Bagaimana Tren Aplikasi Ponsel pada Ramadhan-Lebaran 2020?
Masyarakat Indonesia memiliki waktu tercepat dalam berbelanja. Sebanyak 49 persen masyarakat Indonesia berbelanja dalam rentang waktu 10 jam setelah memasang aplikasi di ponselnya.
Oleh
M Paschalia Judith J
·4 menit baca
Ponsel menjadi perangkat andalan mayoritas masyarakat Indonesia untuk beraktivitas dari tempat tinggalnya selama pandemi Covid-19. Perilaku konsumsi selama Ramadhan-Lebaran tecermin dari aplikasi yang terpasang di ponsel.
AppsFlyer memublikasikan laporan berjudul ”Ramadhan in Southeast Asia: 2020 App Market Insights Report”. Laporan ini meneliti sebanyak 40 juta pemasangan aplikasi per minggu di Indonesia, Malaysia (6,3 juta pemasangan aplikasi per minggu), dan Singapura (7 juta pemasangan aplikasi per minggu).
Laporan prediksi tren pada 2020 menggunakan data 12 pekan selama periode Ramadhan-Lebaran 2018 dan 2019. Adapun 12 pekan itu masing-masing terdiri atas empat pekan pada masa sebelum Ramadhan, Ramadhan, dan setelah Ramadhan.
Hasil riset AppsFlyer itu menunjukkan, pemasangan atau instalasi aplikasi berbelanja pada ponsel diperkirakan meningkat hingga 6 persen selama masa sebelum Ramadhan. Beriringan dengan kenaikan instalasi tersebut, tren volume pembelian melalui aplikasi berbelanja pada periode yang sama berpotensi melonjak hingga 45 persen.
Aplikasi berbelanja di Indonesia dilahirkan oleh penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik atau e-dagang. Riset yang sama menyebutkan, puncak pertumbuhan pendapatan bagi aplikasi tersebut sebesar 2 persen pada pekan kedua dan pekan ketiga Ramadhan 2020.
Selain aplikasi berbelanja, riset memperkirakan, puncak pertumbuhan instalasi aplikasi keuangan sebesar 16 persen pada periode sebelum Ramadhan 2020. Pemanfaatan jasa aplikasi keuangan juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 28 persen pada awal Ramadhan dan mencapai puncaknya hingga 52 persen pada masa setelah Ramadhan.
Riset AppsFlyer juga memproyeksikan pertumbuhan pendapatan perusahaan teknologi finansial yang melahirkan aplikasi finansial memuncak hingga 18 persen pada akhir masa Ramadhan 2020. Meskipun demikian, masyarakat mesti berhati-hati menggunakan aplikasi ini karena tingkat kasus penipuannya (fraud) sebesar 62,2 persen.
Menurut Marketing Director AppsFlyer APAC, Beverly Chen, aplikasi e-dagang dan keuangan tetap menjadi primadona bagi konsumen di Asia Tenggara selama pandemi Covid-19. Umumnya, penggunaan aplikasi tersebut memuncak sepekan sebelum Ramadhan 2020 untuk berbelanja dan mempersiapkan kebutuhan.
Secara spesifik, rata-rata pertumbuhan instalasi aplikasi di ponsel masyarakat Indonesia akan memuncak hingga 4 persen dalam rentang waktu sepekan sebelum Ramadhan 2020. Pertumbuhan pendapatan dari penggunaan aplikasi ponsel tersebut memuncak hingga 6 persen pada periode setelah Ramadhan.
Dibandingkan dengan dua negara lainnya, masyarakat Indonesia memiliki waktu tercepat dalam berbelanja. Sebanyak 49 persen masyarakat Indonesia berbelanja dalam rentang waktu 10 jam setelah memasang aplikasi di ponselnya.
