FotografiFoto CeritaArsip Foto ”Kompas”: Aneka...
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Bebas Akses

Arsip Foto ”Kompas”: Aneka Rupa TPS dan Bilik Suara Unik

Rakyat menunjukkan bentuk gotong royong dengan membuat TPS yang unik dan menarik untuk menjaring pemilih.

Oleh
RIZA FATHONI
· 12 menit baca
Warga menyiapkan meja untuk bilik suara dengan latar belakang gambar peta Indonesia beserta keberagaman budayanya di TPS 7, Kelurahan Panggung Lor, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (16/4/2019).
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Warga menyiapkan meja untuk bilik suara dengan latar belakang gambar peta Indonesia beserta keberagaman budayanya di TPS 7, Kelurahan Panggung Lor, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (16/4/2019).

Pemilu adalah momen pesta demokrasi bagi rakyat untuk terlibat langsung memberikan hak suaranya. Pada hari itu, warga negara yang sudah memiliki hak pilih akan menggunakannya untuk menentukan pilihan pemimpin ataupun wakil rakyat yang akan bekerja dalam lima tahun ke depan.

Tempat pemungutan suara (TPS) adalah tempat pemilih yang memberikan suara dan mengisi surat suara mereka dalam pemilu. Di lokasi tempat pemungutan suara terdapat bilik suara, yakni tempat untuk memberikan suara. Di bilik suara, pemilih bisa memilih calon atau partai pilihannya secara rahasia. Surat suara yang telah diisi akan dimasukkan ke dalam kotak suara dengan disaksikan oleh para saksi.

Salah satu pekerjaan rumah bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) selain melakukan sosialisasi pemilu adalah menarik minat warga dalam penyaluran suara. Dibutuhkan kreativitas untuk mewujudkan dan membangun tempat pemungutan suara menjadi menarik dan unik sehingga mampu mengundang warga mau datang dan menyalurkan hak suaranya.

Petugas KPPS membuat ide unik, yakni membuat hiasan atau hiburan dalam konsep pembuatan TPS. Hal itu bertujuan sedikit menurunkan suasana panas kampanye dan membuat kesan pemilu menjadi lebih sejuk.

Arsip foto Kompas merekam ide-ide menarik yang disalurkan KPPS dengan membuat TPS yang mengusung tema-tema seperti rumah adat, kampoeng pemilu nusantara, Piala Dunia, pesta pernikahan, penyediaan makanan hasil bumi, dan penyediaan hadiah bagi warga yang telah menggunakan hak pilihnya.

Berbagai cara juga dilakukan KPPS untuk menarik pemilih datang ke bilik suara. Mereka tak hanya berdandan ala badut dan aneh-aneh, tetapi juga memberikan hadiah dari hasil bumi. Kreativitas yang mereka lakukan menguatkan makna harapan rakyat untuk mendapatkan pemimpin yang amanah, jujur, tidak korupsi, mampu mengatasi bencana, dan menyejahterakan warga.

Di Surakarta, Jawa Tengah, panitia pemilihan wali kota-wakil wali kota di TPS 36/Nayu Timur, Kadipiro, Banjarsari, membuat suasana TPS layaknya suasana Piala Dunia dalam Pilkada 2010. Sebuah gawang mini ditempatkan di bawah papan besar bertuliskan skor 0-0 di bawah foto pasangan calon wali kota-wali kota Surakarta, Joko Widodo-FX Hadi Rudyatmo dan KP Eddy Wirabhumi-Supradi Kertamenawi.

Warga bergotong royong membangun tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan wali kota dengan nuansa sepak bola dan Piala Dunia di TPS 36 Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Kota Surakarta, Minggu (25/4/2010).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Warga bergotong royong membangun tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan wali kota dengan nuansa sepak bola dan Piala Dunia di TPS 36 Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Kota Surakarta, Minggu (25/4/2010).

