Kecurigaan penjual adalah penipu yang hanya mengincar DP lalu kabur terjawab setelah yang bersangkutan menolak bertemu.
Oleh
DWI AS SETIANINGSIH
·5 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Menjelang konser Taylor Swift yang akan berlangsung selama satu pekan di Singapura, bursa jual beli tiket tidak resmi turut memanas. Pasalnya, tiket resmi The Eras Tour Taylor Swift yang digelar pada 2-4 Maret dan 7-9 Maret 2024 di National Stadium yang dijual melalui Ticket Master sudah ludes terjual jauh-jauh hari.
Di akun media sosial, seperti Instagram dan X, perdagangan tiket masih terus terjadi. Sebagian berminat menjual tiket, sebagian lainnya berminat membeli. Kode WTB alias want to buy berlaku untuk membeli, sementara kode WTS alias want to sell berlaku untuk menjual. Kode ini sudah dikenal umum di bursa jual beli, termasuk jual beli tiket.
Harga yang ditawarkan, sebagian ada yang tergolong masuk akal, tetapi umumnya harga sudah melambung tinggi, biasa dicibir dengan sebutan harga enggak ngotak (tidak pakai otak). Namun, orang tetap berebut menawar. Secara resmi, tiket konser Taylor Swift dijual mulai harga Rp 1,2 juta (standar CAT 6) hingga Rp 13,7 juta (VIP).
Ada pula yang menawarkan paket tiket konser lengkap dengan hotel dan penerbangan. Sebagai contoh satu lembar tiket VIP 1 ditambah tiket pergi pulang dengan pesawat Air Asia dan menginap 1 malam di hostel dibanderol seharga Rp 21,5 juta.
Meski harganya terbilang ”wow”, di tengah minat pasar yang melambung tinggi, paket tiket mahal pun disambar dengan cepat. Terlebih penjualnya dikenal tepercaya, seperti akun kreator konten yang memang biasa menawarkan paket perjalanan. Hanya dalam hitungan menit, tiket pun terjual menyisakan calon pembeli yang kurang gercep (gerak cepat) atau kurang cukup modal untuk merogoh kocek sedalam itu.
Di aplikasi Carousell, bursa tiket konser Taylor Swift tak kalah marak. Bila tidak teliti dan hati-hati, pencari tiket rentan tertipu. Salah satunya seperti yang terjadi pada Selasa (27/2/2024). Salah satu akun di Carousell menawarkan 2 tiket untuk konser tanggal 2 Maret dengan kursi berdampingan. Harganya Rp 8 juta. Di situ tertera nomor Whatsapp untuk berkomunikasi lebih lanjut.
Akun yang berbeda, menawarkan 2 tiket kategori CAT 2 untuk tiket tanggal 4 dan 8 Maret. Harganya Rp 4.750.000 per lembar. Pemilik akun mengaku menjual tiketnya karena ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan.
Penjual memainkan emosi seolah-olah tiket tersebut diperebutkan oleh calon pembeli lain dan bila tidak segera transfer akan diberikan kepada pembeli lain.
Akun pertama mensyaratkan pembayaran uang pangkal (DP) 30 persen sebelum transaksi diselesaikan. Awalnya penjual cukup meyakinkan. Dia bisa menunjukkan tiket yang akan ditawarkan lengkap dengan KTP miliknya. Penjual juga bisa menunjukkan akun Ticket Master yang dimilikinya dengan jejak transaksi pembelian tiket konser Taylor Swift.
Akan tetapi, saat tiket dicermati, muncul keraguan karena barcode yang terlihat bertumpuk-tumpuk. Sangat berbeda ketika dibandingkan dengan tiket konser, sebutlah Coldplay, yang juga dikeluarkan oleh Ticket Master untuk konser mereka di Singapura, Januari 2024. Tiket Coldplay tercetak dengan baik dengan tinta yang jelas dan tegas, tidak bertumpuk-tumpuk.
