Toyota Yaris Cross, Hibrida Baru yang Mengusik Pasar
Mobil yang diproduksi di dalam negeri oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ini mengusung berbagai keunggulan yang tidak atau belum dimiliki pesaingnya di medan SUV kompak.
Akhirnya Toyota terjun juga di segmen SUV kompak yang selama ini dikuasai nyaris tanpa gangguan oleh Honda HR-V. Toyota Yaris Cross datang memanaskan segmen yang sudah riuh ini dengan berbagai ”senjata” andalan.
Pada 3-5 Juli 2023, PT Toyota-Astra Motor (TAM) mengundang puluhan jurnalis untuk menguji coba Toyota Yaris Cross di medan sesungguhnya di sekitar Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Kawasan wisata Gunung Bromo nan eksotis menjadi salah satu tujuan.
Ini adalah uji kendara jarak jauh pertama Yaris Cross sejak diperkenalkan secara resmi secara global pada 15 Mei 2023. Kompas setelah itu mendapat kesempatan mencicipi kendara perdana mobil kompak tersebut di fasilitas Toyota Driving Experience di Sunter, Jakarta Utara. Namun, uji tersebut belum sepenuhnya memperlihatkan keunggulan mobil baru ini.
Berbagai keunggulan yang menjadi ”senjata” Yaris Cross ini baru dirasakan saat uji kendara ke Surabaya dan Malang. Mobil yang diproduksi di dalam negeri oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ini memang mengusung berbagai keunggulan yang tidak atau belum dimiliki pesaingnya di medan SUV kompak.
Salah satu yang paling mendasar adalah platform sasis berbasis Daihatsu New Global Architecture (DNGA). Menurut Dimas Aska, Head of PR PT TAM, meski tak menyandang nama Toyota, DNGA ini dikembangkan di Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing (TDEM) yang ada di Thailand. Jadi, wajar jika DNGA mengusung konsep yang sama dengan ”kakak”-nya, yakni TNGA (Toyota New Global Architecture) yang berbasis arsitektur modular.
Secara khusus, Yaris Cross yang berbeda dengan Yaris Cross untuk pasar Jepang dan Eropa ini mengusung platform DNGA-B yang juga digunakan pada Daihatsu Xenia, Toyota Avanza, dan Toyota Veloz generasi terbaru.
Mengaca pada keberhasilan TNGA mengubah secara mendasar bagaimana mobil-mobil Toyota berplatform itu berperilaku saat dikemudikan di jalanan, mobil-mobil berplatform DNGA juga diharapkan mewarisi berbagai keunggulan TNGA itu. Salah satunya adalah mobil yang lebih stabil dan menyenangkan untuk dikendarai dengan pembaruan sasis, kaki-kaki, hingga ergonomi interior mobil.
Baca juga : Gesit, “Hybrid”, dan di Bawah Rp 500 Juta
Hal itu menjadi salah satu yang terbukti saat uji kendara ke Jawa Timur ini. Saat Kompas memacu mobil dalam kecepatan tinggi di jalan tol dari Surabaya menuju Taman Safari Prigen, terasa mobil masih stabil dan dapat dikendalikan dengan baik. Posisi duduk, roda kemudi, hingga pandangan ke depan semua berkontribusi pada pengendalian yang menyenangkan.
Bahkan, saat mobil dibawa ke jalur berkelok-kelok penuh tanjakan panjang ke kawasan Bromo, mobil juga masih nyaman ditunggangi dan dikendalikan.
Hibrida “tulen”
Keunggulan kedua dari Yaris Cross ini adalah sistem hibrida ”tulen” yang berbasis baterai lithium-ion. Ini adalah satu-satunya mobil yang mengusung sistem hibrida ini di segmen SUV kompak. Suzuki juga memasang label ”Hybrid” pada All New Suzuki Grand Vitara-nya yang berada di segmen yang sama, tetapi sistem yang diterapkan baru hibrida ringan atau ”mild hybrid”. Sementara Yaris Cross mengadopsi sistem hibrida tulen karena listrik dari baterai bisa langsung menggerakkan roda dan bahkan menyediakan mode berkendara EV Mode yang memungkinkan mobil dijalankan hanya dengan tenaga baterai.
Keberadaan sistem hibrida (hybrid electric vehicle/HEV) pada Yaris Cross ini sangat membantu mobil meningkatkan efisiensi pemakaian BBM dan dengan begitu memangkas emisi gas CO2 yang merusak iklim. ”Emisi Toyota Yaris Cross ini hanya 78 gram per kilometer. Jika dibandingkan emisi mobil biasa yang mencapai 140-150 gram per kilometer, terjadi pemangkasan sebesar kira-kira 70 gram per kilometer. Jika dikalikan dengan kebiasaan orang Indonesia berkendara rata-rata 20.000 kilometer per tahun, maka dalam satu tahun kami bisa memangkas emisi sebesar 1.400.000 gram CO2,” papar Wakil Presiden Direktur PT TAM Henry Tanoto dalam sambutannya di Kota Batu, Jawa Timur, Selasa (4/7/2023).
