Amanda dan Janna Soekasah Panggabean mewujudkan cinta pada penyelamatan hewan dari Indonesia melalui karya busana.
Oleh
Soelastri Soekirno
·5 menit baca
Nasib fauna asli Indonesia yang nyaris punah dan terusir dari habitatnya tetapi malah dianggap pengganggu manusia, mendorong Janna Karina Puspitasari Soekasah-Joesoef dan Amanda Gratiana Puspitadewi Soekasah bergerak. Keduanya meneruskan pesan para hewan, ”selamatkan aku”, lewat karya busana bertajuk Borneo Collection dan Sumatran Tiger.
Hari Rabu (1/12/2021) menjadi hari menggembirakan bagi Amanda dan Janna. Untuk pertama kalinya, mereka bisa menunjukkan busana dan aksesori karyanya kepada khalayak secara langsung di Senayan City, Jakarta. Amanda mengaku merinding ketika melihat para model memamerkan sekitar 25 busana pria dan Wanita. ”Akhirnya bisa fashion show langsung. Dulu sudah mengadakan fashion show tetapi virtual,” jelas Amanda usai acara.
Pada kesempatan itu, kakak-adik tersebut menampilkan koleksi Borneo Collection, karya Ghea Resort, lini mode yang dibangun Amanda dan Janna. Semua busana, celana, rok, kaus, baju renang, kemeja, bandana, tas, topi, scarf, sarung bergambar gajah, motif ikat suku Dayak, perempuan suku Dayak dengan tutup kepala khas dan kuping panjangnya, serta pepohonan yang tumbuh di Kalimantan.
Koleksi itu menampilkan busana pria dan wanita yang mayoritas berbahan rayon yang memberi kenyamanan kepada pemakai. ”Kami membuat koleksi ini sama dengan koleksi macan sumatera, busana untuk di rumah. Pandemi membuat kita harus banyak di rumah, tapi butuh busana rumah yang memudahkan gerak dan dari bahan yang nyaman,” tutur Janna.
Sebenarnya, pilihan bahan lebih banyak ke rayon tetapi ada aksesori yang kadang-kadang perlu bahan campuran agar terasa ringan di badan sekaligus nyaman. Maka, tak terelakkan aksesori, seperti scarf, masih dibuat dari rayon campur poliester. Sementara sarung terbuat dari rayon dan sifon.
Model busananya beragam, setelan celana pendek dan kaus, celana pendek-atasan berkerah untuk lelaki. Gaun panjang, terusan model kaftan, outer, setelan safari warna khaki yang elegan dan kombinasi antara kaus pendek ketat yang biasa untuk olahraga ataupun santai di rumah dengan celana pendek atau sarung.
Untuk melengkapi tampilan, sang desainer memakaikan sandal, sepatu, tas, topi bergambar senada. Tak hanya itu, di dalam koleksi Borneo ditampilkan pula baju renang dan kaus pendek yang merupakan karya kolaborasi Amanda-Janna dengan model Kelly Tandiono.
Uniknya, pada karet bagian bawah kaus ketat setengah dada bergambar gajah kerdil asli Kalimantan yang mereka beri nama Pygmy, terpampang pesan ”Save Me”. Sementara pada tali tas yang terbuat dari kain kanvas tertulis pesan, ”Save the Forest” atau ”May the Forest be with You”. ”Kami berdua memang ingin membawa pesan dari hewan-hewan asli Indonesia yang terancam punah, tumbuhan, budaya dan hutan kita yang keberadaannya sudah menyedihkan kepada kita semua dan dunia. Mari selamatkan mereka,” kata Amanda.
Janna dan Amanda juga menyampaikan pesan sama lewat busana koleksi Sumatran Tiger yang mereka luncurkan pertengahan 2021. Jenis dan bahan busana yang mereka buat juga sama. ”Busana yang nyaman untuk dipakai di rumah, tapi juga bisa dipakai untuk pergi. Model simple tapi cocok untuk anak muda, bahan enak di kulit,” jelas Janna.
Oleh karena pesannya untuk menciptakan kehidupan yang ramah lingkungan bagi seluruh mahkluk penghuni bumi, warna yang mereka pilih juga bernuansa warna tanah, biru, hijau muda, coklat, kekuningan dan krem.