Pemilih yang baru menggunakan hak pilihnya diberi kesempatan menendang ke arah gawang. Jika masuk, mendapat kupon hadiah yang akan diundi di sela-sela penghitungan suara. Bola-bola yang digantungkan di langit-langit menambah semarak kerja KPPS yang mengenakan kostum bola dari berbagai negara.

Suasana pemilihan yang unik bergaya Piala Dunia tersebut sengaja dirancang untuk ”membakar” gairah warga menggunakan hak pilihnya. Ketua KPPS Eddy Hendarno mengatakan, saat pemilihan presiden lalu partisipasi warga hanya 55 persen, sedangkan kali ini mencapai 80,3 persen. Biaya penyelenggaraan sebagian merupakan bantuan warga serta potong honor anggota KPPS.

Warga bergotong royong membangun tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan wali kota dengan nuansa sepak bola dan Piala Dunia di TPS 36 Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Kota Surakarta, Minggu (25/4/2010).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Warga bergotong royong membangun tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan wali kota dengan nuansa sepak bola dan Piala Dunia di TPS 36 Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Kota Surakarta, Minggu (25/4/2010).

Sehari sebelum penghitungan suara, pihaknya juga menyebarkan selebaran yang mengingatkan warga menggunakan hak pilihnya. ”Ini agar warga antusias datang ke TPS,” kata Eddy.

Upaya ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, seperti dari Tim Pemantau Pilkada Mapilu Jawa Tengah, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Hadi Prabowo, dan Direktur Pejabat Negara Kementerian Dalam Negeri Sapto Supono yang datang meninjau.

Baca juga: Pesta Demokrasi di SLB Negeri Kota Magelang

Warga bergotong royong membangun tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan wali kota dengan nuansa sepak bola dan Piala Dunia di TPS 36 Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Kota Surakarta, Minggu (25/4/2010).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Warga bergotong royong membangun tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan wali kota dengan nuansa sepak bola dan Piala Dunia di TPS 36 Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Kota Surakarta, Minggu (25/4/2010).

TPS nuansa Piala Dunia juga ada di RT 002 RW 030 Pedukuhan Nayu, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Surakarta. TPS tersebut dihias bernuansa Piala Dunia dan tim nasional Brasil, Selasa (8/7/2014). Selain untuk menggairahkan pemilih agar berbondong-bondong datang mencoblos, pelaksanaan pemilihan presiden diharapkan mengusung semangat fair play, seperti halnya pertandingan sepak bola.

TPS 86 di RT 002 RW 030 Pedukuhan Nayu, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, dihias bernuansa Piala Dunia dan tim nasional Brasil, Selasa (8/7/2014).
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA

TPS 86 di RT 002 RW 030 Pedukuhan Nayu, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, dihias bernuansa Piala Dunia dan tim nasional Brasil, Selasa (8/7/2014).

Kreatif dan ingin menarik warga untuk mendatangi bilik suara, sejumlah KPPS bersama warga berkreasi membuat TPS unik. Bus pariwisata berukuran sedang diparkir di tengah jalan kampung di depan rumah Arif Nugroho, Ketua RT 003 RW 004, Kampung Tegal Mulyo, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Kota Surakarta.

Warga menggunakan hak pilihnya di bilik suara di dalam bus di TPS 35, Kampung Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2009).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Warga menggunakan hak pilihnya di bilik suara di dalam bus di TPS 35, Kampung Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2009).

Bukan untuk berwisata, bus bercat putih itu disulap menjadi bilik suara pemilihan wali kota dan wakil wali kota Surakarta tahun 2009. Dua bilik suara ditempatkan di dalam bus itu. Di situlah warga mencoblos surat suara.

Setiap pemilih masuk secara bergiliran ke dalam bus melalui pintu tengah bus. Karpet hijau digelar di depan pintu bus yang diberi tambahan pijakan kaki untuk memudahkan pemilih naik dan turun. Di sebelah pintu dipasang tampah bambu bertuliskan ”TPS 7 Nyoblos di Atas Bis”.

