Ratu Mary tampil ke hadapan rakyat Denmark dengan terusan putih yang manis dan minimalis. Tampilannya disorot publik.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·5 menit baca
Gaya berbusana Mary Elizabeth Donaldson sudah lama jadi sorotan publik. Ia selalu tertangkap kamera dalam tampilan yang modis dan necis. Kesan itu terus melekat, bahkan semakin kuat, saat tampil di balkon Istana Christianborg sebagai Ratu Denmark.
Istana Christianborg di Kopenhagen, Denmark, riuh oleh gemuruh sekitar 100.000 orang yang hadir menyambut raja baru mereka, Raja Frederik X, pada Minggu (14/1/2024). Sorakan publik semakin menjadi kala Ratu Mary bergabung dengan suaminya di balkon istana. Publik menyambut hangat kedua simbol negara Denmark tersebut setelah Ratu Margrethe II mundur dari jabatannya.
Mary tak lepas dari sorotan. Warga mengelukan dia sebagai tokoh utama dongeng putri. Sebelum menikah dengan Raja Frederik X, Mary adalah warga biasa Australia yang pernah bekerja di sejumlah perusahaan periklanan dan pemasaran properti. Keduanya bertemu di sebuah kedai minum di Sydney pada 2000, berkenalan, pacaran, lalu menikah.
Pernikahan membawa Mary pindah ke Denmark. Ia belajar bahasa Denmark dan menjadi warga setempat selama dua dekade terakhir. Nasib lantas mengantarnya menjadi Ratu Denmark yang populer di kalangan publik.
Mary tampil perdana dengan gelar ratu dalam terusan putih. Anggota kerajaan di seluruh dunia kerap tampil dengan warna putih di berbagai kesempatan. Dalam teori warna, putih diasosiasikan dengan kesucian dan kesederhanaan.
Adapun busana berlengan panjang Mary tampak sederhana, namun jauh dari kesan sepi berkat aksen syal putih yang melingkar di kerah baju, lalu tersampir ke belakang bahu. Selain syal, bahu Mary dihias oleh bros dengan ilustrasi Ratu Margrethe II.
Terusan tersebut dipermanis dengan ikat pinggang yang diberi sentuhan bros. Terusan itu menjuntai dalam siluet A-line sepanjang betis. Potongan busana Mary minimalis dan timeless (tak lekang oleh waktu). Penampilannya menyerukan kesan elegan, mewah, namun sederhana.
Itulah busana rancangan desainer Denmark, Soeren Le Schmidt. Mary sebetulnya sudah lama mengenakan busana rancangan Schmidt, salah satunya busana ungu tua saat Mary menghadiri penobatan Raja Charles II di Inggris.
Mary juga pernah mengenakan gaun merah dengan potongan bahu terbuka saat menghadiri acara Tahun Baru pada 2018. Ada lagi momen saat Mary mengenakan busana biru lembut, coklat keabuan, pink salem, hingga hijau zamrud. Semuanya hasil rancangan Schmidt dan terekam di lamannya.
Schmidt merasa terhormat dan senang bukan kepalang saat dipilih untuk merancang busana Mary. Kali ini bukan sebagai Putri Mahkota Kerajaan Denmark, melainkan Ratu Denmark. Dalam unggahannya di Instagram setelah acara penobatan, Schmidt menulis, ”Beyond grateful. Thank you for choosing me (Sangat bersyukur. Terima kasih telah memilihku).”
Ia kembali mengunggah foto Raja dan Ratu Denmark pada Sabtu (20/1/2024) dengan tulisan, ”Still very grateful that Queen Mary chose me (Masih sangat bersyukur bahwa Ratu Mary memilihku).”
Schmidt bercerita kepada Vogue Scandinavia bahwa ia hanya punya waktu 14 hari untuk membuat busana sang ratu. Hal ini tak mengherankan sebab pada pengujung 2023, Ratu Margrethe II mengejutkan publik saat tiba-tiba mengumumkan rencana pengunduran diri dari takhta.
Schmidt merancang busana Mary dengan campuran wol dan viskose (jenis kain rayon). Paduan kedua material beda sifat ini menghasilkan busana yang halus dan tampak licin; terkesan jatuh, namun berat dan mempunyai struktur.
Adapun bagi Schmidt, warna putih sangat pas sebagai kanvas bagi perhiasan rubi merah sang ratu. ”Warna Denmark adalah merah dan putih, jadi gaun putih yang indah secara grafis, dihiasi dengan anting dan bros rubi, tampak seperti pilihan yang tepat,” ucapnya. ”Sangat indah.”
Kemewahan senyap
Seperti tertulis di laman pribadinya, Schmidt ingin rancangan-rancangannya berkelanjutan. itu sebabnya, ia sebisa mungkin menggunakan material ramah lingkungan, menggunakan bahan sisa, dan bahkan mendesain ulang rancangan lamanya.
Adapun Mary dan Frederik, sejak sebelum naik takhta menjadi raja dan ratu, aktif memperjuangkan isu-isu antara lain lingkungan hidup dan keberlanjutan. Agaknya perhatian soal keberlanjutan pula yang membuat rancangan Shcmidt tak lekang oleh waktu, awet disimpan di lemari, dan bisa digunakan selama bertahun-tahun.
Gaya timeless pula yang kerap diadopsi para anggota kerajaan dan orang-orang superkaya di dunia. Publik menyebutnya quiet luxury atau kemewahan senyap. Adapun anak muda zaman sekarang kerap menyebutnya old money aesthetic alias estetika orang kaya lama.
Quiet luxury kerap dijumpai dalam bentuk busana berpotongan minimalis yang dijahit tangan, berkualitas tinggi, dan menggunakan material bagus. Warnanya pun umumnya netral dan terkesan mahal.
Majalah Elle mengartikan kemewahan senyap sebagai minimalisme era baru yang lebih fokus pada investasi dan kebiasaan belanja yang bijak. Sementara itu, AP memaparkan kemewahan senyap sebagai gaya sederhana tanpa logo atau emblem merek tertentu. Walau tanpa logo, sesama orang kaya biasanya bisa mendeteksi bahwa itu adalah busana mewah.
”Jika Anda tahu, Anda tahu, dan itulah intinya,” ucap konsultan ritel barang mewah Robert Burke. ”Orang-orang yang mereka pedulikan, orang-orang di ruangan, mereka tahu benar apa yang sedang dikenakannya. Dan hanya merekalah yang penting,” tambahnya.
Busana-busana quiet luxury sebetulnya bisa menunjang gaya hidup ramah lingkungan. Potongan busana yang sederhana akan mampu dipakai di zaman apa pun. Material berkualitas tinggi membuat busana itu awet hingga bertahun-tahun lamanya. Sementara itu, warnanya yang netral memudahkan busana-busana itu untuk dipadukan dengan pakaian lain di lemari.
Mungkin itu pula yang ingin dicapai Ratu Mary, orang yang kini jadi salah satu ikon kemewahan senyap dari kalangan kerajaan. Selain elegan, gaya berbusana ini pun rupanya selaras dengan perhatiannya terhadap isu lingkungan.