Keraguan kedua muncul karena penjual terus memaksa agar DP segera ditransfer. Penjual memainkan emosi seolah-olah tiket tersebut diperebutkan oleh calon pembeli lain dan bila tidak segera transfer akan diberikan kepada pembeli lain.
Namun, kecurigaan bahwa penjual adalah penipu yang hanya mengincar DP lalu kabur seolah terjawab setelah yang bersangkutan menolak mentah-mentah saat diajak untuk bertemu dan bertransaksi langsung. Penjual bahkan menunjukkan amarah karena calon pembeli sudah menghabiskan waktunya serta menuduh calon pembeli adalah penipu belaka.
Gagal bertransaksi dengan akun pertama, pindah ke akun kedua yang meminta DP sebesar 50 persen. Setelah DP ditransfer, baru tiket akan diserahkan sambil bertemu langsung. Ketika diajak untuk bertransaksi langsung, penjual menolak dan mengatakan posisinya berada di Singapura.
Tapi hati-hati, jangan sampai tertipu calo. Karena Mbak Taytay pun sesungguhnya lebih senang penggemarnya membeli tiket resmi.
Situasi-situasi tersebut sangat berbeda dengan situasi saat transaksi tiket Coldplay di bursa tak resmi tahun 2017. Meski awalnya penjual dan pembeli hanya berkomunikasi melalui Instagram, penjual tidak menolak ketika diajak bertemu langsung dan tidak terburu-buru meminta pembayaran karena mengetahui pembeli berniat serius membeli tiketnya. Transaksi diselesaikan sembari ngobrol dan minum kopi di kedai kopi di kawasan Jakarta Selatan.
Tak hanya bursa tiket yang ramai, harga tiket pesawat dan penginapan di Singapura pun terkatrol naik. Pada Selasa, tiket sekali jalan dari Jakarta ke Singapura sudah menyentuh angka Rp 3 juta. Di hari biasa, harga tiket penerbangan ke Singapura dengan pesawat LCC tidak sampai menyentuh Rp 1 juta. Harga penginapan pun sama, rata-rata sudah menyentuh harga Rp 4 juta per malam. Tanpa modal cukup, agak mustahil bisa ambil bagian di konser Taytay yang di kawasan Asia Tenggara hanya digelar di Singapura.
Ladang cuan
Menyambut ’pekan Taylor Swift’ yang akan berlangsung selama 6 hari mulai 2, 3, 4, 7, 8, dan 9 Maret di Singapura, dipastikan selama enam hari bahkan lebih Singapura akan dipenuhi oleh para Swifties dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Apabila kapasitas National Stadium tempat Taytay berkonser adalah 55.000 orang, maka dalam enam hari setidaknya akan ada 330.000 orang datang ke Singapura.
Jumlahnya bisa bertambah bila ada keluarga dan kerabat turut serta meski hanya mengantar ke Singapura tanpa menyaksikan konsernya. Kedatangan mereka dipastikan akan turut menggairahkan perekonomian Singapura.
Konser Taytay di wilayah Asia Tenggara yang hanya digelar di Singapura tersebut dipastikan akan membuat Singapura menangguk cuan dan keuntungan luar biasa. Beredar kabar, Pemerintah Singapura sengaja ”mengunci” Taytay dengan bayaran spektakuler agar hanya tampil di Singapura saja. Dengan begitu, semua uang akan masuk ke kantong mereka. Termasuk uang-uang dari swifties asal Indonesia yang tak kalah ”die hard” dengan swifties dari negara lain.
Tapi hati-hati, jangan sampai tertipu calo. Karena, Mbak Taytay pun sesungguhnya lebih senang penggemarnya membeli tiket resmi.
Di Tanah Air, pada saat konser perdana Taytay di gelar di Singapura pada 2 Maret, penonton Tanah Air harus cukup puas dengan kedatangan Ed Sheeran yang akan berkonser di Jakarta International Stadium, Jakarta. Pada pekan yang sama, ada juga Joyland Festival Bali yang digelar di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali, pada 1-3 Maret dengan musisi jagoan James Blake dan Kings of Convenience, serta deretan musisi baik internasional dan Tanah Air.