Bulu Mata: Tanpa Dia, Wajah Kurang ”Wah”
Bulu mata palsu dapat melengkapi riasan wajah. Bulu mata palsu juga adalah komoditas ekspor bagi Indonesia.
Bulu mata palsu adalah elemen dekoratif yang kerap digunakan untuk melengkapi riasan wajah. Jika dipadukan dengan eyeliner, bulu mata palsu dapat mempertegas garis mata serta membuat mata lebih ”berdimensi”. Kelentikan bulu mata palsu juga menambah kesan ”penuh” yang menyempurnakan riasan mata. Tanpa bulu mata, wajah kurang ”wah”!
Walau dianggap sebagai pelengkap riasan, nyatanya menggunakan bulu mata palsu itu susah-susah gampang. Perlu keterampilan dan kesabaran untuk menggunakannya, terlebih bagi pemula. Tak perlu malu jika pemakaiannya belum sempurna. Namanya juga belajar.
Bulu mata palsu biasanya direkatkan ke kelopak mata—tepat di atas garis bulu mata asli—dengan lem khusus. Setelah direkatkan, ”jepit” bulu mata palsu dan asli agar tampak menyatu. Ini bisa dilakukan dengan jari atau pinset.
Bulu mata (palsu) saya akui sangat niche market-nya. Mungkin enggak bisa se- booming lipstik.
Penyanyi Kris Dayanti, yang telah menggunakan bulu mata palsu selama 25 tahun terakhir, menyarankan untuk menggunakan pinset untuk hasil yang lebih rapi. Ia juga menyarankan agar panjang bulu mata palsu disesuaikan dengan ukuran mata setiap orang.
”Bulu mata palsu mudah dipasang dan mudah dibersihkan,” kata Kris Dayanti di Jakarta, Rabu (24/4/2024). ”Aku lebih merekomendasikan bulu mata palsu karena bisa dipakai berkali-kali. Harganya juga terjangkau. Kalau eyelash extension (menyambung bulu mata asli dengan bulu mata buatan), bisa-bisa rontok karena itu (bulu mata buatan) ditempel di bulu mata asli. Nanti bulu mata aslinya jadi bolong-bolong.”
Karena itu pula penyanyi yang pernah menyabet piala Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2004 itu sepakat untuk berkolaborasi dengan Lavie Beauty, produsen bulu mata palsu lokal. Kolaborasi itu menghasilkan tiga jenis bulu mata palsu dengan karakter masing-masing: sederhana, dramatis, dan seperti mata boneka.
Ragam jenis bulu mata palsu memungkinkan publik untuk berkreasi dengan riasan wajah. Untuk riasan wajah alami, ada baiknya memilih bulu mata palsu yang sederhana dan tidak terkesan dramatis. Bulu mata palsu dramatis sebaiknya digunakan untuk acara tertentu, seperti pesta atau saat tampil di panggung.
Industri bulu mata palsu juga memproduksi jenis lain yang menarik perhatian. Bulu mata nyeleneh pernah digunakan di festival tertentu, bahkan digunakan para selebritas di acara-acara besar.
Baca juga: Cetar Bulu Mata Tsunami Ie Suan
Musisi Lady Gaga, misalnya, pernah menggunakan bulu mata palsu superpanjang berwarna hitam-merah dan hitam-emas saat menghadiri Met Gala 2019. Bulu mata palsu panjang hingga warna-warni juga pernah melengkapi para model jenama Prada di panggung Milan Fashion Week 2023.
Adapun setelah digunakan, bulu mata palsu sejatinya masih bisa digunakan lagi hingga belasan kali. Ini bisa dilakukan jika bulu mata palsu dirawat dengan benar.
Setelah digunakan, ada baiknya bekas lem yang menempel dibersihkan dengan cara dikupas. Dan untuk menjaga bentuknya, bulu mata palsu sebaiknya disimpan di wadah khusus atau di kemasan produknya.
Ceruk pasar
Menurut Direktur Lavie Beauty Ruth Veronica, bulu mata palsu belum terlalu terkenal di masyarakat Indonesia. Ini karena bulu mata palsu tidak mudah digunakan oleh pemula. Sebagian orang juga malas belajar menggunakan bulu mata palsu dan akhirnya memilih melakukan ekstensi bulu mata.
