Pete Mitchell alias Maverick membuat murka banyak laksamana hingga kenaikan pangkatnya tersendat. Di film terbarunya, ”Top Gun: Maverick”, ia harus berhadapan dengan pilot-pilot muda namun tengil. Repetisi pun terjadi.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·5 menit baca
Tom Cruise kembali memerankan Pete Mitchell, pilot jagoan yang kerap berulah dalam Top Gun: Maverick. Ia bertransisi menjadi pemimpin skuadron yang bijak meski dihantui masa silam. Kenangan disuguhkan dengan alur yang tetap apik meski tetap dibumbui fantasi seperti film pada era prekuelnya.
Adegan pembuka Top Gun: Maverick langsung menghantam kompleks memori penonton paruh baya. Alunan ”Top Gun Anthem” dengan dentaman yang khas dan cabikan gitar perlahan mengisi relung-relung ingatan. Instrumentalia itu mengiringi siluet kru-kru kapal induk, berikut pesawat tempurnya yang canggih.
Karya Harold Faltermeyer itu juga menjadi lagu kebangsaan Top Gun (1986). Selepas jet-jet mengangkasa dengan saluran pembuangannya yang membara dengan afterburner, spontan ”Danger Zone”yang dilantunkan Kenny Loggins mengentak. Sekuens yang persis dengan film pertamanya.
Kali ini, ia ditugasi mengajari pilot-pilot muda menggempur lokasi pengayaan uranium di negara berbahaya tanpa disebutkan namanya. Hanya ngarai dan bukit panjang bersalju yang ditampilkan dengan deretan peluru kendali.
Pesawat modern macam F-35 Lighting II berseliweran meski dalam film teranyar ini, Mitchell menggeber wahana utamanya, F/A-18 Super Hornet. Pilot dengan panggilan Maverick itu bikin jengkel banyak laksamana gara-gara polah serampangan hingga kenaikan pangkatnya tersendat.
Rentang waktu 30 tahun dengan banyak penghargaan bukan jaminan pundak Maverick telah dihiasi dua bintang seperti teman-temannya. Beberapa dari mereka juga menikmati karier senatornya. Sementara ia masih menghabiskan waktu dengan pangkat kaptennya yang mandek.
Hanya keandalannya yang memayungi keberuntungan Maverick dari pemecatan. Kali ini, ia ditugasi mengajari pilot-pilot muda menggempur lokasi pengayaan uranium di negara berbahaya tanpa disebutkan namanya. Hanya ngarai dan bukit panjang bersalju yang ditampilkan dengan deretan peluru kendali.
Pilot-pilot itu memang jagoan. Mereka lulusan Top Gun, sekolah elite penerbang Angkatan Laut Amerika Serikat, tetapi banyak lagak, di antaranya Jake Seresin (Glen Powell), Natasha Trace (Monica Barbaro), dan Mickey Garcia (Danny Ramirez). Jadilah plot terulang lagi.
Maverick menghadapi rekan-rekannya dengan tabiat serupa sewaktu masih muda. Dalam Top Gun, ia kerap bersikap bengal, bahkan saat meladeni instrukturnya, Charlotte Blackwood (Kelly McGillis). Penonton pun dibuat tersenyum-senyum dengan repetisi pilot ulung yang dijahili kawanan yunior dalam film terbarunya.
Mereka harus melampaui batas kemampuan manusia dengan mengemudikan pesawat dan menanggung gaya gravitasi hingga 10 G. Jika selamat melewati rintangan alam dan batas waktu pun, Maverick dan kolega-koleganya harus menghadapi musuh dengan pesawat generasi kelima, berikut misil-misil mutakhir.
Maverick masih dihantui kenangan buruk bersama Nick Bradshaw (Anthony Edwards) alias Goose, pilot pendampingnya yang tewas dalam Top Gun. Sesekali ia masih berujar lirih. ”Bicaralah kepadaku, Goose,” ucapnya saat tertegun dilanda kesepian atau tertekan.
