Sepatu ”sneaker” telah berkembang dari alas kaki menjadi bagian dari gaya hidup, aset, dan sejarah.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
Sepatu tak lagi sekadar alas kaki yang membantu manusia beraktivitas sehari-hari. Sneaker, misalnya, telah bertransformasi menjadi bagian dari gaya hidup, aset, dan sejarah.
Pekan lalu, acara Jakarta Sneaker Day (JSD) 2023 berlangsung selama 23-26 Februari 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Banten. Sebanyak 124 stan produk sneaker dan streetwear terlibat. Satu dari stan yang hadir ialah komunitas Indonesia Sneaker Team (IST).
IST membawa 16 sepatu edisi terbatas. Sepatu-sepatu yang dipamerkan adalah produk yang diproduksi rata-rata kurang dari 500 pasang di dunia. Dari jumlah itu, delapan sepatu masuk ke dalam kategori yang disebut sebagai unicorn karena merujuk pada sepatu langka yang membuat penggemar sneaker takjub ketika melihatnya.
”Sepatu unicorn itu biasanya sepatu sampel, tua, yang diproduksi khusus. Barang itu nyata di gambar, tapi belum tentu bisa kita lihat langsung. Sepatu-sepatu ini kami dapatkan dari para kolektor IST,” kata Rifqy Aditya Putra, Manajer Marketing IST, Sabtu (25/2/2023).
Delapan sepatu tersebut antara lain Nike Dunk Hi Premium ”Deftones” (2003), Nike Dunk SB ”What the Dunk” (2007), dan Nike Dunk Hi ”Kentucky” Player Edition (1985). Selain itu, tampak Adidas x MMJ Masaaki Homma (2013) dan Nike Air Jordan 1 Retro 1994 (1994).
Setiap sneaker memiliki sejarah pembuatan dan kisah perjuangan kolektor. Sebagai contoh, Nike Dunk Hi Premium ”Deftones” merupakan sepatu yang diproduksi untuk mempromosikan tur Amerika Serikat dari grup alternatif metal asal Sacramento, Deftones.
Sepatu tersebut berwarna hijau beraksen hitam. Sementara di sisi samping tumit luar dan dalam terukir tulisan ”Deftones” berwarna putih. Sepatu ini tidak pernah dijual ke pasar, tetapi hanya dibagikan kepada teman, keluarga, dan kru Deftones. Ada sekitar lima pasang sepatu Nike Dunk Hi Premium ”Deftones” di Indonesia.
Sepatu yang tak kalah menarik adalah Nike Dunk SB ”What the Dunk”. Sneaker ini merupakan salah satu sepatu paling unik yang pernah diluncurkan Nike. Sepatu ini terbuat dari 31 bagian dari sepatu Nike SB Dunks.
Nike Dunk SB ”What the Dunk” memiliki corak polos, bintang, garis acak, dan tartan. Warnanya pun bervariasi, mulai dari abu-abu, coklat, merah, hijau stabilo, oranye, putih, hingga kuning. Karena desainnya yang terkesan ramai, Nike awalnya berpikir ini merupakan sepatu terjelek yang pernah dirancang sehingga perusahaan ini mengesampingkan konsep ini selama dua tahun.
”Sebagai komunitas, kami ingin mengedukasi bahwa di balik sneaker itu ada keterampilan, desain, dan sejarah. Kami berharap masyarakat lebih melek dan menghargai,” ujar Rifqy.
Kisah pemilik
Nike Dunk Hi ”Kentucky” Player Edition memiliki cerita panjang. Pada 1985, Nike meluncurkan sepatu bernama Air Jordan 1 yang diikuti Nike Dunk. Perusahaan ini lalu bekerja sama dengan sejumlah kampus, seperti University of Michigan, University of Kentucky, dan University of Iowa.
Kerja sama itu membuat tim basket kampus menggunakan Nike Dunk High sebagai sepatu resmi tim. Pemilik sepatu Nike Dunk Hi ”Kentucky” Player Edition yang berwarna putih biru itu mendapatkannya dari pelatih basket saat berkuliah di University of Kentucky.
Anggota IST, Dhandi Alamsyah, menambahkan, sulit untuk memberi harga pada sepatu-sepatu unicorn yang dipamerkan dalam JSD itu. Akan tetapi, jika dihitung total, semua sepatu yang dipamerkan bisa mencapai miliaran rupiah.
”Sepatu-sepatu itu sekilas kelihatan seperti sneaker biasa. Tapi, kalau dipelajari sejarahnya, sepatu-sepatu ini punya nilai yang luar biasa,” katanya.