”Bulu mata (palsu) saya akui sangat niche market-nya. Mungkin enggak bisa se-booming lipstik,” katanya. ”Mengaplikasikan lipstik itu mudah, sementara bulu mata palsu perlu sedikit skill dan harus belajar. Perlu kebiasaan (untuk menggunakannya), tapi banyak orang malas melakukannya,” tambahnya.
Walau demikian, bulu mata palsu diakui sebagai elemen riasan wajah yang penting. Bulu mata palsu pun diminati sebagian orang, seperti perias wajah profesional (make up artist/MUA). Ruth menambahkan, pasar bulu mata palsunya juga mencakup perempuan berusia 30-an tahun.
Menurut Ruth, 2-3 tahun lalu, kinerja pasar bulu mata palsu sempat redup karena kalah bersaing dengan produsen ekstensi bulu mata. Namun, sejak akhir tahun lalu, tren bulu mata palsu naik lagi. Ruth menduga itu karena melakukan ekstensi bulu mata memiliki beberapa efek samping, seperti membuat bulu mata asli rontok.
Bahan bulu mata palsu pun disesuaikan dengan kebutuhan konsumen seiring berjalannya waktu. Dulu, Ruth menggunakan rambut asli manusia untuk membuat bulu mata palsu. Kini ia mengembangkan produk dengan bulu sintetis yang diklaim senyaman rambut asli manusia. Menurut Ruth, rambut manusia punya ketahanan lebih rendah daripada bulu sintetis.
Ada pula bulu mata palsu dari plastik. Ruth mengatakan, bulu mata serupa pernah diproduksi di Indonesia pada tahun 1990-an untuk diekspor antara lain ke Eropa dan Amerika Serikat. Walau diproduksi di dalam negeri, bulu mata palsu belum terkenal di Indonesia.
Sejumlah produk gagal lantas dijual di Indonesia dengan harga murah. Itulah awal mula perkenalan publik dengan bulu mata palsu.
”Barang-barang reject atau yang enggak lolos sensor untuk ekspor ‘dibuang’ ke Pasar Baru, Jakarta, dan dijual murah. Harganya Rp 1.000-Rp 2.000. Itu adalah bulu mata yang sakit dan nusuk (saat digunakan),” ujar Ruth yang fokus ke pasar dalam negeri dan telah merambah ke Singapura serta Australia.
Seiring berjalannya waktu, produsen lain tumbuh dan muncullah berbagai produk bulu mata palsu yang nyaman digunakan. Model bulu mata palsunya pun semakin beragam.
Baca juga: Persaingan Global, Industri Bulu Mata Purbalingga Lesu
Pasar luar negeri
Pasar dalam negeri dan luar negeri turut berkembang. Pada 2021, Kementerian Perdagangan melepas ekspor bulu mata palsu senilai 30.000 dollar AS ke Turki, Zimbabwe, dan Amerika Serikat. Bulu mata palsu ini diproduksi di Desa Sejahtera Astra (DSA) Purworejo, Jawa Tengah.
Mengutip siaran pers Kemendag, DSA Purworejo ialah salah satu kawasan desa yang telah memberdayakan lebih dari 200 warga lokal di tiga desa untuk memproduksi bulu mata palsu. Sebelumnya, DSA Purworejo melalui PT Diva Prima Cemerlang telah mengekspor bulu mata palsu, antara lain, ke Inggris, Perancis, Belgia, Ceko, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Nigeria, dan Kolombia.
”Kita harus lebih jeli melihat peluang yang masih terbuka lebar di pasar internasional. Diharapkan ekspor bulu mata palsu ini akan terus berlanjut dan mendapatkan repeat order dengan jumlah transaksi yang lebih besar dan negara tujuan ekspor yang semakin bertambah,” kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag Marolop Nainggolan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, Indonesia merupakan eksportir bulu mata palsu kedua terbesar di dunia setelah China dengan nilai ekspor 387,6 juta dollar AS, sementara pangsa pasar global 8,47 persen. Pasar utama ekspor bulu mata palsu Indonesia adalah AS, Malaysia, Jerman, Korea Selatan, dan Inggris. Para pemakai bulu mata palsu itu tahu cara tampil lebih ”wah”!