Taylor Swift dari Era ke Era
Di setiap album Taylor Swift, ia menunjukkan evolusi dari diri dan musiknya. Seakan ada yang lain di setiap eranya.
JAKARTA, KOMPAS — Taylor Swift selalu dicintai di setiap era. Pesonanya seperti tak lekang oleh waktu. Daya pikatnya semakin menguat dalam tur dunianya kali ini, The Eras Tour. Dalam waktu dekat, konser The Eras Tour akan digelar di National Stadium, Singapura.
Konsernya di Singapura akan berlangsung selama enam hari, pada 2-4 Maret dan 7-9 Maret 2024. Tidak sedikit Swifties, julukan bagi penggemar Taylor Swift, dari Indonesia yang sudah mempersiapkan diri untuk datang ke konser tersebut. Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi tujuan konser Swift.
Kekaguman terhadap Taylor Swift bukan baru muncul saat pergelaran The Eras Tour ini. Dari era ke era, daya tariknya sudah memikat para penggemar. Itu juga mengapa TayTay, begitu sapaannya, memiliki penggemar dari berbagai usia.
Taylor Swift selalu bisa memberikan sentuhan musik yang berbeda di setiap eranya. Hal itu lengkap pula dengan kekhasan yang ditampilkan olehnya.
Jika ingat, Taylor pertama kali tampil dengan musik country lengkap dengan rambut keriting dan sepatu botnya. Taylor juga pernah dikenal identik dengan rambut panjangnya yang dikepang.
Baca juga: Sihir Taylor Swift, Gelang Persahabatan dan Kesehatan Mental Swifties
Ketika mulai masuk dalam genre musik pop, Taylor pun mengubah penampilannya dengan rambut bob lurus. Ciri Taylor pun terus memikat hingga saat ini dengan rambut panjangnya yang lurus dan tergerai.
Selain penampilan, kunci popularitas Taylor juga terletak dari lagu-lagu yang diciptakannya. Banyak lagunya terasa begitu dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Itu entah ketika sedang jatuh cinta, putus cinta, bahkan ketika ingin membalas dendam atau bentuk emosi lainnya. Lagu-lagu Taylor seakan berbicara langsung kepada pendengarnya.
Kunci popularitas Taylor juga terletak dari lagu-lagu yang diciptakannya. Banyak lagunya terasa begitu dekat dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Sepanjang kariernya, Taylor setidaknya telah merilis 10 album yang masing-masing menunjukkan evolusi dari diri dan musiknya. Setiap album pun disuguhkan seperti catatan harian dari Taylor sendiri.
Era debut
Album pertama dirilis pada 2006 dengan judul Taylor Swift. Ketika album itu dirilis, Swift masih berusia 16 tahun. Dikutip dari artikel Marie Claire pada 23 Januari 2024, album pertama ini merupakan album dengan genre lagu country.
Di album ini menjadi era usia remaja. Lagu-lagu yang diciptakan berkisar soal cinta pertama, persahabatan, dan ketakutan. Lagu berjudul ”Tim McGraw” menjadi lagu yang paling sukses dari album tersebut.
Lagu itu bercerita tentang seorang anak laki-laki yang disukai, tetapi laki-laki tersebut tidak menyadari perasaan tersebut. Lagu tersebut berhasil menetap selama delapan bulan di tangga lagu Single Country Billboard. Lagu favorit lain yang juga terkenal yakni ”Teardrops on My Guitar”, ”Our Song”, dan ”Should’ve Said No”.
Pada album ini menunjukkan era Swift dengan rambutnya yang ikal dan pirang, dandanan smokey eyes, sepatu bot koboi, dan pakaian musim panas. Swift ketika itu juga hampir selalu terlihat dengan gitarnya saat tampil.
Album debut ini menjadi pintu gerbang bagi Swift untuk bisa menjadi Swift yang dikenal seperti sekarang. Lewat album itu pula Swift berhasil mendapatkan gelar sebagai Artis Pendatang Baru Terbaik di ajang Penghargaan Musik Country pada 2007.
Era ”Fearless”
Era berikutnya dengan album Fearless pertama kali dirilis pada 11 November 2008. Album ini dilanjutkan dengan Fearless (Taylor’s Version) pada 2021. Di album ini menjadi peralihan Swift dari lagu-lagu bergenre country ke genre pop.
Baca juga: Hidup, Karier, Impian, dan Realitas Taylor Swift
Baca juga: Taylor Swift Tak Terhentikan
Kisah yang diangkat di album ini tidak jauh dari kehidupan Swift di usianya. Saat itu, usia Swift sekitar 18 tahun. Pada lagu ”Fifteen”, misalnya, itu menceritakan mengenai seorang teman yang mengalami patah hati untuk pertama kali.