Masyarakat Indonesia memiliki waktu tercepat dalam berbelanja. Sebanyak 49 persen masyarakat Indonesia berbelanja dalam rentang waktu 10 jam setelah memasang aplikasi di ponselnya
Memasak di rumah
Tren penggunaan aplikasi ponsel tersebut sejalan dengan perilaku konsumsi masyarakat yang mengandalkan ponselnya selama bekerja dan belajar dari rumah. Hal ini tertuang dalam studi Nielsen yang berjudul ”Covid-19 Where Consumers Are Heading?" yang menelusuri sentimen konsumen terhadap pandemi Covid-19 serta perubahan gaya hidup dan belanja pada kategori barang konsumen yang bergerak cepat (fast moving consumer goods/FMGC).
Riset yang diadakan di 11 negara Asia itu menunjukkan, mayoritas konsumen telah kembali memprioritaskan makan di rumah. ”Kebijakan karantina yang berlaku dan kebiasaan konsumsi tradisional menggeser perilaku konsumen dari makan di luar rumah ke pengiriman makanan di rumah, makanan dibawa pulang (take away), dan memasak selama pandemi Covid-19,” tutur Managing Director Nielsen Asia Tenggara Vaughan Ryan melalui siaran pers yang diterima, Senin (20/4/2020).
Sebanyak 86 persen dari konsumen di China menyatakan lebih sering makan di rumah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Kecenderungan yang sama juga dinyatakan oleh 77 persen konsumen di Hong Kong serta masing-masing sebesar 62 persen konsumen di Korea Selatan, Vietnam, dan Malaysia.
Di Indonesia, sebanyak 30 persen konsumen merencanakan untuk lebih sering berbelanja secara dalam jaringan (daring) dan 46 persen akan mengurangi makan di luar.
Sebanyak 30 persen konsumen merencanakan untuk lebih sering berbelanja secara dalam jaringan (daring) dan 46 persen akan mengurangi makan di luar.
”Dengan berkurangnya aktivitas di luar rumah, konsumen Indonesia cenderung berencana berbelanja secara daring dan memasak di rumah. Ini yang mendorong peningkatan kebutuhan akan produk bahan baku dan segar,” kata Managing Director Nielsen Connect Indonesia Dede Patmawidjaja.
Tren itu tampak dari hasil studi Nielsen yang menyebutkan sebanyak 49 persen konsumen Indonesia menjadi lebih sering memasak di rumah. Imbasnya, penjualan bahan pokok dan produk-produk segar meningkat, seperti telur (naik 26 persen), daging (naik 19 persen), daging unggas (naik 25 persen), serta buah dan sayur (naik 8 persen).
Pangan segar
Perubahan perilaku konsumsi masyarakat yang cenderung bekerja dan belajar dari rumah demi memutus rantai penularan Covid-19 turut mendorong penggunaan aplikasi berbelanja, khususnya untuk produk pangan segar. Riset Statqo Analytics yang berjudul ”Analisis Digital terkait Dampak Pandemi Covid-19” menunjukkan, penggunaan aplikasi jual beli kebutuhan pokok dan pangan segar secara daring meningkat.
Contohnya, pengguna aplikasi Sayurbox meningkat dari 12.017 akun aktif pada awal Maret 2020 menjadi 14.290 akun aktif pada akhir Maret, HappyFresh naik dari 5.745 akun aktif menjadi 7.097 akun aktif, sedangkan TaniHub naik dari 1.701 akun aktif menjadi 2.921 akun aktif.
Menurut Marketing and Creative Content Statqo Analytics Adzkia Arif, peningkatan itu dipengaruhi oleh imbauan untuk tetap berada di tempat tinggal sehingga aktivitas belanja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mesti dilakukan secara daring.
Aplikasi ponsel menjadi salah satu penopang kebiasaan konsumen dalam berbelanja selama periode Ramadhan-Lebaran 2020 di tengah pandemi Covid-19. Tren ini mesti dicermati agar konsumsi masyarakat yang menyokong pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga.