Keasyikan Menonton ”Streaming” Jangan Sampai Menjadi ”Binge Watching”
Mengontrol diri menjadi penting. Harus disiplin. Kalau perlu, atur jadwal berapa jam menonton selama sehari.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah orang dari berbagai latar belakang betah sekali menggunakan layanan streaming video on demand. Mereka bergerak dari film serial satu ke serial lain karena merasa tema yang diusung sangat mengena. Hati-hati, keasyikan menonton layanan streaming bisa terjebak dalam perilaku rakus menonton (binge watching).
Tak tanggung-tanggung, Monica (28), pekerja swasta di Jakarta, berlangganan tiga video on demand (VoD) sekaligus. Ketiga VoD itu adalah Netflix, Disney+, dan HBO Go.
Sembari bekerja, dia menonton serial komedi Friends di Netflix. Menurut dia, materi serial ini termasuk ringan dan bisa menemaninya sembari menyelesaikan pekerjaan. Ketika malam tiba atau memasuki akhir pekan, dia beralih ke film. Jika film di Netflix tak menarik, dia berpindah ke HBO GO atau ke Disney+.
”Untuk jenis film, gue acak saja. Namun, sebagai gambaran, selama pandemi ini gue sudah menamatkan serial Friends yang 10 musim dan 238 episode itu sebanyak enam kali. Coba deh tonton, nanti bakal tahu alasan ada orang yang menonton ulang serial itu,” ujarnya, Rabu (21/4/2021), di Jakarta.
Menurut Monica, menonton ulang serial bukan hal aneh. Beberapa temannya juga melakukan itu. ”Bagi kami, ini semacam pelarian ketika bosan dengan apa pun,” ujarnya.
Perilaku menonton Monica turut dibentuk oleh lingkar sosialnya. Selama pandemi, dia hanya berteman dengan orang yang itu-itu saja. Kebetulan, semua temannya itu senang menonton dan berlangganan berbagai VoD.
”Kadang kami sengaja menonton film yang sama buat nanti diobrolin atau saling
tukeran tontonan, gitu,” ucapnya, menambahkan.
Di Tangerang Selatan, Banten, Li Fong Koo (30) sudah dua tahun berlangganan VIU. Dia sangat tertarik dengan variety show Korea yang disediakan aplikasi itu. Beberapa variety show yang telah dia tonton, antara lain, Return of Superman, Running Man, dan Delicious Rendezvous.
”Variety show Korea itu menghibur, berpengetahuan, dan menunjukkan kebudayaan. Korea itu hebat banget mengemas kebudayaan, kuliner, dan pariwisatanya dalam film,” ujarnya.
Melalui Delicious Rendezvous, dia teringat kondisi peternak dan petani di Indonesia. Sebab, tayangan ini berkisah tentang si koki dan tim membantu peternak dan petani Korea mempromosikan hasil produksi kepada pemirsa variety show itu.
”Tayangan itu menyadarkanku bahwa kondisi petani dan peternak kita mungkin sama juga sulitnya (untuk mengakses pasar). Aku juga jadi bisa memasak karena tayangan itu,” kata admin media sosial Pustaka Peranakan Tionghoa ini.
Di Bandung, Jawa Barat, dr Dila Anindita juga menjadi penonton aktif di Netflix. Dia suka komedi romantis dan acara memasak, seperti Chew Show dan Asian Street Food.
”Kalau film komedi romantis, memang tak akan membosankan karena bisa membuat kita tertawa sekaligus menangis. Untuk tayangan memasak, menarik saja melihat orang punya skill oke banget, tetapi tidak pamer dengan berlebihan seperti acara memasak kita di Indonesia,” tuturnya.
Untuk serial dengan durasi episode 20-40 menit, dia bisa menonton belasan episode per hari. Sebagai seorang dokter, dia menyadari bahwa kebiasaan ini bisa mengarah ke kecanduan terhadap tontonan. Dampaknya, bisa saja perhatian terhadap hal-hal yang lebih penting jadi terganggu.
”Memang mengontrol diri penting. Harus disiplin. Kalau perlu, atur jadwal berapa jam menonton selama sehari,” ujarnya.
Seiring dengan perkembangan layanan VoD, fenomena menonton rakus atau binge watching kian menguat. Untuk pemirsa televisi, fenomena ini terekam dalam hasil survei Morningconsult di Amerika Serikat pada 2018 lalu. Lembaga ini melakukan jajak pendapat pada 25-26 Oktober 2018 dengan sampel 2.044 pemirsa televisi berusia 18 tahun ke atas lewat wawancara secara daring.
Hasil survei mereka menemukan, sebagian responden menonton film di televisi secara maraton. Ada tiga alasan yang ditemukan dari hasil survei, yaitu pemirsa ingin mengikuti cerita sampai akhir, kemudian faktor mengidolakan pemerannya, dan faktor ketiga adalah adanya waktu senggang yang harus dilewatkan.
Hasil riset dari lembaga itu juga mengungkapkan, sebagian besar responden melakukan binge watching beberapa kali seminggu atau bahkan setiap hari. Fenomena ini tak hilang dan malah makin berkembang ketika pemirsa berpindah dari TV kabel ke streaming (Kompas, 8/4/2021).