Apartemen The Residences at The St Regis di kawasan Kuningan, Jakarta, menjadi salah satu dari sedikit apartemen supermewah di Jakarta. Meskipun berada di kawasan elite, banjir masih jadi tantangan selain pemasaran.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Maket arsitektural The Residences at St Regis Jakarta dihiasi nuansa resort.
Sebuah apartemen supermewah sedang dibangun di ujung kawasan segitiga emas Kuningan, Jakarta. Apartemen itu akan menjadi salah satu hunian yang paling mahal di Jakarta. Namun, banjir dan penjualan menjadi tantangannya.
Apartemen supermewah itu bergaya resort dengan luas setiap unit di atas 350 meter persegi dan dibangun di lahan seluas 24 hektar. Lokasinya di bekas Hotel Four Seasons.
Apartemen dengan brand St Regis ini yang digadang-gadang menjadi tempat tinggal supermewah dengan ketinggian riil 55 lantai walaupun penomorannya dibuat 62 lantai. Puncak dari apartemen ini pun akan dirancang sebagai penthouse.
Selain apartemen, hotel setinggi 17 lantai dan perkantoran 27 lantai juga akan dibangun di lokasi itu. Hingga kini, pembangunan sudah mencapai lantai 41. Tinggal 14 lantai lagi yang sedang dibangun.
”Serah terima apartemen ditargetkan sekitar Juni 2021,” kata Presiden Direktur PT Permadani Khatulistiwa Nusantara Ferry Ma’ruf dalam Hard Hat Media Tour pengembangan The Residences at The St Regis di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Pembangunan The Residences at The Regis Jakarta yang disertai pembangunan gedung perkantoran dan hotel seperti direncanakan dengan maket ini tetap berjalan. Komitmen itu diungkapkan pengembang Rajawali Property Group di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Rajawali Property Group sebagai pengembang memperkenalkan St Regis sebagai hunian supermewah karena berbagai alasan, mulai dari desain, bahan bangunan, luas setiap unit, kontraktor, lokasi, sampai harga.
Dari sisi harga, tim pemasaran St Regis hanya mau menyebutkan harga jual per meter persegi berdasarkan zona lantainya. Zona bawah (lantai 3-17) Rp 65 juta per meter persegi, zona tengah (lantai 18-37) Rp 67 juta per meter persegi, dan zona atas (lantai 28-62) Rp 70 juta per meter persegi.
Harga per meter ini tinggal dikalikan luasan unit. Untuk satu unit di zona bawah, harga jualnya mencapai Rp 23,07 miliar dan Rp 24,05 miliar untuk luas 355 meter persegi dan 370 meter persegi. Untuk zona tengah, harganya Rp 23,85 miliar dan Rp 24,86 miliar. Untuk zona atas, harganya Rp 24,99 miliar dan Rp 26,11 miliar.
Ferry mengatakan, ”Apartemen yang branded residence di Jakarta belum banyak. Yang kami bangun saat ini adalah gaya hidup, lifestyle.”
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Interior unit contoh dari The Residences at St Regis Jakarta.
Saat menelusuri unit contoh, ada suasana yang berbeda. Mulai dari ruang keluarga, ruangan luas yang ditata rapi dengan ditempatkannya sofa besar, lengkap dengan meja, dan perlengkapan interior lainnya. Lantai marmer dari Italia dengan slab besar 2 meter x 1,2 meter.
Dapur dirancang elegan dengan produk Eropa untuk kitchen cabinet dan wardrobe. Meja dapur terbuat dari quartz stone. Peralatan yang lengkap juga disediakan, termasuk kompor induksi dan tudungnya, microwave, steam oven, lemari es, dan wine chiller.
Ada pula ruangan tamu khusus yang dapat dilengkapi dengan pintu khusus sliding kaca ganda yang diimpor dari Perancis. Dengan pintu khusus ini, pembicaraan di ruang itu diyakini tidak akan terdengar dari ruang keluarga.
Ruang tidur utama dengan pemandangan ganda yang selalu ditempatkan di sisi pojok dan dua ruang tidur anak dirancang terpisah. Ketiganya juga dibatasi dengan pintu khusus sehingga waktu bersama keluarga tidak akan terganggu dengan kegiatan lain di ruang tamu atau ruang keluarga.
Kontraktor pembangunan apartemen ini didatangkan dari Korea Selatan, Posco. Lanskap menggunakan arsitektur Bill Bensley yang ahli menciptakan oasis kota bergaya resort. Pemasok material interior juga didatangkan dari Italia dan Perancis, sesuai dengan kekhasan merek St Regis.
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Interior ruang utama The Residences at The St Regis Jakarta.
Total investasi yang dikeluarkan Rajawali untuk pengembangan apartemen, hotel, dan perkantoran ini mendekati 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,44 triliun, di luar lahan.
Tantangan
Sebagai hunian supermewah, Apartemen St Regis memiliki dua tantangan utama, yaitu banjir dan penjualan. Pada 18 tahun lalu, lokasi tempat berdirinya St Regis sering digenangi air banjir jika turun hujan deras.
Sebagai hunian supermewah, Apartemen St Regis memiliki dua tantangan utama, yaitu banjir dan penjualan.
Untuk mengatasinya, Rajawali membangun saluran drainase yang mampu mengalirkan air dengan cepat dan menyiapkan penghalang-penghalang agar air dari lingkungan sekitarnya tidak dapat masuk.
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Waduk buatan yang terlihat dari salah satu sisi apartemen The Residences at St Regis Jakarta.
Di sisi lain, Rajawali juga ikut mengonservasi waduk di sampingnya. Waduk itu merupakan tempat penampungan air dan limbah domestik, yang selalu menimbulkan bau. Rajawali membantu pemerintah DKI Jakarta untuk membuat waduk itu tidak berbau dan dapat menampung air lebih banyak.
Shirley Tan, CEO Rajawali Property Group, mengatakan, ”Kami berkomitmen untuk menghormati lingkungan sekitar. Kami akan aktif mengambil bagian dalam mengurangi dampak negatif lingkungan. Kami telah mengambil langkah nyata untuk merevitalisasi waduk dalam menghilangkan bau apa pun, memperkuat struktur fondasi, dan membangun langkah pencegahan terhadap banjir.”
Dari sisi pemasaran, Manajer Penjualan dan Pemasaran PT Permadani Khatulistiwa Nusantara Yuliani Sunarto menjelaskan, ”Total unit yang sudah terjual sampai saat ini hampir 50 persen dari total kapasitas yang ditawarkan, yaitu sekitar 80 unit. Pembelinya kebanyakan orang Indonesia, pengusaha, dan usia matang.”
KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA
Maket arsitektural The Residences at St Regis Jakarta.
Rajawali merasa percaya diri membangun hunian supermewah ini. Survei mereka menunjukkan, kelas premium tak menghendaki luas bangunan 100-200 meter persegi, tetapi di atas 300 meter persegi. Ini dinilai dapat mengakomodasi kebutuhan konsumennya.
Dengan menyediakan hunian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kelas atas, Rajawali yakin produk mereka akan segera terserap pasar yang jumlahnya memang terbatas.