Waspadai Penipu Menyamar sebagai Akun Layanan Nasabah Bank
Beberapa waktu terakhir terungkap sejumlah akun Twitter palsu menyaru sebagai akun layanan perbankan. Dengan modal foto dan nama profil yang sama, para penipu menyamar sebagai akun layanan pelanggan.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Beberapa waktu terakhir terungkap sejumlah akun Twitter palsu menyaru sebagai akun layanan perbankan. Akun-akun palsu tersebut berusaha menipu nasabah yang mengajukan komplain atau keluhan melalui media sosial. Dengan berkembangnya modus penipuan berkedok akun Twitter resmi layanan bank, warganet perlu memastikan apakah akun yang membalas pertanyaan ataupun komplain adalah akun resmi dari bank tersebut.
Modus yang digunakan penipu adalah meniru foto profil, nama, dan keterangan (bio) dari sebuah akun layanan pelanggan sebuah bank. Akun bodong ini akan membalas cuitan warganet yang bertanya atau mengajukan komplain ke akun resmi bank tersebut.
Dari situ, penipu yang menggunakan akun bodong akan meminta si calon korban untuk menghubunginya via aplikasi pesan instan Whatsapp.
Analis media sosial Ismail Fahmi, Minggu (14/3/2021), mengatakan, ada dua langkah yang perlu dilakukan untuk melawan proliferasi penipu akun bodong semacam ini. Pertama, bank perlu membuat bot yang otomatis akan memberikan informasi kanal resmi dengan cara membalas cuitan dari penipu.
”Setiap ada reply dengan keyword yang biasa digunakan oleh penipu dan bukan dari akun resmi, bot dari bank ini akan otomatis reply postingan tersebut dengan peringatan kepada publik,” kata Ismail.
Kedua, warganet perlu lebih cermat ketika merespons balasan atas pertanyaan atau komplain yang dialamatkan pada akun layanan pelanggan suatu bank. Keberadaan pengejaan yang salah atau deretan angka acak pada username akun bisa memperkuat dugaan bahwa akun tersebut palsu.
Modus yang digunakan penipu adalah meniru foto profil, nama, dan keterangan (bio) dari sebuah akun layanan pelanggan sebuah bank. Akun bodong ini akan membalas cuitan warganet yang bertanya atau mengajukan komplain ke akun resmi bank tersebut.
Selain itu, akun resmi biasanya memiliki centang biru sebagai tanda bahwa akun tersebut adalah akun yang terverifikasi (verified users).
Sorotan terhadap modus penipuan semacam ini mengemuka di media sosial Twitter setelah Ismail mengumumkan hasil analisis jejaring sosialnya terhadap sekumpulan akun yang menyaru sebagai akun resmi layanan pelanggan Bank BNI.
Dengan penelusuran yang dilakukan menggunakan mesin analitik Drone Emprit selama 6-12 Maret 2021, Ismail menemukan ada 113 akun palsu yang menyamar sebagai akun layanan pelanggan Bank BNI.
Hampir semua akun penipu tersebut menggunakan logo BNI sebagai foto profilnya. Kemudian, nama akunnya menggunakan beragam variasi dari ”BNI”, ”Customer”, dan ”Care”. Untuk username-nya, pola yang muncul pun tidak jauh berbeda dan biasanya diakhiri dengan deretan angka acak.
Misal, akun @BniCust22670532 memiliki nama BniCustomerCare. Lalu, ada juga @PTBankN50029107 menggunakan nama PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
Menanggapi temuan Ismail tersebut, muncul sejumlah warganet yang mengaku telah menjadi korban. Salah satu akun menceritakan bahwa ia kehilangan Rp 4,5 juta.
Setiap ada reply dengan keyword yang biasa digunakan oleh penipu dan bukan dari akun resmi, bot dari bank ini akan otomatis reply postingan tersebut dengan peringatan kepada publik.
Setelah diarahkan untuk menghubungi Whatsapp si penipu, korban menceritakan bahwa ia diminta untuk membagikan nomor kartu, termasuk nomor CVV atau CVC (card verification value/code), transaksi terakhir, dan kode sandi sekali pakai (one time password/OTP).
Secara terpisah, Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan, untuk komplain nasabah, ada dua saluran khusus. Pertama, nomor telepon 1500046 yang berlaku 24 jam. Kedua, akun Twitter @BNICustomerCare.
”Jika ada yang meminta data pribadi melalui akun media sosial (DM), mohon abaikan dan laporkan kepada kami. Sebab, BNI tidak pernah meminta data pribadi melalui direct message di media sosial. Dan, kalau ragu, silakan hubungi BNI Call di 1500046,” ujarnya.
BNI juga menyampaikan bahwa akun Whatsapp Business BNI adalah 08115881946 dan memiliki centang hijau. Komunikasi dengan nomor Whatsapp ini pun berlaku satu arah, tidak bisa untuk menerima komplain dari nasabah.