Ada juga lagu berjudul ”Fearless” yang mengeksplorasi kisah mengenai kencan yang sempurna. Lagu lain yang juga terkenal, yakni ”You Belong with Me”. Lagu itu mengisahkan tentang seorang teman yang disukai yang jatuh cinta kepada orang lain.
Salah satu lagu dari album ini yang menarik yakni ”Change”. Lagu ini menjadi lagu atas ucapan terima kasih Swift kepada manajernya, Scott Borchetta, yang juga CEO dari Big Machine Records karena telah memberikan kesempatan bagi Swift muda.
Namun, baru-baru ini diketahui bahwa manajer tersebut mengkhianati Swift dan menjual master dari beberapa album Swift. Hal itu pula yang menyebabkan Swift akhirnya melakukan rekaman ulang dari beberapa album tersebut dengan Taylor’s Version.
Selain itu, lagu lain yang juga cukup menarik perhatian yaitu lagu ”Forever and Always”. Lagu itu merupakan lagu pertama yang mengisahkan pacar selebritas Taylor Swift. Lagu itu secara khusus menceritakan tentang Joe Jonas. Marie Claire memastikan kisah itu ketika Swift mengonfirmasinya dalam acara The Ellen Show.
Pada era Fearless, penampilan Swift pun cukup berbeda. Swift lebih sering menggunakan gaun warna emas yang berkilauan ataupun gaun pesta bergaya Romeo and Juliet.
Dalam penampilannya, Swift juga suka menghiasi gitarnya dengan berlian imitasi. Pada era ini, Swift masih tetap dengan ciri khas rambutnya yang ikal, tetapi ditambah dengan warna lipstik yang merah.
Baca juga: Siap-siap Ketemu TayTay
Berbagai penghargaan didapatkan Swift lewat album keduanya ini. Itu seperti penghargaan Video Music Award untuk Video Perempuan Terbaik atas lagu ”You Belong with Me”. Album ini juga sukses menduduki peringkat pertama di Chart Billboard 200. Pada 2010, album ini juga memenangi Album of the Year di Grammy.
Era ”Speak Now”
Album Speak Now dirilis pada 25 Oktober 2010. Album ini dapat disebut sebagai album yang merekam banyak pacar selebritas dari Swift, seperti John Mayer dan Taylor Lautner. Album ini sempat berada di peringkat pertama Billboard 200 selama enam minggu berturut-turut.
Di album ini juga disebut sebagai album yang lagu-lagunya ditulis sepenuhnya oleh Swift sendiri. Lagu ”Back to December” menjadi lagu yang dikenal sebagai lagu atas penyesalan Taylor Swift ketika mengakhiri kisah cinta dengan Taylor Lautner.
Pada era Speak Now, penampilan Taylor terlihat lebih glamor. Rambutnya tetap ikal, tetapi riasannya terkesan lebih bold. Di era ini, warna ungu menjadi lebih identik dengan Taylor.
Era ”Red”
Era berikutnya ketika album Red dirilis pada 22 Oktober 2012, Swift berusia 22 tahun. Semua lagu di album ini berfokus pada genre pop. Saat itu sempat menimbulkan kontroversi pada penggemarnya yang telanjur jatuh cinta dengan Taylor versi country.
Di album ini, kisah cintanya dengan pacar selebritasnya juga muncul. Itu seperti lagu ”Begin Again” yang terinspirasi dari kisah Swift dengan Conor Kennedy. Lewat album ini, Swift menjadi penyanyi pertama di dunia yang tiga albumnya menduduki peringkat pertama di Billboard selama enam minggu.
Sesuai dengan judul albumnya, Swift di era Red lebih banyak menggunakan warna merah. Di era ini, rambut panjang Taylor berubah menjadi lurus dengan tambahan poni. Taylor ditampilkan lebih dewasa di era ini.
Era ”1989”
Album kelima Taylor Swift berjudul 1989 dirilis pada 27 Oktober 2014. Album ini juga menghabiskan 11 minggu di puncak tangga lagu Billboard 200. Album ini pun memenangi Album of the Year di Grammy sekaligus menjadikan Taylor sebagai artis solo perempuan pertama dengan dua kali penghargaan.
Pada album ini dipenuhi dengan lagu-lagu pop yang membawa Taylor Swift pada ketenaran yang baru. Lagu-lagu pada album ini, antara lain, ”Bad Blood”, ”Shake If Off”, dan ”I Know Places”.
Penampilan Swift di era ini cukup berbeda. Ia tampil dengan rambut pirang yang pendek. Warna-warna yang digunakan juga lebih menyenangkan.
