JAKARTA, KOMPAS — PT Mercedes-Benz Distributions Indonesia atau MBDI, selaku distributor resmi kendaraan penumpang Mercedes-Benz di Indonesia, serius memperkenalkan mobil-mobil berteknologi elektriknya di pasar Tanah Air.
Setelah memajang mobil-mobil yang masuk dalam label Mercedes EQ Power ini di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 pekan lalu, hari Senin (7/5/2018), MBDI mengajak awak media menjajal langsung mobil ini menempuh jalanan di Jakarta dan sekitarnya.
Mobil yang dicoba kali ini adalah Mercedes-Benz E 350e yang saat IIMS lalu juga disediakan untuk diuji coba para pelanggan setia Mercedes-Benz. Tanda e di belakang angka menjadi pembeda antara lini produk EQ Power dan model-model konvensional Mercedes-Benz.
E 350e adalah sebuah sedan dengan teknologi plug-in hybrid (plug-in hybrid electric vehicle/PHEV), yang artinya selain mengusung sistem penggerak hibrida (mesin konvensional dan motor listrik), baterai penggerak motor listrik di mobil ini juga bisa dicas ulang dengan peranti charger.
Ini adalah sedan PHEV kedua Mercedes-Benz yang dijajal Kompas setelah pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, kami menguji coba Mercedes-Benz C 350e. Menurut Dennis Kadaruskan, PR Department Manager PT MBDI, kedua model ini, E 350e dan C 350e, adalah dua produk dari lini EQ Power yang sudah dipasarkan di Asia Tenggara, yakni di Thailand dan Malaysia.
Model E 350e dilengkapi mesin bensin 4 silinder 2.0 liter (1.991 cc) dengan turbo yang menghasilkan tenaga maksimum 211 HP pada putaran mesin 5.000 rpm dan torsi maksimum 350 Newton meter (Nm) pada rentang 1.200-4.000 rpm. ”Ini mesin yang sama dengan Mercedes-Benz E 250 yang sudah lebih dulu dipasarkan,” kata Richy Stanley Unsulangi, Product Expert PT MBDI, sebelum uji kendara dimulai.
Hanya bedanya, E 350e dibekali juga dengan motor listrik bertenaga maksimum 65 kilowatt (kW) atau setara dengan 88 HP, dan torsi puncak 440 Nm. Motor listrik ini ditenagai baterai berkapasitas 6,4 kWh.
Kompas bersama rekan jurnalis dari Media Indonesia diajak menjajal mobil ini dari Jakarta ke BSD City di Tangerang, Banten, dengan melalui rute Senayan-Lebak Bulus-Tol BSD City dan berakhir di pusat hiburan The Breeze di BSD City.
Selama perjalanan, berbagai mode operasi diuji coba, mulai mode E-Mode di mana seluruh tenaga penggerak berasal dari baterai, mode Charge di mana seluruh tenaga diambil dari mesin konvensional termasuk untuk mengecas baterai.
Lalu mode Hybrid di mana tenaga mesin dan motor listrik bekerja bergantian atau bersama-sama (motor listrik berfungsi sebagai pendongkrak tenaga atau boost bagi mesin). Dan terakhir mode E-Save, di mana mesin dan motor listrik bekerja secara seimbang untuk menjaga level listrik di baterai tetap berada di level yang sama.
Secara umum tak ada perbedaan dari sisi pengoperasian, antara E 350e dan C 350e. Hanya, sesuai dengan kelasnya, E 350e terasa lebih lembut dan mantap dibanding seri C.
Simak uraian lengkap uji kendara singkat E 350e ini di rubrik Kendara di harian Kompas. (DHF)