini diberi tajuk Lingkaran, dibuka untuk publik mulai 13 Maret hingga 28 April 2024.
Pada Jumat (8/3) menjelang sore, masih terlihat kesibukan Bagus Pandega menyelesaikan instalasi karya berjudul, Hyperpnea Green. Ini adalah instalasi teknologi produksi oksigen murni.
“Ini alat kompresor udaranya. Dari situ dikonsentrasikan pengumpulan oksigen murni yang ditampung ke tabung lainnya,” ucap Bagus. Ia adalah lulusan S-1 Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) jurusan seni rupa patung di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2008. Jenjang S-2 juga diselesaikan di ITB.
Tabung oksigen murni diletakkan di dekat Sansevieria. Sansevieria dipilih sebagai tumbuhan yang bisa meminimalkan kandungan karbondioksida dan memaksimalkan oksigen di dalam suatu ruangan. Oksigen murni kemudian salurkan dengan selang ke tabung-tabung berisi air dan di dalamnya diberi potongan bebatuan mineral.
“Ini seperti ketika pasien menggunakan tabung oksigen murni yang harus dilewatkan ke air untuk mendapatkan kelembaban yang sesuai dengan tubuh kita,” kata Bagus.
Ada 36 botol air diisi batuan mineral. Bagus mengilustrasikan adanya polutan dari bebatuan mineral tersebut. Ketika diberi oksigen murni, diibaratkan seperti halnya paru-paru kita. Gas buang akan kembali diolah dan dikonsentrasikan menjadi oksigen murni. Ini mencontoh metode alami yang sirkular atau lingkaran. Tidak ada awal, tidak ada akhir, akan terus berkesinambungan. Di sinilah letak pesan moral karya Bagus tersebut.
“Karya ini terinspirasi dari masa pandemi Covid 19, di saat peristiwa tabung oksigen menjadi langka,” ujar Bagus, pria kelahiran Jakarta ini.
Di ruang pajang tersebut, Bagus juga melengkapi panel indikasi kandungan oksigen. Para pengunjung diajak untuk berinteraksi dan mengetahui kandungan oksigen selama berada di dekat karya tersebut.
Diaspora Mitologi
Karya yang berbasis bebunyian senar atau dawai taishogoto diberi judul Diasphoric Mythology (Diaspora Mitologi). Karya ini pernah ditampilkan pada 2021 untuk pertama kalinya di Triennial Seni Kontemporer Asia Pasifik ke-10 di Brisbane, Australia.
“Pada mulanya, saya meriset taishogoto. Kemudian melihat apa kaitannya dengan instrumen musik berbasis dawai lainnya dari berbagai wilayah di Nusantara,” kata Bagus.
Pandega terpesona dengan taishogoto yang dimainkan dengan cara menekan tuts seperti pada mesin ketik. Di situ ada notasi seperti pada piano.
Terlebih, ketika Bagus menjumpai instrumen musik yang mirip juga ada di berbagai daerah di Indonesia. Mungkin saja, di masa monopoli perdagangan Hindia Belanda atau di masa VOC terjadi penyebaran alat musik berdawai tersebut.
Pada mulanya, saya meriset taishogoto. Kemudian melihat apa kaitannya dengan instrumen musik berbasis dawai lainnya dari berbagai wilayah di Nusantara.
Kritikus seni Harry Burke, asal Amerika Serikat, yang menulis catatan kuratorial untuk pameran tunggal Bagus Pandega ini memberi catatan atas kemungkinan lain. Kemungkinan itu terjadi di saat pendudukan Jepang atas Indonesia pada 1942-1945.
Di dalam karya seni instalasi Diaspora Mitologi ini Bagus menghadirkan kumpulan tanaman teh. Selain teh sebagai simbol komoditas perdagangan di masa lalu, jenis tanaman ini menyediakan biofeedback atau sinyal listrik yang menghasilkan skor improvisasi. “Di dalam Diaspora Mitologi, kreativitas dipicu adanya sebuah pertukaran. Pertukaran itu terjadi secara diundang atau tidak diundang. Atau, bahkan dipaksakan,” ujar Harry.