Ketika era ini sempat terjadi persoalan yang terjadi pada Swift. Pada 2016-2017, Swift seakan menghilang sebelum akhirnya album berikutnya muncul.
Era ”Reputation”
Album Reputation rilis pada 10 November 2017. Di album ini sekaligus menandai kembalinya Taylor Swift ke publik. Album ini seakan-akan menunjukkan jati diri Taylor setelah ia ”berganti kulit”.
Album ini bahkan dikenal sebagai album balas dendam dan pemulihan bagi dirinya.
Baca juga: Singapura Menyiapkan ”Dunia Taylor Swift”
Seperti album-album sebelumnya, lagu Taylor tidak jauh dari kisah percintaannya. Di album ini beberapa lagu menceritakan mengenai kisah cintanya dengan Calvin Haris dan Tom Hiddleston.
Di era ini, penampilan Taylor terkesan lebih gelap. Dalam tur album ini, Taylor lebih banyak menggunakan baju gelap dengan dandanan yang bold pula jika dibandingkan dengan tur album sebelumnya.
Di album ini menjadi album terakhir yang direkam di bawah Big Machine Records. Seluruh album pertama hingga album Reputation ini dijual oleh manajernya kepada produser Scooter Braun. Itu sebabnya, Taylor akhirnya melakukan rekaman ulang dengan ”Taylor Version”.
Era ”Lover”
Selamat datang di era Lover. Album Lover dirilis pada 23 Agustus 2018 saat Taylor berusia 28 tahun. Album ini menjadi album terlaris di dunia. Album ini dibuka dengan lagu ”I Forgot That You Existed” yang menceritakan kisah Swift dengan Calvin Harris.
Ada juga beberapa lagu yang disebut dalam Marie Claire sebagai lagu tentang hubungannya dengan Joe Alwyn. Itu terungkap dari lagu ”Cruel Summer”, ”I Think He Knows”, dan ”Cornelia Street”. Ada pula beberapa lagu yang disampaikan mengacu pada pemerintahan Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.
Berbeda dengan album sebelumnya, Swift di era ini ditampilkan dengan warna merah jambu, biru, kuning, juga warna pastel lainnya. Di era ini juga menandakan era kegelapan di era Reputation telah berakhir.
Era ”Folklore”
Seperti kejutan, album Folklore dirilis pada 24 Juli 2020 di tengah pandemi Covid-19. Kejutan itu terutama dari genre yang diangkat pada album ini yang beralih dari pop ke indie, folk, dan elektro-akustik.
Album ini menggambarkan kondisi dunia saat itu yang cenderung melankolis, kesendirian, dan nostalgia. Gaya yang diangkat Taylor pada era ini juga selaras dengan genre folk yang natural dan otentik.
Lagu-lagu yang disajikan dalam album ini, antara lain, ”Cardigan”, ”August”, ”Betty”, dan ”Exile” (ft. Bon Iver). Pada album ini banyak kisah yang diceritakan bukan dari pengalaman di hidup Swift.
Era ”Evermore”
Era berikutnya di album Evermore dirilis pada 11 Desember 2020. Dua hari sebelum hari ulang tahun ke-31 Swift. Album ini dipenuhi dengan lagu-lagu dengan nada musik yang serupa dengan album Folklore.
Lagu-lagu di album ini, antara lain, ”Willow”, ”No Body, No Crime”, ”You’re on Your Own, Kid”, dan ”Champagne Problems”.
Untuk penampilan, Swift tampil dengan poninya yang keriting dan rambut yang dikepang di belakang. Warna yang digunakan juga lebih hangat seperti cokelat.
Era ”Midnights”
Album kesepuluh Taylor, Midnights, dirilis pada 21 Oktober 2022. Album ini menjadi album terlaris pada 2022. Lagu-lagu pada album ini mengangkat genre pop dengan sedikit nuansa alternatif.
Album ini membawa pendengarnya pada lagu-lagu yang cukup ikonik, seperti ”Anti-Hero”, ”Midnight Rain”, ”Lavender Haze”, dan ”Karma”.
Di album ini, Swift kembali pada palet warna yang lebih gelap dengan warna biru gelap dan ungu gelap yang ditambah dengan kilau dan permata. Rambut yang diperlihatkan panjang tergerai dan lurus ditambah dengan bibir berwarna merah.
Baca juga: Mengintip Lemari Konser Taylor Swift
Swifties yang mengikuti perjalanan karier Taylor Swift akan mengikuti pula perubahan dan perkembangan Swift dari era ke era. Jadi, apakah ada era tertentu yang menjadi favorit Anda atau justru ada era yang dirindukan?