Pameran otomotif IIMS 2023 menghadirkan wahana baru, yaitu Infinite Live, yang mementaskan musik dalam panggung khusus. Mulai dari JKT 48, Isyana Sarasvati, Dewa 19, sampai God Bless bergantian menghibur ”petrolhead”.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·6 menit baca
Ada yang berbeda pada perhelatan pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) pada 2023. Selama 11 hari penyelenggaraan, pameran tahunan ini menyediakan panggung musik dalam wahana bernama IIMS Infinite Live. Setelah berkeliling melihat mobil dan sepeda motor terbaru, menyenangkan rasanya mengaso sembari melihat pertunjukan musik langsung.
The Adams, band asal Jakarta, naik panggung tepat pukul 17.00 pada Jumat (17/2/2023). Mereka memulai dengan lagu andalan ”Masa-masa” dari album terakhir Agterplaas. Penontonnya tak terlalu banyak, tetapi berniat mau menonton Ario dan kawan-kawan ini. Lagu pertama ini dihiasi tepuk tangan di atas kepala, sesuai aba-aba The Adams.
Suara pelantang yang dipasang di panggung menyorot ke empat penjuru mata angin. Pengunjung pameran IIMS yang berada di luar arena konser pasti mendengar lagu indie rock besutan The Adams itu. Musik mereka beradu meredam deru knalpot dari mobil yang sedang diuji coba.
Lintasan uji coba mobil dibuat mengelilingi arena musik yang terletak di lahan luar ruang JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Di arena festival musik, tak terdengar sama sekali suara mobil yang menggerung. Apalagi jika mobil yang dicoba adalah mobil listrik penuh seperti MG4 EV atau BMW iX yang tak bersuara. Suara distorsi gitar dari Ario dan Saleh Husein ibarat pengganti suara deru knalpot.
Adrenalin setelah menjajal mobil di trek tertutup yang menyediakan lintasan lurus—meski pendek—dan jebakan kecepatan seolah dapat saluran kembali lewat sajian musik. Racikan rock yang tidak berat-berat amat dari The Adams seperti melanjutkan keasyikan mencoba mobil.
Lagu kedua yang mereka bawakan adalah ”Pelantur”, masih dari album Agterplaas yang merupakan album ketiga dari band yang terbentuk pada 2001. Selepas lagu kedua, baru mereka ”mundur” ke masa awal berdiri mereka dengan membawakan lagu ”Waiting”. Temponya masih kencang sejak lagu pertama tersebut. Volume suaranya keras, kadang cenderung menusuk kuping.
”Halo selamat sore semua,” sapa Saleh ketika matahari sore masih hangat. Ario melanjutkan, ”Selamat sore, nih, para pembeli mobil, he-he-he,” selorohnya. Sore seperti ini sepertinya waktu yang paling pas menikmati rock renyah mereka. Dengan secangkir kopi atau teh lebih enak. Setelah sapaan ringan itu, mereka menurunkan tempo dengan memainkan lagu ”Esok”.
Berturut-turut setelah lagu itu, mereka membawakan lagu ”Hanya Kau” dan ”Timurv yang sudah dihafal penonton. Tibalah di lagu yang paling dinantikan, lagu kebangsaan kaum muda pada masanya, yaitu ”Konservatif”.
Setelah lagu ini dan ”Halo Beni”, mereka turun panggung. Tak seperti lirik ”Konservatif” yang berbunyi ”Jam sembilan malam aku pulang” mereka pamit mundur pukul 17.55 sebelum azan Maghrib berkumandang. Rasanya durasi pertunjukan ini kurang panjang. Sayang, lagu ”Lingkar Luar” yang dekat dengan dunia otomotif malah tak dibawakan.
Musik cadas
Arena musik IIMS Infinite Live sepi sejenak dan dimulai lagi pukul 18.50. Kali ini band yang lebih cadas, yaitu Deadsquad. Stevie Item dan kawan-kawan menggebrak sejak awal dengan nomor baru ”Enigmatic Pandemonium”. Vicky, sang vokalis, menggeram seperti suara sepeda motor bermesin besar.
Penampilan ”seram” mereka diperkuat dengan permainan visual pada layar belakang, juga sederet layar digital di atas panggung. Gambarnya kebanyakan monster bertanduk dengan api menjilat-jilat. Ini selaras dengan lagu mereka, ”Horror Vision”.
