Industri gim di komputer personal atau PC masih memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia. Pemain gim di PC dianggap loyal dalam mendedikasikan waktu khusus untuk bermain gim. Industri gim PC pun tetap berkembang.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar gim komputer personal atau PC dinilai akan tetap bisa tumbuh di tengah dominasi gim e-sports untuk platform mobile atau ponsel pintar. Industri menilai, platform ini memiliki pasarnya masing-masing. Bahkan, pemain gim PC dinilai cenderung loyal terhadap platform tersebut.
VP Business Development One Up Edwin mengatakan, gim PC masih memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia. One Up adalah perusahaan penata acara (event organizer) yang bergerak khusus pada perhelatan e-sports di Indonesia. Mengutip data dari Newzoo, ia menunjukkan bahwa 67 persen laki-laki dan 59 persen perempuan warga perkotaan Indonesia bermain gim di PC.
Ia mengakui bahwa ini lebih rendah dibandingkan gim mobile yang memiliki raihan sebesar 74 persen dan 70 persen masing-masing untuk laki-laki dan perempuan di perkotaan.
Namun, data ini, ujar Edwin, telah menunjukkan bahwa pemain gim PC tidaklah dying atau sekarat seperti yang sering dikira orang. Di sisi lain, pemain gim sektor ini juga menunjukkan loyalitas dalam mendedikasikan waktu khusus untuk bermain gim.
”Berbeda dengan mobile games yang main 10 menit di mana saja, gamers PC bisa disebut orang yang loyal. Mereka dedicated main 30 menit sampai 1 jam bermain di satu gim. Dan mereka pun committed di depan komputer. Ini menunjukkan bahwa fanbase PC gim ini loyal dan juga secara jumlah tidak dying,” kata Edwin dalam diskusi virtual yang digelar pada Rabu (25/11/2020) sore.
Turut hadir Head E-sports untuk Asia Tenggara, Hong Kong, dan Taiwan dari perusahaan pengembang gim Riot Games Chris Tran dan pemain gim profesional dari tim e-sports Alter Ego, David Teh Botol. Dalam kesempatan ini Chris memperkenalkan rencana Riot untuk menggelar kompetisi skala dunia bernama Valorant Champions Tour untuk gim yang dikembangkan oleh pihaknya, Valorant.
Valorant yang diluncurkan pada 2 Juni 2020 adalah gim PC terbaru Riot Games hampir dalam satu dekade setelah peluncuran gim pertamanya, League of Legends (LoL), yang kini telah menjadi salah satu gim e-sports paling populer saat ini. Valorant adalah gim bergenre first person shooter (FPS), mirip dengan judul populer, seperti Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) ataupun Overwatch dan Apex Legends.
Edisi perdana Valorant Champions Tour yang akan digelar sepanjang tahun 2021 akan memungkinkan tim e-sports dunia untuk saling bersaing hingga akhirnya menemukan juara dunia Valorant pada akhir 2021. Turnamen ini dipecah menjadi tiga tahap di mana para tim bersaing pada kawasan negara masing-masing untuk pada akhirnya dipertemukan di puncak turnamen.
Dominasi gim ponsel dalam ekosistem e-sports Indonesia tidak membuat khawatir Edwin dan Chris. Menurut dia, Valorant sebagai gim PC akan tetap memiliki pangsa pasarnya sendiri dan tidak terpengaruh dengan dominasi gim ponsel.
Edwin mengatakan, dalam waktu 5-6 bulan sejak peluncuran Valorant, ia melihat minat komunitas gamers yang besar terhadap Valorant. Menurut dia, Valorant akan menjadi sebuah tonggak besar di skena e-sports PC di Indonesia. Chris pun berpandangan yang sama.
”Masyarakat tidak begitu sadar betapa besarnya lanskap dunia gim ini. Dunia gim ini benar-benar luas. Tetap ada peluang untuk Valorant. Valorant tumbuh sangat cepat,” kata Chris.
Masyarakat tidak begitu sadar betapa besarnya lanskap dunia gim ini. Dunia gim ini benar-benar luas. Tetap ada peluang untuk Valorant. Valorant tumbuh sangat cepat.
Di bulan April 2020, Valorant telah memecahkan rekor tontonan satu hari terlama di Twitch, 34 juta jam ditonton dengan total 1.7 juta penonton. Rekor ini merupakan rekor tertinggi dibandingkan dengan gim-gim lain dari Riot Games.
Gim genre FPS memang cenderung lebih populer di platform PC ketimbang konsol ataupun mobile. Keberadaan mouse yang memungkinkan kontrol yang lebih spesifik ketimbang sentuhan pada layar ponsel ataupun kontroler konsol gim.
Hal ini juga tecermin pada laporan Newzoo yang menunjukkan bahwa gim tembak-tembakan (shooter) berhasil masuk dalam tiga besar genre gim yang paling populer hanya pada platform PC. Pada mobile dan konsol, gim genre ini kalah dengan kategori lainnya, seperti battle royale, strategi, dan balapan.
Secara terpisah, Agant Putra (26), karyawan perusahaan teknologi yang juga pehobi gim, menilai, keberhasilan Valorant mungkin terletak pada kebutuhan minimum spesifikasi komputer untuk menjalankan gim tersebut.
Berdasarkan keterangan pada laman resmi Valorant, spesifikasi minimum untuk menjalankan gim ini adalah prosesor Intel Core 2 Duo E8400, yang dirilis pada tahun 2008 dan kartu grafis Intel HD Graphics 4000, tipe yang dirilis pada laptop Intel pada tahun 2012. ”Valorant ini tidak berat, jadi ramai yang main di Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Edwin mengumumkan gelaran kompetisi Valorant resmi di Indonesia yang pertama, Valoran First Strike: Indonesia. Pergelaran utama dari turnamen ini akan mempertemukan 16 tim pada 2-6 Desember mendatang. Total hadiah turnamen ini adalah Rp 100 juta.
Siaran langsung dapat disaksikan melalui platform media sosial resmi Valorant Indonesia by One Up.