Penelitian di Swedia yang menemukan bahwa pria dan wanita dengan depresi atau penyakit kesehatan mental lainnya bisa tidur lebih nyenyak saat menggunakan alat bantu selimut berat
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
ARSIP HUGGY BLANKET
Selimut berat Huggy BlanketARSIP HUGGY BLANKET
Lonjakan kasus gangguan tidur selama pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia mendongkrak penjualan peranti pendukung tidur lelap seperti selimut berat. Selimut yang beratnya didesain 8-12 persen dari berat tubuh pemakainya ini menghadirkan sensasi tekanan sehangat pelukan.
Artikel The New York Times yang dipublikasikan pada 13 Oktober 2020 mencantumkan hasil penelitian di Swedia yang menemukan bahwa pria dan wanita dengan depresi atau penyakit kesehatan mental lainnya bisa tidur lebih nyenyak saat menggunakan alat bantu selimut berat. Studi yang juga dimuat dalam Journal of Clinical Sleep Medicine ini juga menyebut bahwa selimut berat dapat membantu mengurangi insomnia.
Produsen lokal selimut berat, Arter Blanket, yang mulai menjual selimut berat sejak Juni 2020 pun segera menemukan pelanggannya. Mayoritas konsumen selimut berat Arter justru berasal dari kalangan generasi muda yang memiliki keluhan gangguan tidur.
Label selimut berat lainnya Huggy Blanket yang mengimpor produknya dari China sejak 1,5 tahun terakhir, bahkan mengalami lonjakan penjualan hingga 100 persen selama pandemi.
Baik Arter Blanket maupun Huggy Blanket sama-sama menjual produk selimut berat yang diklaim memberi efek pelukan. Menggunakan teknologi deep pressure stimulation, selimut berat bisa memberikan sensasi pelukan dan tekanan secara merata ke seluruh tubuh. Tekanan ini meningkatkan hormon rileks dan perasaan senang (melatonin dan serotonin), serta mengurangi hormon stress (kortisol).
ARSIP HUGGY BLANKET
Selimut berat dari Huggy BlanketARSIP HUGGY BLANKET
”Didesain supaya beratnya merata sehingga tidak merasa tertindih. Memberi tekanan yang menyerupai pelukan. Logikanya, seperti tidur dipeluk orang tersayang: lebih nyaman dan lebih tenang,” ujar pendiri Arter Blanket, Raymond Siswara Wong, Selasa (13/4/2021).
Arter Blanket memproduksi sendiri selimut berat ini dengan melibatkan penjahit di beberapa bengkel kerja di Cengkareng, Jakarta Barat, dan Sunter, Jakarta Utara. Adapun Huggy Blanket, meskipun masih mengimpor dari China, tetap membuat penyesuaian produk selimut beratnya agar lebih cocok dengan iklim tropis.
Manajer Huggy Blanket Jemmy Nawa menyebut material dari selimut berat didesain khusus agar bisa dipakai di Indonesia. Lapisan luar selimut terbuat dari bahan mikrofiber yang tidak panas dan halus ketika bersentuhan dengan kulit. Bagian terdalam terdiri dari pemberat berupa butiran glass beads atau manik-manik gelas. Butiran gelas bulat kecil-kecil ini lantas dibungkus oleh kain katun.
Riset produk
Agar sesuai bagi konsumen Indonesia, Huggy Blanket melakukan riset hingga dua tahun. ”Kami sendiri yang praktik. Enggak bisa tidur beberapa tahun, lalu cari obat. Kalau konsumsi obat terus jangka panjang nggak bagus. Meski impor, kami tentukan material yang kita mau sampai cocok,” ujar Jemmy.
Butiran gelas juga menjadi bahan isian lapisan terdalam dari selimut Arter. Butiran gelas dipilih karena tidak menyimpan panas. ”Selimut berat sudah populer di Amerika Serikat sejak 3-4 tahun lalu. Banyak produk China yang mulai meniru, tapi buat iklim dingin. Saya lihat ini bisa jadi karya anak bangsa. Kita punya tenaga penjahit yang bagus,” kata Raymond.
