Media Sosial Pengaruhi Kepercayaan Diri Remaja Putri
Oleh
·5 menit baca
Deonisia Arlinta untuk Kompas
Akun media sosial blogger kecantikan menjadi salah satu acuan remaja putri dalam berpenampilan. Media sosial dinilai dapat memengaruhi kepercayaan diri remaja saat ini.
JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan media sosial dinilai dapat memengaruhi rasa percaya diri remaja putri, khususnya pada generasi milenial saat ini. Harga diri yang terbentuk pun dapat dipengaruhi dari penilaian orang lain melalui komentar dari unggahan media sosial yang dimilikinya.
Tesis Shannon Murphy Gallagher, The Influence of Social Media on Teens’ self-esteem, untuk gelar Master of Arts in School Psychology di Rowan University, New Jersey, Amerika Serikat, menunjukkan, media sosial berpengaruh pada pembentukan harga diri seorang remaja. Semakin baik respons yang diterima dari unggahan di media sosial, semakin meningkat pula kepercayaan diri mereka.
Dalam penelitian tersebut terungkap, remaja merasa khawatir jika jumlah ”suka” pada unggahan terbarunya lebih sedikit dari sebelumnya, terlebih pada konten yang berisi swafoto diri mereka. Sebagian besar remaja juga terus memeriksa akun media sosial mereka setelah memasang suatu unggahan. Mereka menunggu respons dari pengikutnya di dunia maya. Namun, jika ada komentar negatif, rasa percaya diri dan harga diri mereka akan menurun.
Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana K Hadiwidjojo di Jakarta, Jumat (26/1), menyampaikan, penelitian tersebut relevan dengan remaja putri di Indonesia. Menurut dia, remaja di Indonesia mulai usia 10 tahun sudah aktif mengakses internet, khususnya sosial media.
Berdasarkan survei yang dilaporkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), dari 132,7 juta responden, sebanyak 18,49 persen pengguna internet di Indonesia berusia 10-24 tahun. Dari seluruh responden, sebanyak 47,7 persen atau sekitar 63,1 juta orang menggunakan perangkat bergerak seperti ponsel pintar untuk mengakses internet.
Vera mengatakan, penggunaan media sosial pada remaja dapat berpengaruh pada perspektif mereka akan diri sendiri dan kemudian memengaruhi rasa percaya diri mereka. Hal itu menyebabkan tekanan yang dihadapi oleh remaja saat ini lebih banyak daripada remaja era sebelumnya.
Deonisia Arlinta untuk Kompas
Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana K Hadiwidjojo
Era tahun 1990, kata Vera, perspektif remaja akan penampilan sebagian besar dipengaruhi oleh iklan atau tayangan televisi saja. Publik figur yang diikuti pun seputar artis papan atas. Namun, saat ini acuan remaja bisa dari blogger, youtuber, atau siapa pun yang secara aktif mengunggah konten di media sosial. ”Role model (acuan) ini termasuk pada penampilan fisik seseorang,” katanya.
Vera mengatakan, usia awal pubertas perempuan, yaitu usia 10-11 tahun, merupakan usia yang paling rawan terpengaruh oleh media sosial. Menurut dia, saat perempuan memasukki masa pubertas, ia akan mencari berbagai macam peran untuk ditiru.
Tidak dapat dimungkiri, tambah Vera, remaja akan berfokus pada penampilan fisik. Penampilan dianggap sebagai hal yang penting karena dirasakan dan dilihat secara langsung. ”Seperti payudara dan jerawat memang benar-benar terlihat, jadi tidak bisa dihindari,” katanya.
Untuk itu, remaja putri pada umumnya akan mencari acuan melalui orang terdekat atau orang yang disukainya. Menurut Vera, pengaruh media sosial akhirnya menuntun remaja mencari acuan dari pemilik akun medsos yang dianggapnya menarik. ”Generasi remaja saat ini merupakan sosial media oriented. Mereka tidak dapat terlepas dari Instagram, Snapchat, Facebook, Youtube, bahkan game online,” katanya.
Tampil cantik di media sosial
Vera mengatakan, ketergantungan remaja putri terhadap media sosial membuat mereka akan merasa percaya diri saat tampil cantik di media sosial. Konten yang diunggah di akun media sosial pun dipilih dari sisi terbaik remaja tersebut.
”Remaja pada umumnya, khususnya remaja putri, akan lebih banyak mengunggah foto diri terbaik mereka,” ujarnya.
Hal tersebut diakui Dewi (17), siswa kelas XI, di Jakarta. Ia mengatakan, saat menggunggah foto di media sosial akan berusaha menutupi kekurangannya. ”Kalau mau unggah foto yang aku rasa jelek, biasanya aku tutup dengan gambar kartun di wajahku,” katanya.
Serupa dengan Dewi, Ghina Ramadanty (21) dan Gea Harleyna (21), mahasiswa asal Jakarta, juga menjadikan media sosial sebagai acuan dalam berpenampilan. Baik Ghina maupun Gea lebih banyak meniru gaya dari pemilik akun Instagram daripada melihat artis yang tampil di televisi. ”Aku sampai follow lebih dari 10 akun Instagram dari beauty blogger yang aku suka,” kata Gea.
Deonisia Arlinta untuk Kompas
Ghina Ramadanty (21) dan Gea Harleyna (21) mahasiswa asal Jakarta.
Retha Saragih (20), mahasiswa asal Yogyakarta, merasa sempat tidak percaya diri mengunggah foto di akun media sosialnya. Ia merasa warna kulitnya yang gelap dan jerawat yang muncul di wajahnya membuat dirinya terlihat tidak cantik. Bahkan, ia sempat tidak pernah mau berfoto bersama temannya.
”Aku enggak mau diajak foto karena aku tahu pasti foto itu akan di-upload di media sosial. Aku enggak mau kelihatan jelek,” katanya.
Saat itu, defisini cantik, menurut Retha, adalah seperti bintang Korea yang akun media sosialnya diikuti olehnya. Cantik adalah putih, pandai menggunakan riasan wajah, dan berbadan kurus, sedangkan ia memiliki kulit cokelat. ”Tapi sekarang sudah lebih percaya diri. Aku tahu enggak mungkin jadi sama seperti orang Korea. Cantik itu berbeda-beda walau kadang masih merasa minder,” ujar Retha.
Pendampingan orangtua
Vera mengatakan, saat anak menginjak usia remaja, pendampingan orangtua menjadi sangat penting. Pengaruh media sosial sangat kuat bagi perkembangan remaja. ”Orangtua dituntut untuk melek teknologi juga. Usahakan tetap memantau media sosial anaknya, tetapi cukup sebagai pengikut yang diam, jangan berikan respons seperti like atau komentar pada unggahan anak,” katanya.
Jika dalam unggahan anak dirasa ada yang tidak sesuai, lanjut Vera, orangtua harus mengajak bicara anak secara langsung dan usahakan tidak menggurui. Remaja yang merasa dibatasi biasanya akan cenderung menarik diri. (DD04)