Konser Claudia, Suara Inspirasi dari Jerman untuk Cirebon
Claudia Emmanuela Santoso (21), juara The Voice of Germany 2019, tidak hanya menggelar konser perdana dengan lagu ciptaannya. Dia juga membawa pulang inspirasi buat kawula muda.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·5 menit baca
Setelah empat tahun di ”Negeri Panser”, Claudia Emmanuela Santoso (21) akhirnya mudik ke Cirebon, Jawa Barat. Juara The Voice of Germany 2019 ini tidak hanya menggelar konser perdana dengan lagu ciptaannya. Dia juga membawa pulang inspirasi buat kawula muda.
Konser bertajuk A Showcase by Yours Truly Claudia E Santoso Homecoming malam itu, Sabtu (17/9/2022), menjadi ajang pelepas rindu penggemar Claudia. Anak muda belasan tahun hingga yang setengah abad tertib mengantre di Ciremai Grand Ballroom Swiss-Belhotel Cirebon.
Tiket yang dibanderol Rp 100.000 hingga Rp 300.000 laris manis. Sebanyak 500 kursi terisi penuh. Bahkan, panitia harus menambah tempat duduk agar penonton tak berdiri. Fans Audi, sapaan Claudia, dari Bandung, Jakarta, hingga daerah di Jawa Tengah ikut memadati ruangan.
Setelah penampilan penyanyi Memes Prameswari dengan lagunya ”Sampai Kapan”, Audi akhirnya muncul dari balik tirai hitam panggung. Perempuan berambut hitam bergelombang ini mengenakan outfit biru tua berpadu kain putih di pinggangnya. Syal membalut lehernya.
Mahasiswa jurusan musik pada The Berlin School of Popular Arts ini langsung menyanyikan lagu ciptaannya, ”In My Twenties”. Ketukan drum hingga melodi gitar dari band Fivein mengiringi suara Audi. Meskipun baru pertama kali didendangkan, lagu itu membuat penonton bergoyang.
”Oh my God. Jujur, aku speechless banget. Aku sangat berterima kasih untuk semuanya. Beri tepuk tangan untuk kita semua. Terima kasih kepada teman-teman dari Cirebon dan luar kota,” ujar Audi yang beberapa kali menutup mulutnya dan menggelengkan kepala, tanda tak percaya.
Sorakan dan tepuk tangan membalas sapaan Audi. ”I love u, Claudia,” teriak sejumlah pria dari bagian tengah kursi penonton. ”Hari ini spesial buat aku karena setelah empat tahun lulus sekolah dan melanjutkan pendidikan ke Jerman, tahun ini pertama saya pulang ke Tanah Air,” ujarnya.
Alumnus SMA Kristen Penabur Cirebon ini terbang ke Jerman untuk melanjutkan pendidikan tinggi tahun 2019. Pada saat bersamaan, Audi yang kerap memenangi kontes nyanyi tingkat daerah dan nasional lalu ikut audisi The Voice of Germany (TVOG). Hasilnya, sesuai ekspektasi.
Audi meraih kemenangan TVOG 2019 setelah melantunkan lagu Whitney Houston berjudul ”I Have Nothing”. Ia meraih 46,3 persen suara. Jauh melebihi empat kontestan lain, yakni Erwin, Lucas, Fidi, dan Freschta. Juri sekaligus mentornya, Alice Merton, menangis terharu.
Sebagai orang Indonesia dan Asia pertama yang memenangi kontes pencarian bakat di Jerman, nama Audi melesat. Ia berduet dengan sejumlah artis hingga menggelar konser tur 20 kota di Jerman. Bahkan, ia terpilih untuk menyanyikan ”Hymne Special Olympics Germany” bulan Juni lalu.
Covid-19
Meski mencatat aneka prestasi, anak dari Christin Gunawan dan Gunawan Santoso ini tetap berkarya. Bahkan, ketika pandemi Covid-19 mewabah pada 2020, Audi menciptakan empat lagu di tanah perantauan. Selain”In My Twenties”, ada ”Perfectly Imperfect”, ”Attention”, dan ”Live to Love”.
”Jadi, aku punya teman-teman musisi juga di Jerman. Kita brainstorming lewat Zoom karena waktu itu pandemi. Aku pengin bikin lagu yang relatable dengan kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya. Lagu itu seperti hasil perenungan Audi tentang pengalamannya dan anak muda lainnya.
”Attention”, misalnya, bercerita soal seseorang yang mencari perhatian meski pengertian itu tidak otentik. ”Aku tulis lagu ini saat dengar sosok figur publik di media sosial yang baik-baik saja, tapi ternyata tidak. Kita tidak butuh fake attention, tetapi kasih sayang sebenarnya,” ujarnya.
Malam itu, Audi sukses mencuri perhatian yang sesungguhnya. Lydia Tasya (15), siswa SMA BPK Penabur Cirebon, dan belasan temannya, misalnya, datang dengan pakaian serba biru. ”Kami sengaja beli baju ini dua minggu lalu biar kompak dan lucu,” katanya tersenyum.
Andre Mario (15), siswa lain, bahkan membawa sketsa bergambar Audi dalam pigura putih. ”Lukisan ini saya buat seminggu setengah. Memang seniat itu ketemu Kak Audi. Banyak yang bilang, gambar ini enggak mirip (Audi). Tapi, semoga dibawa ke Jerman, ha-ha-ha,” ucapnya.
Meskipun terpaut tujuh tahun, mereka merasa dekat dengan Audi. Selain bertukar pesan di Instagram, keduanya juga sempat menerima coklat dari Audi beberapa hari sebelum konser. Baginya, Audi adalah inspirasi yang membanggakan sekolah dan menginspirasi anak muda.
”Kami merasa menemukan anak muda yang menginspirasi tanpa sensasi. Audi membuktikan bahwa dia bisa berprestasi dengan bakat nyanyinya, tetapi juga tetap fokus ke pendidikan. Yang lain hanya fokus di jalur keartisan,” ujar Mega Wijaya, penggerak Sternchen Club.
Sternchen merupakan nama grup penggemar Audi. Kata itu diambil dari bahasa Jerman yang artinya bintang-bintang. Menurut Mega, ratusan orang dari Indonesia hingga Malaysia dan Jerman bergabung dalam klub itu. Selain mendukung Audi, mereka juga aktif dalam kegiatan sosial.
Tidak sombong
Ketua Yayasan Badan Pendidikan Kristen Penabur Adri Lazuardi mengatakan, meskipun sudah terkenal di ajang internasional, Audi tetap anak yang humble (rendah hati). ”Saya sama sekali tidak melihat kesombongan. Audi ini duta yang mengenalkan Cirebon ke dunia,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati begitu bangga atas torehan prestasi Audi. Ia rela menunda jadwal ke Yogyakarta dari Sabtu malam ke Minggu pagi demi menyaksikan penampilan Audi.
”Saya sempat tanya, bener bli wong (benar enggak orang) Cirebon? Ternyata betul. Dia salah satu putri kebanggaan Cirebon di ajang internasional. Mudah-mudahan akan ada Claudia-Claudia selanjutnya,” ujar Eti yang mengaku merinding dengar nada tinggi Audi.
Setelah membawakan 12 lagu, Audi mengakhiri performance-nya dengan lagu ”Goodbye” yang ditulis Alice Merton. Namun, penggemarnya seakan tak ingin berpisah. Tanpa aba-aba, mereka menyanyikan lirik lagu itu.