Efisiensi konsumsi BBM itu begitu nyata saat mobil dibawa turun dari kawasan Bromo. Medan yang hampir seluruhnya turunan membuat mesin bakar mobil praktis tidak pernah hidup. Semua tenaga penggerak dari baterai yang selalu penuh karena sistem pengereman regeneratif pada sistem hibridanya selalu memasok listrik ke baterai. Dalam rute turun dari Bromo itu, layar multi-information display (MID) mobil bahkan sempat menyebutkan angka konsumsi BBM rata-rata 89 km per liter.
Namun, di jalan yang normal dan rata, konsumsi BBM terus bertambah. Apalagi setelah masuk ke jalan tol dan mobil digeber dalam kecepatan tinggi. MID menunjukkan angka konsumsi 13 km per liter. Secara umum, berdasarkan catatan Kompas, rentang konsumsi BBM mobil ini ada di angka 13-19 km per liter. Itu diperoleh dengan mode berkendara wajar tanpa ada upaya untuk irit-iritan.
Dengan harga Rp 449.950.000 (on the road, Jakarta) untuk tipe S Hybrid with GR Parts Auto Package yang kami kendarai ini, Yaris Cross juga menjadi mobil hibrida termurah keluaran Toyota. Tipe tertinggi Yaris Cross ini memiliki harga kompetitif dibandingkan Honda HR-V RS Turbo yang sudah dibanderol Rp 529.900.000, meski memang terdapat perbedaan performa yang cukup mencolok di antara keduanya. Konsumen kini punya pilihan, apakah akan mengejar performa mesin turbo atau mencari efisiensi dari sistem hibrida.
Baca juga : Toyota Yaris Cross Meluaskan Pangsa Elektrifikasi
Penuh fitur
Selain itu, Yaris Cross tipe S ini juga sudah dilengkapi seabrek fitur, mulai dari fitur keselamatan aktif Toyota Safety Sense, tampilan digital kluster instrumen yang bisa diubah ke dalam empat pilihan, pengecas ponsel nirkabel, tiga mode berkendara (Normal, Eco, Power), dan pintu bagasi yang bisa dibuka secara elektrik dan dilengkapi sensor tendangan untuk membuka pintu tanpa menyentuh handel pembuka pintu. Layar sentuh berukuran 10,1 inci memungkinkan konektivitas Apple CarPlay dan Android Auto. Sementara atap panoramik memberi nilai tambah tersendiri untuk menambah kesan lapang interior.
Jika harus mencari kekurangan dari mobil ini, ruang interiornya terasa lebih sempit dibandingkan pesaing utamanya, Honda HR-V. Orang dengan tinggi badan di atas 170 cm kepalanya beberapa kali terantuk plafon atap.
Kekedapan kabin juga menjadi salah satu isu karena suara angin masih masuk dengan jelas saat mobil melaju dalam kecepatan tinggi. Selain itu, suara gerungan mesin dan generator regenerative braking terdengar jelas dari dalam kabin. Penambahan lapisan peredam pada firewall kemungkinan bisa memperbaiki kekurangan ini.
Tampilan kamera 360 di layar monitor utama juga masih beresolusi rendah. Karena itu, saat parkir pada malam hari atau di tempat kurang cahaya, gambar yang ditampilkan kurang jelas bagi pengemudi.
Saat diajak start dari posisi berhenti di tanjakan dengan kemiringan 15 derajat di kawasan Prigen, mobil masih bisa diajak melaju dengan mudah. Padahal, mobil diisi empat orang dewasa dan berbagai bawaan bagasi.
Di atas kertas, mesin bensin berkode 2NR-VEX berkapasitas 1,5 liter pada Yaris Cross menghasilkan tenaga 90 HP dengan torsi puncak 121 Nm. Sementara motor listriknya menyumbangkan tenaga hingga 79 HP dengan torsi 141 Nm.
Mobil dengan panjang 4.310 milimeter (mm), lebar 1.770 mm, dan tinggi 1.615 mm, dan jarak antarporos roda 2.620 mm ini juga memiliki tinggi kolong (ground clearance) 210 mm. Efeknya, mobil cukup percaya diri dibawa melintasi jalan rusak atau jalan non-aspal.
Dapatkah jagoan baru Toyota ini menggempur para pesaingnya di segmen SUV kompak? Yang jelas, sejak mobil ini diumumkan harga resminya, sudah lebih dari 1.000 pemesanan kendaraan masuk. Kita lihat saja nanti kiprah sang pengusik pasar ini.