Cemas dan prihatin
Penciptaan koleksi ”Borneo” dan ”Sumatran Tiger” berawal dari kecemasan dan keprihatinan Janna dan Amanda kepada kondisi hewan, tanaman, budaya khas Indonesia yang keberadaannya terancam. Sejak kecil keduanya sudah cinta flora dan fauna Nusantara. Bahkan, Amanda pencinta tulen gajah. Apa pun benda yang berunsur gajah pasti ia beli dan pakai.
Pada 2018, putri kembar desainer senior Ghea Panggabean itu mendapat tawaran dari World Wide Fund for Nature Indonesia, organisasi yang menangani konservasi, penelitian, dan restorasi lingkungan untuk melihat kehidupan gajah sumatera di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Di sana, keduanya belajar mengenai seluk-beluk gajah.
”Ternyata gajah itu jalannya lurus. Setiap hari ia melewati rute yang sama. Nah, yang terjadi akhir-akhir ini, habitat mereka rusak. Jalan yang biasa mereka lalui sudah tak ada. Mereka bingung lalu masuk area yang sudah menjadi ladang atau permukiman,” kata Amanda.
Sudah diduga, yang terjadi kemudian, gajah atau macan yang terusir dari habitatnya sering tersesat ke permukiman. Mereka kemudian banyak yang dibunuh atau terbunuh. ”Sedih melihatnya. Jumlah mereka makin berkurang sehingga akan punah bila kita tak menyelamatkan mereka,” ujar Janna.
Nasib sama menimpa gajah kerdil khas Kalimantan yang hidup di Kalimantan wilayah utara. Tak banyak orang tahu soal gajah tersebut sebab jumlahnya tinggal ratusan dan jarang keluar dari hutan. ”Keadaan itu yang membuat kami mengajak banyak orang. Yuk kita selamatkan mereka,” timpal Amanda.
Banyak pesanan
Belajar dari keberhasilan menjual gelang dari kain perca yang pernah mereka lakukan bersama Wulan Guritno dan Dimas Beck, Amanda dan Janna berpikir mengapa tak melakukannya dari membuat busana. Apalagi sejak lama, dua perempuan berambut panjang itu ingin meneruskan warisan ibunya yang sejak tahun 1980-an menjadi desainer mode.
Agar berbeda dengan Ghea yang lebih dulu mengangkat kain jumputan, tenun ikat sampai batik, Amanda dan Janna membuat kain motif flora, fauna, dan budaya. Untuk mengawali langkah ikut menyelamatkan hewan, tumbuhan dan budaya Indonesia, keduanya membuat dua koleksi busana. Oleh karena waktu pembuatan di masa pandemi, model busana yang dipilih sederhana tetapi nyaman untuk bergerak. Terciptalah celana pendek, sarung, gaun longgar.
”Awalnya kami bikin lalu kirim ke teman-teman untuk dicoba. Lalu kami buat foto katalog dengan model saya, Janna, dua anak Janna. Fotonya dibuat di apartemen Janna. Eh, banyak teman suka, lalu memesan,” kata Amanda.
Pesanan terus berdatangan, mereka lalu membuat koleksi lain, ”Sumatran Tiger”. Pandemi yang belum reda membuat keduanya kesulitan mencari model untuk tampil di buku katalog. Janna berinisiatif mengkaryakan dua adiknya, Igor dan Sakina. Busana koleksi ”Sumatran Tiger” terdiri dari rok dan blus, kemeja, celana Panjang, sepatu bergambar macan sumatera, topi dan tas jinjing dengan tali panjang bertulisan ”Save Sumatran Tiger” dari bordir.
Meski baru meluncurkan dua koleksi, sebenarnya Janna dan Amanda bukan orang baru di dunia mode Indonesia. Sejak tahun 2014, keduanya sudah membuat gelang dari sisa kain di butik Ghea Panggabean. Gelang itu menjadi sarana untuk menghimpun dana guna membantu penderita kanker. Gelang harapan menjadi salah satu cara untuk menggalang dana yang dilakukan Amanda-Janna bersama Wulan dan Dimas.
Perjalanan Amanda-Janna untuk mengajak orang menyelamatkan hewan, tumbuhan, dan budaya demi kelangsungan hidup bumi serta isinya akan terus berlanjut lewat berbagai upaya.