Antusiasme publik membuat konten kreatif ini tergambar dari hasil survei ”Kompas” pada 27 Desember 2020 hingga 9 Januari 2021.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
Di media sosial bertebaran berbagai konten kreatif buatan warga. Sejumlah konten muncul dari pengalaman pembuatnya di masa pandemi Covid-19.
Sebelum wabah melanda, Dwiyanti Kusumaningrum (30) sering menyanyi bersama kakaknya. Dia melantunkan lagu, sementara kakaknya yang tinggal di Tangerang Selatan, Banten, bermain alat musik.
Karena antisipasi penularan Covid-19 mengharuskan orang untuk mengurangi pertemuan fisik, rutinitas Dwi berubah. Dia jadi jarang berkunjung ke rumah kakak. Namun, keinginan berkarya tetap membara.
Berbekal sejumlah aplikasi, dua bersaudara ini mengubah format nyanyi bersama. Si kakak menyiapkan musik lalu dikirim ke Dwi. Dwi kemudian menambahkan suara di musik itu. Dan, sejumlah lagu yang mereka cover bisa dilihat di akun Youtube Potrait of a Callow Urbanite.
”Pembuatan di Youtube tujuannya lebih untuk dokumentasi di dunia digital. Pandemi ini, kan, semuanya jadi serba terbatas. Jadi, ini semacam kegiatan untuk mengisi rasa bosan,” katanya, Rabu (31/3/2021).
Di Madiun, Jawa Timur, Riza Ciptaning Puspita Dewi (23) menjadikan pengalaman menjalani isolasi sebagai ide konten. Dia terinfeksi Covid-19 pada 20 Maret dan menjalani isolasi selama sembilan hari di salah satu rumah sakit di Madiun.
Dia merekam aktivitas dan suasana tempat isolasi, yang menurut dia sangat nyaman. Hasilnya bisa dilihat di akun Youtube Jurnal Ricita.
”Awalnya, aku menduga isolasi itu akan menyeramkan, ya. Ternyata malah fasilitas di tempat isolasinya nyaman banget. Ada senam juga setiap pagi. Makanya aku ingin membagikan pengalaman ini supaya orang-orang tidak takut menjalani isolasi,” ujarnya.
Pasangan Yovantra Arief dan Scholastica Gerintya Saraswati di Jakarta akhir Desember lalu menciptakan lagu berjudul ”Lagu Malas”. Lagu ini berkisah tentang berubahnya kebiasaan orang selama pandemi Covid-19. Kebiasaan itu, antara lain, mendadak berkebun, belajar memasak, hingga menjadi gendut lantaran diperbudak camilan.
Lagu yang awalnya hanya diunggah di Instagram Gerintya itu mendapat sambutan riuh, terutama dari lingkar pertemanan pasangan ini di media sosial. Maka, Februari lalu, pasangan ini memutuskan membuat sebuah album berjudul Wareware Wa Astroneko. Ada delapan lagu di dalamnya, termasuk ”Lagu Malas” yang menurut pendengarnya ”gue banget” itu. Anda bisa mendengarnya di Spotify.
Sementara itu, salah seorang karyawan bank yang hobi membuat sketsa, Satoh Waedi (30), menjadikan pandemi ini untuk memperluas ruang berekspresi. Dia yang tadinya hanya mengunggah karyanya di Instagram kini mulai berkecimpung di Youtube. Dia merekam pembuatan sketsa dari berbagai gambar pakaian adat Nusantara. Hingga kini, ada sekitar 60 video terkait sketsa ini.
”Sekarang, kan, pandemi. Orang banyak bekerja lewat gawai. Sudah pasti pada buka aplikasi lain untuk hiburan atau mencari inspirasi. Bagi kami, pembuat konten, ini kesempatan agar karya kami bisa lebih banyak dilihat,” ujar pemilik akun Youtube Satoh Waedi ini.
Konten kreatif merupakan produk berbentuk pesan visual, audio, audio visual, dan acara yang disusun melalui metode kerja kreatif serta memiliki keunikan dan estetika yang kemudian didistribusikan melalui berbagai kanal digital. Melalui media sosial, siapa pun dan berapa pun usianya dapat membuat, memublikasikan, serta menikmati konten kreatif.
Antusiasme publik membuat konten kreatif ini tergambar dari hasil survei Kompas pada 27 Desember 2020 hingga 9 Januari 2021. Responden dari berbagai kelompok usia dan generasi mengaku pernah membuat konten kreatif selama masa pandemi.