Naasnya, putra Goose, Bradley Bradhsaw (Miles Teller) atau Rooster, termasuk pilot yang dibimbing Maverick. Tak pelak, ia harus menjaga profesionalisme sekaligus emosinya yang campur aduk. Cruise menunjukkan kemahirannya berakting hingga transformasi Maverick menjadi pemimpin yang arif tampak mulus.
Sungguh adegan-adegan yang menghibur pula saat pilot-pilot muda takabur dibungkam Maverick dengan kepiawaiannya. Tak kalah mengasyikkan pula menyimak penjelasan-penjelasan teknis untuk menunjukkan kelihaian pilot-pilot tersebut. Ujaran-ujaran mereka singkat, tetapi jelas dan logis.
Film kali ini menyuguhkan atmosfer yang sama, tetapi dengan kisah berbeda. Intinya, hubungan Maverick dengan Goose ditampilkan dalam bentuk lain. Goose menjelma sebagai Rooster dengan kesenduan dan kegeraman terhadap Maverick lantaran progres kariernya.
Tentu saja, Top Gun: Maverick diwarnai selingan humor dan aksi ala film-film tahun 1980-an. Tak ketinggalan, pesawat F-14 Tomcat yang diawaki Goose dan Maverick turut ditampilkan. Tom Kazansky (Val Kilmer), rival duo tersebut dalam Top Gun, juga dimunculkan lagi.
Waktu mulai menggarap filmnya, aku merasa jadi anak-anak lagi. Seperti kembali ke tahun 1985.
Film untuk mengenang Tony Scott, mendiang sutradara Top Gun, itu berdurasi sekitar dua jam. Tak heran, cerita tersebut memang sarat dengan nostalgia meski penonton milenial tetap bisa mengerti jalan cerita Top Gun: Maverick tanpa harus menonton prekuelnya.
”Waktu mulai menggarap filmnya, aku merasa jadi anak-anak lagi. Seperti kembali ke tahun 1985,” kata Cruise yang juga bertindak selaku produser. Ia memang sudah lama memikirkan sekuel Top Gun. Banyak penggemar malah meminta film itu dilanjutkan sejak puluhan tahun silam.
Ketika Kilmer akhirnya setuju untuk kembali memainkan peranannya, Cruise pun amat gembira. Ia langsung beradu telapak tangan dengan sineas-sineas lain. ”Setelah adegan selesai, aku dengan Cruise sering banget ketawa seperti bocah-bocah,” ujar Kilmer.
Terbiasa manuver
Cruise tak tanggung-tanggung saat memproduseri filmnya. Ia ogah menggunakan computer-generated imagery (CGI) atau gambar yang dibuat dengan komputer. ”Tidak. Aku mau pengalaman yang riil. Cerita harus benar-benar keren. Aku tak main-main,” ucapnya.
Alhasil, semua pemeran pilot menjalani latihan berbulan-bulan hingga terbiasa dengan manuver jet dan berdialog sesuai skenario. Berbeda saat shooting prekuelnya, hanya Cruise yang tahan menumpang pesawat tempur. Pemain-pemain lain tak tahan hingga kepalanya terasa berputar.
”Tom itu pilot benaran yang berpengalaman. Ia sungguh menyukai dunia penerbangan sampai-sampai punya P-51 Mustang,” ujar Christopher McQuarrie, produser Top Gun: Maverick. Penonton yang menggemari aviasi bisa pula mengamat-amati pesawat yang termasuk paling unggul saat Perang Dunia II itu.
Di hanggar penempur itu, Maverick memajang foto-foto Goose dalam filmnya. Ia juga memacu sepeda motor Kawasaki Ninja menuju landasan yang turut ditunggangi dalam film perdananya. Kisah terbaru juga disemarakkan dengan bintang-bintang ternama lain seperti Ed Harris, Glen Powell, dan Jennifer Connelly.
McQuarrie pun ikut mengemukakan unsur kenangan dalam filmnya. Bisikan Maverick untuk berkomunikasi dengan Goose diabadikan dalam Top Gun: Maverick. ”Kami ingin kebaruan sekaligus nostalgia. Goose tetap hidup dalam film yang baru. Ia seperti sedang mengawasi Maverick dan Rooster,” ujarnya.