Warga menggunakan hak pilihnya di bilik suara di dalam bus di TPS 35, Kampung Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2009).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Warga menggunakan hak pilihnya di bilik suara di dalam bus di TPS 35, Kampung Nayu Timur, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (8/7/2009).

”Awalnya karena rasa prihatin. Pesta demokrasi dibiayai uang negara begitu banyak, tetapi masyarakat sepertinya kian tidak antusias,” kata Arif.

Muncul pemikiran membuat TPS unik guna memancing partisipasi pemilih. Salah satunya seperti menempatkan kotak suara di atas becak dan menggunakan angkutan kota untuk bilik suara. ”Di kampung kami ada garasi bus. Lahirlah ide pinjam bus untuk bilik suara,” lanjutnya.

Ketua KPPS TPS 7 Suyatno mengatakan, dari bantuan dana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surakarta sebesar Rp 500.000 untuk pembuatan TPS, Rp 300.000 dipakai untuk sewa bus. Selebihnya digunakan untuk membeli baju batik sebagai seragam anggota dan ketua KPPS. ”Dengan bilik suara di dalam bus justru lebih ringkas. Tidak perlu mendirikan tenda besi untuk TPS,” katanya.

Susanti (30) terkejut ketika petugas di TPS 17, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan permen kepadanya. ”Apa ini, Pak?” katanya polos. Saat membuka bungkus permen itu, Susanti kembali terkejut karena di dalamnya ada kertas kecil bertuliskan angka 21.

”Selamat, Mbak, dapat doorprize (hadiah). Ini silakan hadiahnya,” kata seorang petugas sambil menyodorkan seikat petai kepada Susanti. Perempuan berkacamata itu pun tertawa. ”Terima kasih, Pak. Makanan favorit saya ini,” jawabnya.

Seorang warga menerima petai sebagai <i>doorprize </i>atau hadiah setelah mencoblos dalam Pilkada Sleman di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17 Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (9/12/2015).
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Seorang warga menerima petai sebagai doorprize atau hadiah setelah mencoblos dalam Pilkada Sleman di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17 Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (9/12/2015).

Pemberian hadiah bagi pemilih di TPS 17 Desa Donokerto itu bukanlah praktik politik uang karena tidak dimaksudkan untuk mengarahkan pemilih. Ketua KPPS di TPS 17 Desa Donokerto Ahmadi Prasetya (39) mengatakan, pihaknya sengaja menyediakan hadiah agar minat warga untuk berpartisipasi dalam pilkada meningkat.

TPS berhadiah juga dijumpai di TPS 2 Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Seekor kambing menjadi hadiah utama yang akan diundi bagi warga yang menggunakan hak suara mereka. Adapun di TPS 14 Desa Sukorejo, Kabupaten Bojonegoro, panitia mengundi hadiah doorprize setelah penghitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur selesai, Kamis (29/8/2013). Panitia Pemungutan Suara menyediakan 38 hadiah untuk menarik pemilih agar menggunakan hak pilihnya.

Dua petugas mengikat seekor kambing yang menjadi hadiah utama yang akan diundi bagi warga yang menggunakan hak suara mereka di TPS 2 Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Rabu (24/8/2005).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Dua petugas mengikat seekor kambing yang menjadi hadiah utama yang akan diundi bagi warga yang menggunakan hak suara mereka di TPS 2 Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Rabu (24/8/2005).

Seorang petugas keamanan TPS 1 Kelurahan Kedung Peluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, mengambil hadiah hadir berupa kompor setelah selesainya proses pemungutan suara di TPS tersebut dalam Pilkada Sidoarjo, Minggu (11/9/2005).
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Seorang petugas keamanan TPS 1 Kelurahan Kedung Peluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, mengambil hadiah hadir berupa kompor setelah selesainya proses pemungutan suara di TPS tersebut dalam Pilkada Sidoarjo, Minggu (11/9/2005).