Deadsquad sebenarnya main pol-polan; kencang, berisik, dan agresif tanpa kompromi. Stevie, sang gitaris, memutar-mutarkan kepala sehingga rambut panjangnya tampak seperti kincir angin. Pemain bas mereka, Shadu Rasjidi, juga sudah pecicilan mencabik bas enam senarnya.
Namun, hanya segelintir orang yang ikutan mengentakkan kepala. Bukan cuma itu, tangan teracung di udara membentuk tanduk seperti di kebanyakan pentas musik metal nyaris tak terlihat. Rasanya, tak banyak ”Pasukan Mati”, sebutan bagi penggemar Deadsquad, di arena ini. Mungkin sebagian besar petrolhead bukan penggemar musik seperti ini.
Sekitar 40 menit tampil, Deadsquad pamit turun. Sebelum mundur, Vicky berpesan kepada pengunjung untuk jangan beranjak karena Isyana Sarasvati bakal main. Benar saja. Isyana, dengan rambut merah-hitamnya, segera ambil alih panggung.
Dengan band pengiringnya, Isyana membawakan beberapa lagu seperti ”Ragu Semesta”, ”Mad”, dan ”Untuk Hati yang Terluka”. Nuansa metal sedikit bergeser ke pop/rock progresif yang rasanya berlapis-lapis. Nada-nadanya ajaib. Pada lagu ”Untuk Hati yang Terluka”, misalnya, ada sisipan solo gitar bernada tinggi yang panjang. Melodi gitar ini berpadu dengan permainan piano yang tak kalah rumitnya.
Solo gitar masih menjadi andalan pada pembukaan lagu ”My Mystery”. Vokal Isyana seolah tak mau kalah. Suara Isyana yang tergolong sopran melahap nada-nada tinggi dan panjang. Ini seperti permainan akrobatik dalam bentuk musik.
Isyana lalu memanggil Deadsquad untuk naik panggung lagi. Band metal asal Jakarta ini tampil bareng personel band Isyana. Panggung sontak ramai.
Musik Deadsquad yang sebelumnya didominasi gitar jadi lebih berisi berkat permainan piano dari Isyana yang ikutan bernyanyi. Begitu juga lagu-lagu Isyana jadi bertambah ”seram” dengan gerungan vokal Vicky dan sayatan gitar Stevie Item. Sangar dan indah berkelindan.
Isyana dan Deadsquad membuka kolaborasi mereka dengan lagu ”Unlock the Key” dari album Isyana, My Mystery, keluaran 2022. Paduan musikalitas Isyana dan Deadsquad seperti saling melengkapi satu sama lain, tidak bertabrakan.
Artis lain
Panggung yang terletak di arena terbuka ini berkonsep 360 Live. Artinya, penonton bisa menonton dari sudut mana pun, dengan semburan audio merata. Namun, penempatan personel band masih seluruhnya menghadap ke selatan, arah pintu masuk penonton. Jadinya, sisi selatan panggung selalu penuh, sementara sisi utara kosong melompong. Setidaknya, itu yang terlihat hingga hari kedua. Mungkin nanti pada hari terakhir ketika Dewa 19 jadi penampil, arena musik ini penuh di semua penjuru.
Dewa 19 akan tampil di hari terakhir IIMS 2023 pada 26 Februari. Band lawas ini akan main bersama vokalis Virzha. Sehari sebelumnya, penampilnya adalah Ari Lasso. Beberapa nama lain yang mengisi panggung antara lain Godbless dan The Sigit pada Sabtu (18/2/2023), Project Pop, Vierratale x Reunion, Last Child, JKT 48, Reality Club, Yura Yunita, Nadin Amizah, Kunto Aji, Yovie & Nuno, dan The Changcuters. Reuni Payung Teduh dalam nama Parade Hujan juga bakal tampil pada 24 Februari.
Tiket masuk menonton pameran otomotif dan panggung musik dibanderol seharga Rp 200.000 pada tengah pekan dan Rp 250.000 di akhir pekan. Untuk mendatangi pameran, karcisnya Rp 50.000 pada hari biasa dan Rp 85.000 pada akhir pekan.
Gagasan memadukan pameran otomotif dengan pertunjukan musik yang serius di panggung khusus terbilang terobosan baru. Dalam beberapa pameran sebelumnya, panggung musik dibuat seadanya di paviliun di sela-sela produk mobil yang dipamerkan. Kali ini panggungnya dibuat serius dengan kurasi penampil jempolan. Musik dan otomotif makin akrab.