DisneyPlus Akan Menguasai Pasar ”Streaming” pada 2026
Disney+ diproyeksikan akan mengalahkan Netflix dalam menguasai pasar ”streaming” pada 2026.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Disney+, layanan streaming milik Disney, mencatat pertumbuhan luar biasa sejak meluncur pada 2019. Disney+ diproyeksikan akan mengalahkan Netflix dalam menguasai pasar streaming pada 2026.
Digital TV Research meluncurkan laporan dan prediksi tentang pertumbuhan Disney+, Senin (15/2/2021). Disney+ diproyeksikan akan memiliki 294 juta pelanggan pada 2026 atau lebih tinggi dari proyeksi untuk Netflix, yaitu 286 juta pelanggan.
Netflix saat ini memimpin pasar layanan streaming film. Jumlah pelanggan Netflix tercatat 203,7 juta di seluruh dunia per 2020. Sementara Disney+ mencatat jumlah pelanggan mencapai 94,9 juta pelanggan per 2020, sebuah pencapaian yang diwujudkan Netflix dalam waktu hampir satu dekade.
Digital TV Research dalam laporan itu juga memperkirakan pendapatan global Disney+. Disney+ diproyeksikan akan meraih pendapatan global 20,76 miliar dollar AS pada 2026. Jumlah ini hanya setengah dari proyeksi pendapatan Netflix yang sebesar 39,52 miliar dollar AS.
”Disney+ Hotstar akan diluncurkan ke 13 negara Asia pada tahun 2026. Negara-negara ini akan memasok 108 juta (37 persen) pelanggan dari total pelanggan Disney+ secara global. Namun, mereka hanya akan menyumbang 2,62 miliar dollar AS (13 persen) pendapatan pada 2026. Pelanggan Hotstar membayar kurang dari sepertiga biaya berlangganan bulanan pelanggan AS,” kata analis utama Digital TV Research, Simon Murray.
Sebagai layanan streaming baru dari Disney, Disney+ mencatat pertumbuhan yang signifikan sejak diluncurkan. Meskipun awalnya memiliki sedikit acara orisinal, Disney+ meraih 10 juta pendaftar dalam 24 jam pertama.
Dalam waktu satu tahun, Disney+ sudah memiliki 86 juta pelanggan berbayar per Desember 2020. Padahal, Disney+ sebelumnya diproyeksikan baru akan menggaet sekitar 60 juta-90 juta pelanggan dalam lima tahun pertama.
Konten orisinal
Baik Disney maupun Netflix selama ini telah berjanji untuk terus berinvestasi pada produksi konten orisinal guna menarik pelanggan baru. Netflix telah berhasil lewat serial, seperti Bridgerton dan The Crown.
Sementara itu, Disney sebelumnya mengklaim akan merilis lebih dari 100 judul film baru bagi pelanggan Disney+ setiap tahun. Meskipun belum mencapai tujuan itu, Disney menggembar-gemborkan 100 film dan seri orisinal yang akan tayang di Disney+ di masa depan, antara lain, film live action Pinocchio, Peter Pan & Wendy, Sister Act 3, serta seri Star Wars dan Marvel.
Pada akhir 2020, Disney mencatat sukses lewat film Soul (2020) dan serial The Mandalorian. Kedua program ini membantu penambahan jumlah pelanggan Disney sebanyak 8,1 juta pelanggan selama Desember 2020 sehingga total pelanggan Disney+ mencapai 95 juta pelanggan.
”Perilisan Soul adalah hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan untuk basis konsumen kami. Perusahaan benar-benar senang dengan apa yang dirilis sebab membawa ke bisnis kami baik dalam hal akuisisi dan retensi pelanggan,” kata CEO Disney Bob Chapek.
Belum untung
Disney+ kini menjadi pemimpin layanan streaming untuk Disney di pasar global sekaligus lini bisnis baru yang menjanjikan karena divisi lain terpukul akibat pandemi. Disney memiliki layanan streaming lainnya, seperti Hulu dengan 39 juta pelanggan dan ESPN+ dengan 11,5 juta pelanggan.
Disney+ mampu mencapai penetrasi pasar yang signifikan berkat kolaborasi dengan perusahaan lokal yang telah eksis di negara tujuan. Di India, Disney beruntung karena telah memiliki hubungan dengan perusahaan Hotstar, yang diakusisi sebagai bagian dari pembelian aset 20th Century Fox. Disney Hotstar menyumbang 30 persen atau sekitar 26 juta pelanggan dari total pelanggan Disney+.
Namun, pelanggan layanan Disney+ Hotstar membayar paket dengan harga yang lebih rendah. Kondisi ini mendorong pendapatan rata-rata langganan bulanan Disney+ turun 28 persen menjadi 4,03 dollar AS atau setara Rp 57.000.
Terlepas dari pertumbuhan pelanggan Disney+, layanan streaming milik Disney secara keseluruhan belum mendatangkan keuntungan. Platform direct-to-consumer menghasilkan pendapatan 3,5 miliar dollar AS selama kuartal pertama tahun ini, tetapi kehilangan 466 juta dollar AS. Jumlah kerugian ini membaik dari sebelumnya 1,1 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun lalu.
”Sebagian besar pelanggan Hulu telah mendaftar untuk paket yang didukung iklan, yang telah membantu pertumbuhan bisnis periklanannya. Kami menyukai tren ini,” kata CFO Disney Christine McCarthy.
Pada titik tertentu, Disney+ juga berkontribusi pada tren positif bisnis streaming Disney karena peningkatan jumlah pelanggan. Disney memperkirakan, kerugian di Disney+ akan mencapai puncaknya pada tahun ini dan Disney+ akan mulai menguntungkan pada tahun 2024. (THE HOLLYWOOD REPORTER/CNBC)