Pelaku industri musik di Tanah Air mencari cara agar bisa tetap berkarya selama pandemi. Inovasi dan ide segar dibutuhkan untuk menarik perhatian publik. Bahkan di tengah bencana seperti pandemi, manusia butuh hiburan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pelaku industri musik di Tanah Air mencari cara agar tetap bisa berkarya selama pandemi Covid-19. Selain menjajal pertunjukan musik virtual, mereka juga berupaya agar pertunjukan bisa dilakukan secara nyata dengan protokol kesehatan.
Head of Production Demajors Kiki Aulia pada Kamis (9/7/2020) mengatakan, sejumlah festival dan pertunjukan musik terpaksa batal atau diundur karena pandemi. Hal ini tidak hanya memengaruhi para musisi. Kru panggung yang terlibat pun turut kehilangan pekerjaan.
Masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi memberi harapan bagi pelaku industri. Mereka kini sedang menggali kemungkinan diselenggaranya pertunjukan musik secara langsung.
”Sampai sekarang, acara-acara musik masih dihentikan atau diundur. Kami sedang dalam tahap pemaparan tentang penyelenggaraan event (acara) ke sejumlah pihak, seperti Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” kata Kiki pada webinar berjudul ”Inovasi dan Gebrakan dalam Industri Pertunjukan Musik”.
Menurut data Koalisi Seni Indonesia per 21 April 2020, ada 234 acara seni yang ditunda atau dibatalkan karena pandemi. Acara itu meliputi produksi film, konser musik, pameran, serta permuseuman.
Adapun pemerintah mencatat ada 226.586 seniman dan pekerja kreatif yang terdampak oleh pandemi Covid-19 di Indonesia per April 2020. Data ini dihimpun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kompas.id, 13/4/2020).
Menurut pengamat musik Bens Leo, pandemi tidak menyurutkan kreativitas para musisi. Hal ini tampak dari munculnya sejumlah konser daring dan jam session virtual. Kreativitas dan empati musisi selama pandemi juga tampak melalui beberapa konser amal.
”Semua orang dituntut untuk berinovasi setiap ada peristiwa tidak terduga, termasuk pelaku industri musik. Ini fenomena yang menarik. Ini menunjukkan bahwa musisi-musisi tidak pernah berhenti berkarya,” kata Bens.
Ia mengatakan, sejumlah pihak sedang berdiskusi tentang kemungkinan menyelenggarakan konser kendara (drive-in concert). Namun, hal ini masih perlu persiapan matang, seperti cara memastikan protokol kesehatan berjalan lancar.
Penyelenggaraan konser kendara telah mendapat lampu hijau dari Pemerintah DKI Jakarta. Pemda mengizinkan pertunjukan atau konser di luar ruangan selama masa PSBB transisi. Mengutip Kompas.com, hal ini diatur dalam Surat Keputusan Nomor 140 Tahun 2020 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Cucu Ahmad Kurnia. Adapun konser kendara bisa dilaksanakan pada 6-16 Juni 2020.
Inovasi
Musisi Armand Maulana berpendapat, peluang bagi industri hiburan dan musik masih terbuka. Sebab, hiburan merupakan kebutuhan manusia pada umumnya. Belum lagi masyarakat mulai jenuh berada di rumah dan bosan dengan kondisi serba tidak pasti selama pandemi.
Dalam kondisi sesulit apa pun, manusia itu butuh hiburan. Namun, publik kini butuh tontonan yang segar dan baru. Kita butuh ide-ide brilian agar tetap menarik di mata publik saat menyelenggarakan pertunjukan daring ataupun luring,” kata Armand.
Dalam kondisi sesulit apa pun, manusia itu butuh hiburan. Namun, publik kini butuh tontonan yang segar dan baru. Kita butuh ide-ide brilian agar tetap menarik di mata publik
Senior Marketing Head BaBe, Shelly Tantri, mengatakan, inovasi di industri hiburan merupakan hal yang masih bisa dieksplorasi. Para pelaku industri dinilai perlu menggabungkan kemampuannya dengan keterampilan digital agar karyanya tersampaikan ke publik.