Kelangkaan Cip Masih Akan Terus Berlanjut, Pasokan iPad dan Mac Bakal Terganggu
Kelangkaan komponen semikonduktor atau cip untuk gawai diyakini masih akan berlanjut pada 2021. Apple meyakini ini akan berpengaruh pada pasokan iPad dan komputer Mac.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelangkaan komponen semikonduktor atau cip untuk gawai diyakini masih akan berlanjut pada 2021. Perusahaan teknologi Apple meyakini ada sejumlah produk yang produksinya dapat terhambat, yakni tablet iPad dan komputer Mac.
Chief Executive Officer Apple Tim Cook dalam conference call dengan pemegang saham pada Kamis (29/4/2021) mengumumkan bahwa tablet iPad dan komputer Mac yang menggunakan cip Apple M1 produksinya dapat terpengaruh oleh krisis cip.
Ia mengatakan, Apple harus berkompetisi dengan perusahaan lain untuk mendapatkan kapasitas produksi di pabrik cip.
”Kami memperkirakan bahwa (kinerja perusahaan ke depan) akan terbatasi oleh suplai, bukan dari permintaan. Krisis ini utamanya akan berimbas ke iPad dan Mac,” kata Cook.
Diperkirakan pada kuartal II-2021 (April-Juni), krisis cip dapat mengurangi pendapatan Apple sebesar 3 miliar-4 miliar dollar AS (Rp 43,3 triliun-Rp 57,7 triliun). Untuk diketahui, pada kuartal II-2020, Apple mencatatkan pendapatan sebesar 58,3 miliar dollar AS (Rp 836,7 triliun).
Sejak akhir 2020, akibat pandemi Covid-19, krisis cip telah melanda berbagai sektor industri dari otomotif hingga ponsel pintar.
Awalnya, industri otomotif yang membutuhkan cip untuk berbagai perangkat elektronik pada mobil produksinya membatalkan pesanan di awal masa pandemi karena memproyeksi turunnya permintaan.
Secara simultan, industri gawai dan ponsel pintar justru menambah permintaan cip untuk memenuhi permintaan gawai yang meningkat di masa pandemi.
Namun, jelang akhir 2020, ketika permintaan mobil mulai pulih dan industri otomotif bergerak bangkit, perusahaan semikonduktor tidak dapat memenuhi permintaan karena fasilitas produksinya telah dikontrak para pemain industri ponsel pintar.
Kondisi ini akhirnya berdampak pada kegagalan sejumlah pemain besar otomotif dunia memenuhi target produksi. Perusahaan mobil AS, Ford, bahkan mengumumkan hanya akan dapat memproduksi setengah dari target.
Di industri gawai dan ponsel pintar, krisis cip bahkan juga telah berdampak pada pengurangan kemampuan produksi sejumlah produk dan peningkatan harga di level konsumen.
Krisis ini diyakini dapat berlangsung hingga 2022, setidaknya untuk industri otomotif, menurut CEO Ford Jim Farley.
Samsung geser Apple
Sementara itu, laporan firma riset pasar Canalys menunjukkan bahwa Samsung telah menggeser Apple sebagai produsen ponsel pintar terbesar di dunia pada kuartal I-2021. Pemain asal China, Xiaomi, menempati posisi ketiga.
Berdasarkan catatan Canalys, Samsung berhasil melakukan pengapalan (shipments) sebesar 76,5 juta unit pada kuartal I-2021 atau naik sekitar 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Keuntungan pada kuartal ini pun meningkat hingga 66 persen, didorong dengan kesuksesan penjualan seri Galaxy S21. Samsung berada di posisi pertama dengan pangsa pasar sebesar 22 persen.
Sementara itu, Apple berhasil mengapalkan sebesar 52,4 juta unit. Meski berada di posisi kedua dengan 15 persen market share, Apple sebetulnya mencatatkan peningkatan cukup tinggi, yakni 41 persen dari 37,1 juta unit.
Pembaruan besar-besaran pada lini iPhone dengan iPhone 12 diyakini menjadi faktor penyebab peningkatan ini. Sebelumnya Apple memimpin pasar pada kuartal IV-2020 dengan pengiriman sebesar 81,8 juta unit.
Pengapalan Xiaomi mengalami peningkatan drastis, sebesar 62 persen menjadi 49 juta unit pada kuartal I-2021. Pangsa pasarnya pun berhasil menempel ketat Apple, dengan 14 persen.
Kesuksesan Xiaomi ke posisi ketiga disebut sebagai the new Huawei setelah Huawei gagal masuk ke lima besar akibat perang dagang dan pemblokiran dari pasar AS.
Meski demikian, pasar ponsel pintar diyakini tidak akan mencapai potensi maksimalnya pada tahun ini akibat krisis cip menurut analis dari Canalys, Ben Stanton.
”Pasokan komponen penting seperti cip akan menjadi menyita perhatian khusus. Kelangkaan ini dapat mengganggu pengapalan ponsel pada periode mendatang,” kata Stanton. (REUTERS)