Penjualan Ponsel Pintar Anjlok 20 Persen Selama Pandemi Covid-19
Perusahaan riset Gartner awal pekan ini melaporkan penjualan ponsel pintar anjlok sebesar 20,2 persen pada kuartal I-2020. Penurunan ini disebut sebagai performa pasar ponsel pintar terburuk sepanjang sejarah.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
EGHAM, KOMPAS — Protokol kerja dan belajar dari rumah serta silaturahmi digital tidak berarti penjualan ponsel pintar meningkat pada masa pandemi Covid-19. Penurunan penjualan hingga lebih dari 20,2 persen diperkirakan terjadi pada kuartal I-2020 akibat wabah global ini.
Perusahaan riset Gartner melalui laporannya pada awal pekan ini menunjukkan bahwa secara total, penjualan ponsel pintar anjlok sebesar 20,2 persen pada kuartal I-2020. Penurunan ini disebut sebagai performa pasar ponsel pintar terburuk sepanjang sejarah, ujar Senior Research Analyst Gartner, Anshul Gupta.
”Sebagian besar produsen asal China dan juga Apple sangat terdampak kebijakan penutupan pabrik yang diterapkan serta berkurangnya pembelian oleh konsumen,” kata Gupta melalui keterangan tertulis, Senin, (1/6/2020), dari Egham, Inggris.
Lima produsen ponsel pintar terbesar di dunia mengalami penurunan yang drastis, kecuali Xiaomi. Gupta mengatakan, penjualan merek Redmi dan strategi penjualan via daring membuat Xiaomi meraih penjualan yang lebih baik dari prediksi.
Di sisi lain, Samsung, sebagai produsen ponsel terbesar, mengalami penurunan hingga 22,7 persen. Pada periode yang sama pada 2019, raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut bisa menjual 71,6 juta unit ponsel ke konsumen. Pada kuartal I-2020 ini, Samsung hanya bisa menjual 55,3 juta unit.
”Covid-19 juga berdampak besar bagi Samsung. Namun, dampak ini lebih baik daripada yang diperkirakan karena Samsung punya banyak fasilitas produksi di luar China,” kata Gupta. Samsung masih memegang kendali pada 18,5 persen market share, turun 6 persen dibandingkan 2019 dengan 19,1 persen.
Covid-19 juga berdampak besar bagi Samsung. Namun, dampak ini lebih baik daripada yang diperkirakan karena Samsung punya banyak fasilitas produksi di luar China.
Tantangan Huawei
Penurunan terbesar dialami oleh Huawei, dengan penurunan sebesar 27,3 persen. Penjualan ponsel turun dari 58,4 juta unit menjadi 42,4 juta unit pada 2020 ini. Gupta mengatakan, ini adalah penurunan penjualan yang pertama kali dialami oleh Huawei.
Ia menilai, selain Covid-19, faktor lain seperti tersingkirnya Huawei dari ekosistem Google juga berkontribusi besar.
”Memang benar bahwa Huawei sudah membuat ekosistem Huawei Mobile Service. Tetapi dengan tidak adanya aplikasi Google dan Google Play Store, Huawei akan sulit mendapat konsumen baru,” kata Gupta.
Seperti diketahui, polemik antara Huawei, Google, dan Pemerintah AS sudah terjadi sejak 2019. Akibatnya, sejumlah seri ponsel kelas atas Huawei yang populer, seperti Huawei seri P dan seri Mate, tidak disertai dengan layanan Google Play Services.
Di sisi lain, nasib buruk yang lebih ringan dialami oleh Apple. Dibandingkan kompetitornya (kecuali Xiaomi), Apple menjadi satu-satunya produsen ponsel pintar yang hanya mengalami penurunan penjualan sebesar satu digit, yaitu 8,4 persen.
Memang benar bahwa Huawei sudah membuat ekosistem Huawei Mobile Service. Tetapi dengan tidak adanya aplikasi Google dan Google Play Store, Huawei akan sulit mendapat konsumen baru.
Research Vice President Gartner Annette Zimmermann mengatakan, hal ini karena akhir-akhir ini Apple memiliki jajaran produk yang digemari masyarakat. Bahkan, menurut dia, apabila tidak ada Covid-19, sangat mungkin Apple mengalami pertumbuhan penjualan yang tinggi pada kuartal pertama 2020 ini.
”Apple mengawali tahun ini dengan baik, tidak lama setelah memperkenalkan barisan produk barunya. Namun, sayangnya, gangguan rantai pasok dan penutupan Apple Stores di sejumlah negara membuat penjualan turun,” kata Zimmerman.
Penutupan toko menjadi faktor terbesar yang menyebabkan Oppo mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu 19,1 persen. Kebijakan pembatasan sosial mengganggu kekuatan besar Oppo, yakni distribusi penjualan ponsel lewat kanal offline atau toko.
”Untuk meningkatkan penjualan dan market share, menjadi sangat penting Oppo meningkatkan kanal penjualan daringnya,” kata Zimmerman.