Sementara di TPS 1 Kelurahan Kedung Peluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, pemilih dapat mengambil hadiah hadir berupa perlengkapan rumah seperti kompor yang digantungkan setelah selesainya proses pemungutan suara di TPS tersebut dalam Pilkada Sidoarjo, Minggu (11/9/2005). Begitu pula di Medan, petugas KPPS di TPS 9 Kelurahan Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, menyediakan kupon berhadiah di pintu keluar tempat pemungutan suara TPS 9, Rabu (8/7).

Kreativitas yang sama untuk meningkatkan partisipasi pemilih dengan hadiah juga dijumpai di TPS 05 Dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul. Hadiah bagi pemilih diundi seusai penghitungan suara selesai. Sementara di TPS 04, Kelurahan Kuto Batu, Palembang, Sumatera Selatan, hadiah-hadiah juga disediakan saat Pemilu Presiden 2009, Rabu (8/7/2009). Hadiah untuk pemilih diundi setelah penghitungan selesai.

Seorang warga Kelurahan Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, menunjukkan kupon berhadiah di pintu keluar TPS 9, Rabu (8/7/2009).
KOMPAS/ANDY RIZA HIDAYAT

Seorang warga Kelurahan Glugur Darat, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, menunjukkan kupon berhadiah di pintu keluar TPS 9, Rabu (8/7/2009).

Seorang petugas KPPS TPS 05 Dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, merapikan hadiah yang diundi setelah penghitungan suara selesai, Kamis (8/7/2009). Undian berhadiah tersebut digelar untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
KOMPAS/ENY PRIHTIYANI

Seorang petugas KPPS TPS 05 Dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, merapikan hadiah yang diundi setelah penghitungan suara selesai, Kamis (8/7/2009). Undian berhadiah tersebut digelar untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

Selain menawarkan beragam hadiah, ada pula KPPS yang menyediakan hidangan makanan rakyat berupa jajan pasar seperti di TPS 09 Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (8/7/2009). Pemilih dapat mencicipi makanan tersebut. Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara juga berpakaian khas Sunda.

Baca juga: Kostum Unik Petugas TPS

Pemilih di TPS 09 Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi, Jawa Barat, bisa mencicipi hidangan berupa makanan rakyat seusai menggunakan hak suaranya, Rabu (8/7/2009).
KOMPAS/A HANDOKO

Pemilih di TPS 09 Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi, Jawa Barat, bisa mencicipi hidangan berupa makanan rakyat seusai menggunakan hak suaranya, Rabu (8/7/2009).

Selain TPS yang berhadiah, ada juga TPS-TPS yang dibuat seadanya dan ala kadarnya, seperti dijumpai di daerah terpencil di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya. Meski dengan bahan seadanya, rumput dan ranting kayu, warga tetap antusias mengikuti pemilu dengan membuat bilik TPS seperti dari jerami.

Meski jauh di daerah terpencil, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya, warga antusias mengikuti pemilu. Dengan bahan seadanya, rumput dan ranting kayu, warga bisa membuat bilik TPS di Kecamatan Wamena Kota, Selasa (9/6/1992).
ARSIP KOMPAS

Meski jauh di daerah terpencil, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya, warga antusias mengikuti pemilu. Dengan bahan seadanya, rumput dan ranting kayu, warga bisa membuat bilik TPS di Kecamatan Wamena Kota, Selasa (9/6/1992).

Kolong jembatan layang di daerah Tambora, Jakarta Utara, bisa menjadi tempat mencoblos yang megah, Selasa (6/7/1999).
KOMPAS/EDDY HASBY

Kolong jembatan layang di daerah Tambora, Jakarta Utara, bisa menjadi tempat mencoblos yang megah, Selasa (6/7/1999).

Nuansa kesederhanaan juga terlihat di TPS yang menempati kolong jembatan layang di daerah Tambora saat Pemilu 1999. Adapun TPS 02 di Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, yang menggunakan halaman rumah seorang warga, Rabu (8/4), merupakan satu dari 2.071 TPS di Provinsi Papua Barat yang menggunakan bilik suara dari tripleks.

Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 yang menggunakan halaman rumah seorang warga di Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Rabu (8/4/2009), merupakan satu dari 2.071 TPS di Provinsi Papua Barat yang menggunakan bilik suara dari tripleks.
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 yang menggunakan halaman rumah seorang warga di Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Rabu (8/4/2009), merupakan satu dari 2.071 TPS di Provinsi Papua Barat yang menggunakan bilik suara dari tripleks.

Bilik suara itu ditutup dengan karung gandum atau beras. Dana pembuatan bilik suara Rp 230.000 per buah. Karena terbuat dari tripleks, bilik suara mudah rusak sehingga tak dijamin dapat digunakan dalam pemilu presiden mendatang.

Di tempat lain di Kampung Gundih, Surabaya, warga terlihat mempersiapkan pembuatan TPS di tepi rel kereta api karena kurangnya lahan. Jarak tepian tenda TPS tak lebih dari satu meter dari rel kereta tersebut.

Warga Kampung Gundih, Surabaya, mempersiapkan pembuatan tempat pemungutan suara (TPS) di tepi rel kereta api karena kurangnya lahan untuk membuat TPS, Rabu (8/4/2009).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Warga Kampung Gundih, Surabaya, mempersiapkan pembuatan tempat pemungutan suara (TPS) di tepi rel kereta api karena kurangnya lahan untuk membuat TPS, Rabu (8/4/2009).

TPS beratap langit dijumpai di Baduy Luar di Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Seorang warga Baduy Luar dibantu petugas saat memasukkan surat suara ke kotak di tempat pemungutan suara khusus pada pemilu legislatif, Kamis (9/4/2009). Meski tak banyak kenal calon anggota legislatif, ratusan warga Baduy Luar menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2009.

Seorang warga Baduy Luar dibantu petugas memasukkan surat suara ke kotak di TPS khusus di Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Kamis (9/4/2009).
KOMPAS/ANITA YOSSIHARA

Seorang warga Baduy Luar dibantu petugas memasukkan surat suara ke kotak di TPS khusus di Kampung Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, Kamis (9/4/2009).

Hak pilih setiap warga negara sangatlah penting. Bahkan, orang yang berbaring dalam kondisi lemah pun wajib dibantu. Seperti halnya pasien di rumah sakit yang harus dibantu untuk dapat tetap menggunakan suaranya. Hal ini tergambar saat para suster di RS Stella Maris Ujungpandang ini menutupi pencoblos tersebut dengan kain sebagai bilik darurat untuk menjaga kebebasannya memilih.

Pasien yang sakit pun ikut mencoblos. Pasien yang mampu berdiri dipapah menuju TPS, tetapi bagi yang tak mampu bangun dari tempat tidurnya dipersilakan mencoblos di tempat tidur. Untuk menjaga kebebasan pasien memilih, para suster di RS Stella Maris Ujungpandang ini menutupi pencoblos tersebut dengan kain sebagai pengganti bilik, Selasa (3/5/1977).
ARSIP KOMPAS

Pasien yang sakit pun ikut mencoblos. Pasien yang mampu berdiri dipapah menuju TPS, tetapi bagi yang tak mampu bangun dari tempat tidurnya dipersilakan mencoblos di tempat tidur. Untuk menjaga kebebasan pasien memilih, para suster di RS Stella Maris Ujungpandang ini menutupi pencoblos tersebut dengan kain sebagai pengganti bilik, Selasa (3/5/1977).

Kekayaan nuansa adat Nusantara menjadi tema yang dipilih petugas KPPS di TPS 04 yang dihias menyerupai panggung pertunjukan kesenian barong di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (9/12/2020). TPS tersebut menempati sebuah rumah joglo yang dihiasi perangkat gamelan dan hiasan-hiasan nuansa Jawa.

Warga menyalurkan hak pilihnya di TPS 04 yang dihias menyerupai panggung pertunjukan kesenian barong di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (9/12/2020).
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Warga menyalurkan hak pilihnya di TPS 04 yang dihias menyerupai panggung pertunjukan kesenian barong di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (9/12/2020).

