”Black Panther: Wakanda Forever”, Pergumulan Pahlawan dalam Duka
Marvel Studios kembali merilis film pahlawan super terbarunya, ”Black Panther: Wakanda Forever” (2022). Film ini adalah penghormatan untuk mendiang aktor Chadwick Boseman.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Berduka atas kematian terkadang membuat kita melupakan sesuatu. Ada keluarga yang membutuhkan dukungan untuk menata ulang kehidupan. Black Panther: Wakanda Forever menjadi pengingat akan poin penting tersebut.
Setelah menanti empat tahun, Marvel akhirnya merilis film sekuel Black Panther, yakni Black Panther: Wakanda Forever. Kembali disutradarai oleh Ryan Coogler, film ini adalah penghormatan untuk pemeran utama Black Panther, Chadwick Boseman, yang meninggal karena kanker pada tahun 2020.
Kisah dalam Black Panther: Wakanda Forever turut bermula dengan cerita kematian Raja Wakanda T’Challa akibat sakit yang dirahasiakan. Meskipun sudah setahun berlalu, kepergian sang Black Panther masih meninggalkan duka mendalam bagi sang ibu, Ratu Ramonda (Angela Bassett), dan sang adik, Shuri (Letitia Wright).
Saking terpukulnya, Shuri menyalahkan diri atas kepergian sang kakak. Ia memilih sibuk tenggelam dalam pekerjaannya.
”Sekuel film ini bercerita tentang warisan dari T’Challa serta Wakanda yang terus berusaha maju. Film ini juga akan memperkenalkan karakter baru yang belum pernah diperlihatkan dan akan memiliki peran penting untuk cerita semesta Marvel selanjutnya,” kata produser Nate Moore.
Duka sudah terjadi, tetapi hidup harus berlanjut. Film ini fokus mengupas politik luar negeri Wakanda. Sebagai pemimpin dan pelindung Wakanda, kepergian T’Challa mengusik stabilitas negara.
Alhasil, Ratu Ramonda mengambil alih takhta dan berjibaku dengan tugas menjaga kedaulatan bangsa. Negara-negara adidaya mulai mencari vibranium, sebuah material terkuat yang jatuh di bumi. Hal ini termasuk dengan mereka mengincar vibranium di Wakanda.
Kepusingan Ramonda bertambah saat muncul sosok dari bawah laut, Namor (Tenoch Huerta) dari Talokan. Namor menawarkan kerja sama bilateral untuk menyerang negara-negara di permukaan guna menjaga vibranium yang rupanya juga melimpah di Talokan.
”Namor mewakili Talokan, peradaban bawah laut tersembunyi versi kami terinspirasi dari dunia Atlantis yang ada di dalam komik. Hadirnya Namor menunjukkan bahwa Wakanda tidak seaman yang mereka kira,” kata Coogler.
Karena trauma masa lalu, langkah diplomasi Namor bisa dibilang ekstrem. Ia tak segan menggunakan ancaman perang jika Wakanda ogah bekerja sama. Talokan adalah bangsa yang tak bisa dianggap remeh. Namor memiliki kekuatan super dan kemampuan bertarung yang mumpuni.
Sekarang, Ramonda dan Shuri harus memutar otak demi memilih pendekatan terbaik untuk kepentingan Wakanda. Sebuah tugas yang tak mudah. Mereka pun mendapat tugas baru untuk melindungi Riri Williams (Dominique Thorne), si genius muda yang bisa membuat alat pendeteksi vibranium.
Imaji negara
Wakanda dan Talokan adalah imaji tentang negara berkembang di dunia nyata yang pernah ditindas sebagai negara maju. Apabila Wakanda merepresentasikan ras kulit hitam dari Benua Afrika, Talokan merepresentasikan masyarakat adat dari kebudayaan Mesoamerika di Benua Amerika.
Dua negara tersebut tersembunyi dari mata dunia. Namun, mereka hidup makmur dan bahagia berkat sumber daya vibranium. Meskipun kemudian Wakanda membuka diri pada dunia untuk berbagi pengetahuan.
Sayang, dalam film tersebut, penyakit negara-negara penjajah tak kunjung sembuh. Mereka lagi-lagi mengincar sumber daya milik orang lain untuk menjaga kekuasaan absolut. Dalam konteks kita, kondisi ini sama seperti ketika negara-negara adidaya mengambil berlian di Afrika dan minyak di Timur Tengah atau negara sendiri menggusur tanah masyarakat adat.
Black Panther: Wakanda Forever turut menunjukkan bagaimana perempuan dalam politik mengambil alih tugas setelah ditinggalkan para kepala negara. Mereka berjuang menjaga kedaulatan negara melawan persepsi bahwa kedaulatan itu bersinonim dengan keberadaan pemimpin laki-laki perkasa.
Karena itu, satu poin refleksi yang muncul setelah menonton film itu adalah pentingnya suatu negara memiliki penerus pemimpin yang berkompeten. Ditarik ke konteks Indonesia, poin ini menjadi sangat relevan.
Indonesia akan segera memasuki tahun politik jelang Pilpres 2024. Lobi-lobi politik telah berlangsung. Semua nama calon yang muncul adalah sosok populer yang telah lama berkecimpung di dunia politik. Yang menjadi pertanyaan, apakah mereka memang niat membangun dan menjaga negeri atau sekadar ingin mengecap takhta?
Ada satu perkataan Shuri dalam film yang menyentuh. ”Kakak saya telah meninggal, tetapi itu tidak berarti bahwa Black Panther sudah tidak ada,” begitu kira-kira bunyinya.
Perkataan Shuri tersebut merupakan jawaban penting. Meskipun pemimpin datang silih berganti, mereka seharusnya memiliki semangat yang sama untuk membangun dan menjaga negara.
Black Panther: Wakanda Forever berisi ucapan selamat tinggal kepada pahlawan lama dan selamat datang kepada sosok baru. Konflik berbobot yang terjadi dalam film didukung dengan akting memukau para pemain. Beratnya cerita dalam film berdurasi 161 menit ini sedikit terangkat dengan lelucon yang pas pada tempatnya.
Black Panther: Wakanda Forever sudah tayang di bioskop sejak 9 November 2022.