Bagus menyoroti pula perkembangan politik ekonomi di Tanah Air, terutama cita-cita yang digemakan Presiden Joko Widodo di bidang energi terbarukan dan sistem trasnportasi di masa mendatang. Di antaranya dengan menyoroti persoalan hilirisasi tambang nikel maupun eksploitasi tambang nikel yang kemungkinan besar merusak hutan.
Baca juga : Seni Menjamah Sejarah
Bagus menampilkan karya video seni yang diberi judul, Nio (2024). Pembuatannya dengan proses perekaman penyepuhan nikel atau vernikel pada sebuah patung orangutan yang terbuat dari kuningan. Selama proses penyepuhan, dari tubuh patung keluar gelembung-gelembung udara yang bergerak ke atas.
Keluarnya gelembung udara dari tubuh patung tadi disertai melekatnya partikel nikel. Lama kelamaan nikel melapisi tubuh patung tersebut. Rekaman proses ini di balik dan menjadi karya video seni Nio tersebut.
Ketika hasil rekaman selama proses penyepuhan dibalik, aliran gelembung udara yang semestinya bergerak ke atas itu menjadi sebaliknya, ke bawah. Patung orangutam tersebut seperti diitimpa buliran-buliran udara atau seperti air. Di situlah Bagus membangun nilai estetika.
“Karya ini ingin menceritakan sebuah ironi tambang yang selama ini justru merusak lingkungan. Orangutan, meskipun di Kalimantan dan tambang nikel ada di Sulawesi, menggambarkan keresahan atas kerusakan lingkungan akibat kegiatan tambang,” ujar Bagus.
Baca juga : Seni Berhasrat Merayakan NFT
Bagi Harry Burke, nikel memiliki peran penting dalam perekonomian, di antaranya ditunjukkan kemampuannya untuk pelapisan logam menjadi tahan korosi. Nikel juga menjadi komponen penting untuk sistem baterai listrik isi ulang dan keberadaannya di Indonesia memiliki cadangan yang tergolong cukup tinggi di dunia.
"Mengenai kendaraan listrik itu Presiden Joko Widodo sudah memfasilitasi dengan kesepakatan dengan perusahaan seperti Tesla, Hyundai, Solusi Energi LG, dan Foxconn,” ucap Harry. Ia mengingatkan, akan selalu ada kerusakan lingkungan dari upaya produksi kendaraan listrik ramah lingkungan tersebut.
Sekalipun untuk menghasilkan teknologi kendaraan yang tramah lingkungan, Nio berbicara tentang ironi yang mendalam terhadap lingkungan hidup yang dirusak. Kegiatan penambangan berkontribusi sangat besar.
Melalui pendekatan ini, Harry melihat Bagus ingin membuka teknologi kerapuhan dunia. Karya seni instalasi yang berbentuk lingkaran sekaligus ingin menunjukkan pola pengerjaan yang tidak ada permulaan dan tidak ada akhir.
Pemilik dan pengelola Galeri ROH Project, Jun Tirtadji, mengatakan, pameran tunggal Bagus Pandega kali ini sekaligus untuk melihat perkembangan jejaknya. Sebelumnya, pada 2016 ROH Project juga pernah menggelar pameran tunggal Bagus Pandega ini. “Untuk pameran tunggal Bagus Pandega yang kedua ini sudah jauh meningkat,” ujar Jun.
Ada pesan yang sangat sederhana dari karya seni instalasinya yang berbentuk lingkaran. Selain sebagai simbol keberlangsungan yang tidak ada awal dan tidak akhir, Bagus Pandega ingin memusatkan setiap teknologi yang berpusat pada kelangsungan hidup tanaman. Dengan demikian, teknologi juga menjaga kelangsungan hidup manusia.