Warga menyelesaikan pembuatan tempat pemungutan suara (TPS) menyerupai rumah adat Minangkabau di TPS 34, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/12/2020).
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Warga menyelesaikan pembuatan tempat pemungutan suara (TPS) menyerupai rumah adat Minangkabau di TPS 34, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/12/2020).

Sementara itu, warga Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat, berinisiatif membuat TPS menyerupai rumah adat Minangkabau di TPS 34, Selasa (8/12/2020). Pembuatan TPS bernuansa rumah adat ini diharapkan bisa menarik minat warga untuk datang memberikan hak suaranya pada pilkada serentak, Rabu (9/12/2020).

Dua hari menjelang pencoblosan Pemilu Serentak 2019, warga mulai membangun tenda TPS secara bergotong royong, seperti yang ditemui di Kampoeng Pemilu Nusantara, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (15/4/2019).

Baca juga: Magnet Penarik Massa di Pesta Demokrasi

Dua hari menjelang pencoblosan Pemilu Serentak 2019, warga mulai membangun tenda tempat pemungutan suara (TPS) secara bergotong royong, seperti ditemui di Kampoeng Pemilu Nusantara, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (15/4/2019) sore hari.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Dua hari menjelang pencoblosan Pemilu Serentak 2019, warga mulai membangun tenda tempat pemungutan suara (TPS) secara bergotong royong, seperti ditemui di Kampoeng Pemilu Nusantara, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (15/4/2019) sore hari.

Di Kampoeng Pemilu Nusantara, warga yang tergabung di RW 003 itu membangun delapan TPS dengan memanfaatkan lapangan olahraga. Pembangunan TPS di tempat tersebut telah dimulai sejak Minggu (14/4/2019).

Tema resepsi pernikahan juga diambil sejumlah TPS untuk menarik minat pemilih. Tema ini bisa jadi yang paling banyak karena menonjolkan kekayaan budaya daerah, mulai dari busana hingga hiasan interior eksterior sangat melekat dengan ritual keseharian warga. Dekorasi janur serta pakaian beskap petugas KPPS langsung mengingatkan suasana pesta pernikahan tradisional.

Warga serasa menjadi tamu undangan yang mendatangi pesta pernikahan saat menggunakan hak suaranya. Hanya mungkin tidak perlu mengenakan busana resmi dan tidak menyantap makanan prasmanan. Jika dalam pesta pernikahan sesungguhnya tamu memasukkan amplop, maka pemilih memasukkan surat suara ke kotak suara di TPS tersebut.

Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 RT 028 RW 005 Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta, didesain seperti tempat pesta perkawinan adat Jawa, Senin (5/4/2004). Semua anggota KPPS menggunakan beskap, kain, dan belangkon.
KOMPAS/BUDI SUWARNA

Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 RT 028 RW 005 Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta, didesain seperti tempat pesta perkawinan adat Jawa, Senin (5/4/2004). Semua anggota KPPS menggunakan beskap, kain, dan belangkon.

TPS ala resepsi pernikahan juga dijumpai di TPS 11 RT 028 RW 005 Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta, yang didesain seperti tempat pesta perkawinan adat Jawa. Semua anggota KPPS menggunakan beskap, kain, dan belangkon.

Selain itu, pesta ”jadi-jadian” ini juga terlihat di TPS XIII di Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Rabu (9/4/2014). Rancangan unik ini sengaja dibuat untuk menarik minat masyarakat untuk datang dan memberikan hak suaranya.

Tempat Pemungutan Suara (TPS) XIII di Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, dirancang seperti tempat resepsi pernikahan, seperti terlihat Rabu (9/4/2014).
KOMPAS/REGINA RUKMORINI

Tempat Pemungutan Suara (TPS) XIII di Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, dirancang seperti tempat resepsi pernikahan, seperti terlihat Rabu (9/4/2014).