ARSIP ARTER BLANKET
Selimut berat Arter BlanketARSIP ARTER BLANKET
Bagian terluar selimut berat Arter menggunakan material tencel 900TC dan katun 300TC yang adem dan halus. ”Pertama kali coba, orang takut panas. Karena kainnya lembut dan lemes jadi lebih berasa dipeluk. Beratnya nggak hanya di satu tempat, mengikuti lekukan tubuh sehingga tekanan menyesuaikan. Badan bergerak, dia mengikuti,” ujar Raymond.
Sebelum meluncurkan selimut berat buatannya sendiri, Raymond sempat bereksperimen membuat banyak prototipe selimut berat. Untuk pemberat selimut, misalnya, ia sempat menjajal biji plastik, biji besi, hingga kacang-kacangan. Namun, biji gelas dirasa paling cocok. Meskipun berat, biji gelas memungkinkan penampilan selimut tetap bisa tipis setebal 2-3 sentimeter. ”Saya kaget enggak sangka sambutannya sebagus ini. Dengan feedback dari konsumen, kami jadi makin percaya diri,” kata Raymond.
Pengerjaan yang tidak massal membuat produk selimut berat yang dihasilkan berkualitas premium. Arter Blanket lantas menyasar segmen pasar yang lebih premium. Demi memenuhi permintaan pelanggan, mereka berinovasi pula dalam desain. Ada sekitar 15 pilihan motif dan warna selimut berat.
Sementara, Huggy Blanket justru mempertahankan selimut polos tanpa motif dengan perwarnaan lembut, seperti cream, baby blue, dan gray. ”Mereka yang susah tidur lebih cocok dengan warna soft tidak banyak motif. Agar pikiran tidak terpecah-pecah. Warna memengaruhi bisa tidur cepat atau tidak,” kata Jemmy.
Bahan selimut berat ini dipilih dari bahan yang hypoallergenic dan anti-bacterial sehingga tidak menimbulkan alergi. Meskipun berisi butiran gelas, perawatan selimut berat tergolong mudah. Seluruh bagian selimut berat Arter bahkan bisa dicuci di mesin cuci.
Pelukan kasih
Demi kenyamanan pakai, selimut berat sebaiknya dipakai satu selimut untuk satu orang. Jika ingin dipakai beberapa orang sekaligus, ukuran beratnya harus lebih menyesuaikan untuk pengguna dengan berat badan paling ringan. Bobot selimut ini akan berpengaruh ke tingkat kenyamanan, tapi tidak akan membahayakan pemakainya.
ARSIP ARTER BLANKET
Selimut Arter Blanket diminati generasi muda.ARSIP ARTER BLANKET
Selimut berat diklaim aman bagi ibu hamil, anak-anak, hingga mereka yang berkebutuhan khusus seperti penyandang autisme. Jemmy menyebut selimut berat sebaiknya tidak dipakai oleh mereka yang takut ruang sempit atau punya penyakit asma.
”Customer ada yang punya anak berkebutuhan khusus yang harus selalu dipeluk kalau tidur. Selimut membantu mereka tidur dengan lebih enak, bisa dipakai setiap orang apalagi dengan kondisi stres tingkat tinggi. Sepertiga hidup kita untuk tidur sehingga perlu concern dengan kualitas tidur,” tambah Raymond.
Berkolaborasi dengan Kopi Panas Foundation, Arter Blanket juga ingin membagikan kehangatan pelukan ke lebih banyak orang. Lewat kampanye #ARTERKPFBerpelukan, sebagian hasil penjualan selimut berat Arter warna khusus didonasikan bagi pasien dengan gangguan kejiwaan.
Sehangat pelukan selimut berat, demikian pula kehangatan kasih yang ditebarkan ke semakin banyak orang.