Rencana kenaikan capital gain dinilai juga berpengaruh pada tren penurunan nilai bitcoin. Masyarakat juga harus berhati-hati terhadap penipuan yang menyaru sebagai perusahaan bursa aset kripto.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rencana peningkatan pajak keuntungan modal atau capital gain tax yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Joseph R Biden diyakini tidak membantu proses pemulihan nilai bitcoin setelah aksi ambil untung dari pemecahan rekor nilai aset kripto ini. Meski demikian, diyakini tren penurunan ini hanya sementara.
Berdasarkan data bursa kripto Coinbase, posisi bitcoin pada Minggu (25/4/2021) adalah 49.799 dollar AS per BTC atau sekitar Rp 722,83 juta. Hal ini menunjukkan, selama akhir pekan ini, nilai tukar aset kripto terbesar dunia ini belum bisa pulih sejak turun drastis dari angka 55.000 dollar AS (Rp 799,5 juta) pada Jumat (23/4/2021).
Analis menilai hal itu berkaitan dengan mengemukanya rencana Presiden AS Joseph R Biden melipatgandakan pajak penambahan kekayaan atau capital gain tax dan bukan dinamika yang terisolasi pada bitcoin saja.
Sebab, momentum penurunan bitcoin ini juga terjadi bersamaan dengan aset kripto lainnya seperti rival ether (ETH), ripple (XRP), dan doge (DOGE).
Seperti yang diketahui, Presiden Biden sedang menyiapkan rencana untuk meningkatkan capital gain tax dari 20 persen menjadi 39,6 persen bagi mereka yang berpendapatan lebih dari 1 juta dollar AS per tahun. Pajak ini dikenakan ke penjualan aset yang nilainya meningkat.
Rencana peningkatan pajak keuntungan modal atau capital gain tax yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Joseph R Biden diyakini tidak membantu proses pemulihan nilai bitcoin setelah aksi ambil untung dari pemecahan rekor nilai aset kripto ini.
Pendiri lembaga advokasi bitcoin Bitcoincenter NYC, Nick Spanos, meyakini hal ini membuat gejolak pada investor kripto. ”Dengan pertumbuhan yang tinggi pada harga bitcoin, para pemegangnya yang sudah mendapat keuntungan besar bisa jadi bakal terkena rencana pajak ini,” kata Spanos kepada Reuters.
Kebijakan di AS dapat memengaruhi pasar bitcoin di dunia karena tingginya konsentrasi peredaran bitcoin global di negara tersebut. Jika melihat ukuran jaringan bitcoin, AS pun menjadi lokasi hampir seperlima (19,08 persen) simpul atau nodes jaringan bitcoin dunia.
Jika melihat volume perdagangan bitcoin pada 2020, AS memimpin dengan angka 1,5 miliar dollar AS atau sekitar 172 kali lebih besar ketimbang transaksi di Indonesia yang senilai 8,84 juta dollar AS berdasarkan data Statista.
Di sisi lain, juga ada analis yang menilai penurunan kali ini hanya akan terjadi secara sementara. CEO Cryptohopper, sebuah firma pembuat bot trading kripto otomatis, Ruud Feltkamp mengatakan, koreksi ini adalah imbas aksi penjualan besar-besaran oleh para pemain yang sudah mendapat untung setelah sensasi melantainya perusahaan bursa kripto Coinbase di Nasdaq.
Untuk diketahui, bitcoin mencapai rekor tertingginya, yakni 64.829 dollar AS (Rp 940,9 juta), menjelang initial public offering Coinbase tersebut. ”Bitcoin sudah naik terus beberapa waktu terakhir, sudah sewajarnya akan terjadi aksi ambil untung dari para investor,” kata Feltkamp.
CEO Triv, bursa kripto lokal, Gabriel Rey juga menilai rencana pajak Biden tidak terlalu berpengaruh. Sebetulnya ini sudah dipahami para investor kripto jika Demokrat dan Biden menang pada Pemilu AS 2020.
”Rencana (peningkatan pajak) ini sudah diumumkan waktu kampanye dan investor memahami ini. Ini yang membuat terjadinya drop ketika Biden terpilih kemarin,” kata Gabriel.
Dengan pertumbuhan yang tinggi pada harga bitcoin, para pemegangnya yang sudah mendapat keuntungan besar bisa jadi bakal terkena rencana pajak ini.
Baik Feltkamp maupun Gabriel meyakini tren penurunan ini akan terjadi hanya sementara. CEO Broctagon Fintech Group Don Guo menilai, penurunan ini justru akan dilihat bagi investor sebagai kesempatan untuk membeli bitcoin pada harga yang rendah.
Penipuan via media sosial
Sementara itu, penipu di Indonesia tampaknya memanfaatkan peningkatan popularitas aset kripto. Masyarakat diimbau berhati-hati dalam melakukan interaksi di media sosial.
Organisasi pemeriksa fakta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) melaporkan bahwa ada sejumlah akun Twitter yang menyaru sebagai akun resmi salah satu bursa aset kripto Indonesia, yakni Indodax.
Sejumlah akun seperti @indodax16 dan @xxx13550207 menyaru sebagai perwakilan Indodax dan mengarahkan calon korban untuk menghubungi si pelaku melalui nomor pesan instan Whatsapp.
Melalui keterangan resminya, Indodax mengimbau warganet untuk berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan Indodax. Akun resmi Indodax pada Twitter, Instagram, Telegram, dan Tiktok ialah @indodax.
”Saat ini layanan Customer Service Indodax hanya melalui email di support(at)indodax.com, call center di nomor 02150525588, Telegram Group @indodaxroom, dan fitur live chat di indodax.com saja”, tulis Indodax.
Modus ini mirip dengan hal yang populer pada Maret 2021, yakni penipuan dengan cara menyaru sebagai layanan nasabah bank. Dengan modal foto dan nama profil yang sama, para penipu menyamar sebagai akun layanan pelanggan dan mengarahkan nasabah calon korban ke percakapan pribadi di Whatsapp.