Persimpangan Jalan Si Manusia Laba-laba
Manusia laba-laba kembali hadir untuk menyelesaikan pergolakan batin dari dalam dirinya.
Setelah beristirahat selama dua tahun, si manusia laba-laba kembali berayun dalam aksinya. Kali ini, bukan untuk menyelamatkan dunia dan orang banyak. Ia kembali untuk menyelesaikan pergolakan batin dari dalam dirinya. Sebelum berbuat bagi orang banyak, bukankah memang sebaiknya bertanggung jawab dan kembali pada diri sendiri dulu?
”With great power comes great responsibility.”
Bagi penggemar setia Spiderman pasti lekat dengan kutipan di atas. Tepuk tangan pun riuh di dalam studio bioskop yang menayangkan perdana Spiderman: No Way Home pada Selasa (14/12/2021) malam. Kalimat yang pernah diucapkan Ben Parker kepada keponakannya, Peter Parker, itu terucap lagi oleh May Parker dalam semesta yang berbeda.
Ya. Keberadaan semesta yang berbeda ini telah disinggung oleh Quentin Beck (Jake Gyllenhall) pada Spiderman: Far From Home (2019). Adanya beragam versi bumi dengan kode numerik. Beck yang akhirnya menjadi rival Spiderman saat itu berasal dari Earth-833. Sementara versi bumi yang dipijak adalah Earth-616.
Film tersebut sekaligus menutup jagat semesta sinematik Marvel fase ketiga dan menjadi jalan masuk ke fase keempat yang kian meyakinkan multiverse itu nyata. Serial Wandavision (2020) yang tayang melalui platform streaming Disney+ membuka fase keempat dan menggulirkan berbagai kemungkinan.
Berlanjut pada serial Loki (2021) yang menunjukkan Loki dalam berbagai varian berdasarkan periodisasi dan versi semestanya. Serial What If...? (2021) yang rilis setelahnya juga makin menarik karena memberikan gambaran kejadian yang berbeda di semesta yang berlainan. Salah satunya, T’Challa yang bukan menjadi Black Panther, melainkan menjadi Starlord, sang penjaga galaksi. Ada juga Doctor Strange yang bertransformasi menjadi Strange Supreme karena berambisi mengubah jalan hidupnya.
Pada babakan Spiderman: No Way Home yang merupakan penutup dari trilogi Spiderman: Homecoming (2017) dan Spiderman: Far From Home ini, jaring lintas semesta kian terbuka. Rapalan mantra Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) atas permintaan Peter Parker (Tom Holland) untuk memperbaiki masa depan kedua rekannya Michelle Jones (Zendaya) dan Ned (Jacob Batalon) yang terkait dengan dirinya sebagai Spiderman menjadi pembuka konflik.
Sosok Peter dalam Spiderman besutan sutradara Jon Watts ini terasa berbeda dengan spiderman versi pendahulunya. Trilogi Spiderman versi sutradara Sam Raimi yang dibintangi Tobey Maguire menggambarkan Peter sebagai karakter yang pendiam, penyendiri dengan nuansa gloomy dan gelap.
Sementara karakter Peter dalam seri The Amazing Spiderman bikinan sutradara Marc Webb yang dibintangi Andrew Garfield terasa segar. Sesuai dengan usianya yang masih SMA, Peter jauh lebih riang dan menyenangkan. Namun, tetap menyimpan luka dan berhati-hati dalam bertindak.
Sedikit berbeda dengan Peter yang masuk dalam semesta Marvel. Kegamangan dan keimpulsifan sebagai remaja yang berusaha bisa diterima dalam pergaulan lebih kentara. Pembuka konflik yang membuka portal lintas semesta ini juga menjadi akibat dari keinginan Peter menyelesaikan masalah tanpa berpikir panjang.
Seperti yang muncul dalam trailernya, lawan dari Spiderman kali ini berasal dari semesta Spiderman lainnya atau sebut saja musuh lama pada era pendahulunya. Antara lain, Green Goblin, Dr Otto ’Octopus’ Octavius, Dr Curt Connors, Max Dillon alias Electro, dan Flint Marko alias Sandman. Ini merupakan dampak dari terbukanya berbagai portal lintas semesta yang terkait dengan sosok Peter.
Kericuhan yang terjadi selanjutnya membawa Peter pada momen yang perlahan mengajarkannya menjadi dewasa dan mempertanggungjawabkan tiap tindakannya. Suasana yang terbangun jauh berbeda dibandingkan dua film sebelumnya. Meski tak bisa dipungkiri, hal ini juga berkaitan dengan perselisihan antara Sony Pictures dan Marvel beberapa waktu lalu.
Pendewasaan karakter Peter ini merupakan salah satu kesepakatan antara Sony Pictures dan Marvel. ”Ketika masuk Marvel, Peter memang menjadi sosok yang meledak-ledak, bahkan bangga terlihat saat menjadi spiderman. Berbeda dengan versi spiderman lainnya. Belakangan kami sepakat untuk mengembalikan spiderman yang memang kuat karena memiliki banyak luka,” ujar produser Amy Pascal.
Pilihan sulit untuk mempertanggungjawabkan tindakannya dihadapkan kepada Peter. Ditambah dengan bumbu industrihoaks yang disebarkan Jonah Jameson untuk memecah belah dan makin menyulitkan langkah Peter.
Jika mengikuti komiknya, plot pada kisah kali ini sesungguhnya sudah dituangkan Stan Lee dan Steve Ditko dalam sebagian komik The Amazing Spiderman dan Ultimate Spiderman. Baik dari kehilangan tak terduga hingga ending yang mampu membuat air mata mengalir, termasuk silang sengkarut multiverse yang menjadi nyata.
Berbagai versi spiderman sebenarnya juga pernah diangkat melalui Spiderman: Into the Spider-Verse (2018). Animasi yang mengangkat karakter Miles Morales sebagai sosok di balik kostum Spiderman. Morales yang merupakan kulit berwarna ini berayun dalam kostum laba-laba sepeninggal Peter.
Baca juga : ”The Witcher” Musim Kedua Belajar Menjadi Ayah
Berbagai spekulasi liar muncul ketika Doctor Strange meminta bantuan Wanda terkait multiverse. Kemudian Strange Supreme, Kang, dan berbagai tokoh penting dalam jagat juga bermunculan.
Pergantian Captain America, kebangkitan Winter Soldier, hingga adanya Kate Bishop sebagai Hawkeye dan Yelena Belova sebagai Black Widow. Hingga kemunculan Fantastic Four yang masuk dalam fase keempat ini.
Perpindahan lintas semesta dengan petunjuk masuknya X-Men juga kian menghadirkan asumsi. Kemungkinan akhir menjadi Secret Wars seperti pada komik yang diterbitkan Marvel pada 2015 bisa jadi tak terelakkan.
Akan tetapi, mari hidup di masa kini dengan menikmati reuni hangat Spiderman lewat film yang berpenghasilan melampaui 1 miliar dollar AS untuk pemutaran di seluruh dunia ini. Film dengan penghasilan tertinggi sejauh ini.
Layaknya kisah Peter kali ini yang berbenah untuk dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas segala tindakannya untuk dapat kembali berbuat banyak bagi semestanya. Kekuatan yang besar juga diikuti tanggung jawab yang besar, kan.