Kesulitan mencari busana sesuai selera dan ukuran kerap membuat orang nekat membuat sendiri. Hal itu pula yang menjadi alasan Jeanita Adeline dan Jesca Aderland membangun jenama ”fashion” bernama Novere.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·3 menit baca
Kesulitan mencari busana sesuai selera dan ukuran kerap membuat orang nekat membuat sendiri sesuai dengan selera dan keinginan. Hal itu pula yang menjadi alasan Jeanita Adeline dan Jesca Aderland membangun jenama fashion bernama Novere pada 2017.
Tak hanya membuat baju berpotongan longgar dan simpel dengan warna pastel yang mudah dipadu-padan, kakak-adik itu juga menyelipkan pesan di setiap koleksi baju yang mereka jual.
Pesan yang disampaikan bertema mengingatkan tentang proses yang biasa dalam berkehidupan. Umpamanya jangan menyerah pada keadaan yang menyulitkan. Atau ajakan untuk bersatu demi hasil yang lebih baik. Semua pesan tertulis dalam bahasa Inggris, misalnya yang berbunyi ”flowers need time to bloom, so do you!” yang terdapat dalam koleksi terbaru Novere bertajuk ”Bloom”.
”Kami sering mendapat DM dari pelanggan yang berterima kasih atas pesan yang ia dapatkan dari baju yang dibeli,” ujar Jeanita yang akrab dipanggil Jeje pada Rabu (22/2/2023) di Jakarta tentang pesan yang mereka sebarkan lewat tulisan kecil di kaus atau atasan serta kertas mungil dalam bungkus baju pesanan pembeli.
Tujuan pemberian pesan tersebut, menurut Jeje, untuk saling menguatkan dan mengingatkan. Apalagi Jeje dan adiknya, Jesca, sepakat menyebut pembeli koleksinya sebagai ”NovereSisters”. ”Kami tak sekedar menjual baju, tetapi juga untuk saling berbagi dan menguatkan,” ujar Jeje.
Jeje dan Jesca, meski berbeda selera dalam berpakaian, sering saling tukar baju. Penampilan Jeje lebih feminin, sementara gaya berpakaian adiknya cenderung tomboy. Berangkat dari kebutuhan itulah, keduanya yang sering kesulitan mencari baju untuk beraktifitas sehari-hari sepakat membuat baju sendiri. Lahirlah terusan berpotongan longgar, blus, jaket, celana panjang sampai t-shirt untuk mereka yang terutama berusia 25-40 tahun.
Walaupun sebagian blus berpotongan netral, seperti kemeja lengan pendek pada umumnya, Jeje menyebut kemeja yang Noevere sediakan bisa untuk unisex, perempuan dan lelaki sama-sama bisa memakainya. Untuk menambah detail feminin pada busana seperti rok, jaket, ditambahkan rimpel atau lipit (lipatan kecil) di lengan, dada hingga ujung perut. Ada pula bordir di saku kemeja atau di ujung saku celana panjang.
Serba pastel
Noevere menyediakan warna-warna pastel untuk semua koleksinya. Ada delapan jenis warna, antara lain nude, hijau, ungu muda, coklat serta putih. ”Pilihan warna pastel itu karena selain kami suka, juga agar mudah dipadu padan dengan busana lain,” ujar Jeje yang berlatar belakang pendidikan S-2 kenotariatan.
Warna putih, hijau, ungu, dan krem tampak pada busana longgar dengan leher berbentuk v serta kancing dari atas ke bawah yang menjadi salah satu koleksi terbaru yang ada di toko mereka di mal Plaza Indonesia, Jakarta. Cara pemasaran itu melengkapi upaya penjualan produk yang sejak tahun 2017 hanya melalui website dan pedagang di market place.
Untuk bahan busana, Jeje mengakui belum semua terbuat dari bahan ramah bumi. Sebagian bahan busana dari linen dan tencel yang mudah terurai, tetapi ada juga yang masih berbahan campuran poliester. ”Tak mudah menuju membuat baju dari bahan ramah lingkungan sebab ada model baju yang agak susah dibuat jika dari bahan tencel, misalnya. Kami akan terus menambah jumlah bahan yang ramah lingkungan sebagai dukungan kepada lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.