Pandemi Covid-19 Picu Pertumbuhan Pasar ”Wearables”, Persaingan Pun Kian Ketat
Minat masyarakat akan arloji dan gelang pintar pemantau kesehatan kian besar di tengah pandemi Covid-19. Sejumlah vendor ponsel pintar pun berusaha memenuhi minat masyarakat dengan memproduksi perangkat ”wearables” itu.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan minat konsumen terhadap gawai wearables seperti arloji ataupun gelang pintar di masa pandemi Covid-19 ini mengundang semakin banyak produsen ponsel pintar untuk ikut bersaing. Pertumbuhan pasar wearables ini dinilai akibat konsumen memiliki dana berlebih karena berkurangnya kegiatan wisata atau hiburan di masa pandemi.
”Salah satu pemain besar ponsel pintar dunia, Oppo, akhirnya memiliki jajaran lengkap untuk turut bersaing di pasar wearables Indonesia dengan peluncuran Oppo Band, gelang pintar atau smartband pertamanya yang digelar pada Rabu (24/3/2021) di Jakarta. Kehadiran Oppo Band melengkapi produk wearables pertama Oppo, Oppo Watch, yang diperkenalkan pada Agustus 2020.
Public Relation Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan, Oppo Band diluncurkan untuk mengisi kekosongan segmen wearables terjangkau dalam jajaran gawai Oppo. Produsen ponsel pintar asal China tersebut merasakan ada permintaan dari konsumen Oppo di Indonesia akan adanya gawai wearables di segmen harga yang lebih rendah.
”Konsumen Oppo tidak semuanya berada di level pembeli smartwatch. Nah, apakah ada yang lebih terjangkau? Maka dari itu, kami membuat smartband,” kata Aryo.
Oppo Band adalah sebuah smartband dengan layar AMOLED sebesar 1,1 inci beresolusi 126 x 294 piksel. Untuk mendukung fitur monitor kesehatan, smartband ini memiliki sensor saturasi oksigen dalam darah (SpO2) dan detak jantung. Aryo mengatakan, baterai Oppo Band sebesar 100 mAh dapat menjaga gawai ini tetap menyala hingga 12 hari.
Aryo mengatakan, sensor detak jantung dan saturasi oksigen yang ada pada Oppo Band akan bekerja secara terus-menerus. Jika ada ritme detak jantung atau saturasi oksigen yang tidak biasa, akan muncul notifikasi khusus.
Minat masyarakat terhadap wearables kesehatan, seperti smartband, terjadi secara global. Firma riset pasar IDC pada awal pekan ini mengumumkan bahwa selama 2020 pasar wearables tumbuh hingga 28,4 persen.
Kehadiran Oppo Band akan meramaikan segmen smartband yang sudah ramai di Indonesia. Salah satu pemain lama adalah Xiaomi Mi Band yang edisi pertamanya diperkenalkan pada 2014. Pada Agustus 2020, Xiaomi telah merilis Mi Band 5 yang juga memiliki layar 1,1 inci berteknologi AMOLED.
Pemain lama lainnya adalah Samsung. Pada November lalu Samsung Indonesia merilis gelang pintar terbarunya, yakni Galaxy Fit2. Gelang pintar ini juga memiliki layar AMOLED berukuran 1,1 inci. Galaxy Fit2 memiliki baterai sebesar 159 mAh.
Pemain ponsel pintar asal China lainnya, Huawei, pada Januari 2021 ini juga merilis Huawei Band 4e, smartband dengan layar 0,5 inci OLED hitam-putih. Meski demikian, Band 4e memiliki fitur unik, yakni dapat dipasang di sepatu.
Tumbuh di tengah pandemi
Minat masyarakat terhadap wearables kesehatan seperti smartband yang disampaikan oleh Aryo memang terjadi secara global. Firma riset pasar IDC pada awal pekan ini mengumumkan bahwa selama 2020 pasar wearables tumbuh hingga 28,4 persen.
Selain munculnya disposable income akibat berkurangnya kebutuhan berpelesir, pandemi juga membuat isu kesehatan dan kebugaran muncul di dalam kesadaran masyarakat konsumen. Research Manager IDC Mobile Device Trackers Jitesh Ubrani mengatakan, pihaknya melihat adanya tren berolahraga dalam ruangan menjadi pendorong populernya wearables, seperti arloji dan gelang pintar.
”Wearables yang memiliki sensor kesehatan semacam ini juga memungkinkan pengguna dan tenaga kesehatan memantau kondisi kesehatan dan kemunculan penyakit tertentu,” kata Ubrani.
Berdasarkan hasil riset IDC, Apple masih menjadi produsen wearables terbesar kuartal IV-2020 dengan pangsa pasar sebesar 36,2 persen. Perlu diperhatikan, IDC juga menghitung gawai audio seperti earphones sebagai wearables.
Lalu disusul Xiaomi dengan 8,8 persen pangsa pasar, Samsung (8,5 persen), dan Huawei (6,7 persen). BoAt di posisi kelima memiliki penguasaan pasar sebesar 3,5 persen. Meski demikian, perusahaan gawai asal India ini tidak memproduksi arloji dan gelang pintar; hanya memproduksi earphones.
Oppo Band akan mulai dijual mulai 10 April mendatang dengan harga Rp 549.000.
Pembaruan
Dalam kesempatan yang sama, Oppo juga meluncurkan ponsel kelas menengah terbarunya, yakni Reno5 F. Aryo mengatakan, Reno5 F akan mengisi level terendah di jajaran dua gawai seri Reno5 yang lain, yakni Reno5 5G dan Reno5.
Reno5 F adalah suksesor dari Reno4 F yang dirilis pada Oktober 2020. Meski demikian, kedua gawai ini memiliki banyak komponen yang sama. Keduanya menggunakan cipset dari Mediatek, yakni Helio P95, memori RAM sebesar 8 gigabyte (GB), dan penyimpanan internal sebesar 128 GB.
Ukuran layarnya pun mirip; 6,43 inci dengan resolusi 1.080 x 2.400 piksel. Namun, Reno4 F memiliki kamera depan ganda, yakni 16 dan 2 megapiksel (MP), sedangkan Reno5 F justru hanya memiliki konfigurasi kamera depan tunggal 32 MP.
Meski demikian, Aryo mengatakan, Reno5 F memiliki keunggulan sistem pendinginan yang membuat pemakaian untuk bermain gim lebih nyaman bagi pengguna. ”Ketika perangkat ini dingin, segala fitur yang ada di perangkat ini dapat bekerja dengan baik,” kata Aryo.
Lalu, Reno5 F juga sudah menggunakan Android 11, satu generasi lebih baru ketimbang Reno4 F.
Oppo Reno5 F akan mulai dijual dengan skema flash sale di situs marketplace Lazada pada periode 27 Maret hingga 1 April. Ponsel ini dijual dengan harga Rp 4.299.000.