Meski Bandung memiliki kekhasan adat Sunda tersendiri dalam pesta pernikahan, Panitia Pemungutan Suara di TPS 23 yang menggunakan Balai RW 005 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, diset ala dekorasi pesta pernikahan Jawa Tengah saat pelaksanaan Pemilihan Wali Kota Bandung, Minggu (10/8/2008).

TPS 23 yang menggunakan Balai RW 005 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, diset ala dekorasi pesta pernikahan saat pelaksanaan Pemilihan Wali Kota Bandung, Minggu (10/8/2008).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

TPS 23 yang menggunakan Balai RW 005 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, diset ala dekorasi pesta pernikahan saat pelaksanaan Pemilihan Wali Kota Bandung, Minggu (10/8/2008).

Hal yang unik dan berbeda berlangsung di Papua. Sejumlah tempat pemungutan suara di Kabupaten Yahukimo dan Jayawijaya menggelar pemungutan suara dengan sistem noken atau tas kantong tradisional. Seperti yang berlangsung di TPS Eroma 1, Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, pemilih memasukkan surat suara pemilu presiden ke dalam noken (tas kantong tradisional), Rabu (8/7/2009).

Pemilih yang surat suaranya dicontreng, baik sendiri maupun oleh petugas sesuai pilihan pemilih, memasukkan surat suara ke salah satu dari tiga noken yang merepresentasikan ketiga pasangan calon presiden-wakil presiden. Pemilihan dengan sistem noken, antara lain, berlangsung di TPS Eroma 1, TPS Obolma 1 dan 2, serta TPS Anyelma 1 dan 2. Meski sama-sama menggunakan sistem noken, model pelaksanaan di setiap TPS berbeda.

Warga menggunakan hak suaranya di TPS Eroma 1, Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua. Pemilih bernama Tenyo Wake memasukkan surat suara pemilihan presiden ke dalam noken (tas kantong tradisional) yang merepresentasikan calon presiden pilihannya, Rabu (8/7/2009).
KOMPAS/ARYO WISANGGENI GENTHONG

Warga menggunakan hak suaranya di TPS Eroma 1, Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua. Pemilih bernama Tenyo Wake memasukkan surat suara pemilihan presiden ke dalam noken (tas kantong tradisional) yang merepresentasikan calon presiden pilihannya, Rabu (8/7/2009).

Di TPS Eroma 1, pemilih menyatakan pasangan calon yang dipilih di depan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Salah satu petugas KPPS lalu mencontreng surat suara, seperti pilihan pemilih. Pemilih memasukkan suara suara dalam noken. Setelah pemungutan, perolehan suara langsung dihitung di hadapan pemilih.

Sistem noken memang tidak sesuai dengan aturan penyelenggaraan pemungutan suara pemilu presiden. Meskipun asas kerahasiaan pemilih tidak terjamin dalam sistem itu, pemilih dijamin tetap bebas memilih sesuai pilihannya.

Seusai menggunakan hak suaranya di TPS Eroma 1, Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, pemilih memasukkan surat suara pemilihan presiden ke dalam noken (tas kantong tradisional), Rabu (8/7/2009).
KOMPAS/ARYO WISANGGENI GENTHONG

Seusai menggunakan hak suaranya di TPS Eroma 1, Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, pemilih memasukkan surat suara pemilihan presiden ke dalam noken (tas kantong tradisional), Rabu (8/7/2009).

Di TPS Obolma 1 dan 2, meski menggunakan sistem noken, perolehan suara dihitung Lurah Obolma Stefanus Meage dan anggota KPPS di dalam ruang tertutup di kantor lurah setelah masa pemungutan suara ditutup pada pukul 11.00 WIT dan langsung menyusun berita acara. Anggota KPPS tidak mengetahui perolehan suara calon. Mereka menunjukkan setiap surat suara yang sudah dicontreng oleh pemilih atau petugas KPPS dan perolehan suara akan dihitung belakangan.

Seorang petugas KPPS menunjukkan surat suara dalam penghitungan suara seusai pemungutan suara, Selasa (29/1/2013), di TPS Kampung Wiligatnem, Jayawijaya. Warga di kampung itu menggunakan sistem noken sebagai sarana pemilihan.
KOMPAS/B JOSIE SUSILO HARDIANTO

Seorang petugas KPPS menunjukkan surat suara dalam penghitungan suara seusai pemungutan suara, Selasa (29/1/2013), di TPS Kampung Wiligatnem, Jayawijaya. Warga di kampung itu menggunakan sistem noken sebagai sarana pemilihan.

Sistem itulah yang dikenal lama dan mudah. Sistem noken digunakan di banyak wilayah di kawasan pegunungan tengah Papua sejak 1971. Hasil pemungutan suara pun selalu dianggap sah.

Selain TPS Noken, keunikan pemilu di Papua juga tergambar dari sebuah foto yang memperlihatkan bilik suara dari tumpukan jerami. Meski jauh di daerah terpencil, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, warga antusias mengikuti pemilu. Dengan bahan seadanya, rumput dan ranting kayu, warga bisa membuat bilik TPS seperti tampak dalam foto ini.

Fenomena politik uang jamak dijumpai menjelang pelaksanaan pemilu. Sebagai aspirasi kritik yang menyuarakan kegelisahan adanya ”operasi fajar” untuk memengaruhi calon pemilih tersebut, sebuah TPS di Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, memasang hiasan gambar uang kuno yang merupakan simbol antipolitik uang di bilik suara TPS 009, Rabu (8/7/2009).

Hiasan gambar uang kuno yang merupakan simbol antipolitik uang menempel di bilik suara TPS 009 saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009 di Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Rabu (8/7/2009).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Hiasan gambar uang kuno yang merupakan simbol antipolitik uang menempel di bilik suara TPS 009 saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009 di Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Rabu (8/7/2009).

TPS ini berupaya menyuarakan bahwa melalui Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009, masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih secara langsung pemimpin bangsa. Selain itu, warga di TPS 7, Kelurahan Panggung Lor, Kota Semarang, Jawa Tengah, menyiapkan meja untuk bilik suara dengan latar belakang gambar peta Indonesia beserta keberagaman budayanya, Selasa (16/4/2019).

Keunikan lain terlihat pada bilik suara di TPS 09 yang dihiasi dengan gambar buah-buahan di Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Kamis (9/4/2009). Sementara semangat kepedulian lingkungan diangkat oleh warga di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

Warga menggunakan hak pilih di TPS 09 yang dihiasi dengan gambar buah-buahan di Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Kamis (9/4/2009).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Warga menggunakan hak pilih di TPS 09 yang dihiasi dengan gambar buah-buahan di Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Kamis (9/4/2009).

Warga menghiasi TPS 140 yang menempati Bank Sampah Karya Peduli di Semper Barat dengan bahan limbah dari bank sampah tersebut, Selasa (16/4/2019). Hiasan dengan tema Bunga Bangsa di TPS diharapkan memeriahkan penyelenggaraan pemilu dan menarik minat partisipasi warga untuk memilih sekaligus mendaur ulang sampah.

Warga menghiasi TPS 140 yang menempati Bank Sampah Karya Peduli di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, dengan bahan limbah dari bank sampah tersebut, Selasa (16/4/2019).
KOMPAS/RIZA FATHONI

Warga menghiasi TPS 140 yang menempati Bank Sampah Karya Peduli di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, dengan bahan limbah dari bank sampah tersebut, Selasa (16/4/2019).

Potret pemandangan yang unik di sejumlah wilayah ini menunjukkan upaya kesungguhan petugas KPPS dalam bertugas di hari pemungutan suara. Harapan seluruh rakyat Indonesia tentu ingin mendapatkan seorang pemimpin, baik presiden maupun kepala daerah, yang mampu membawa keadaan yang lebih baik lagi dalam segala hal lima tahun ke depan.

Masa kampanye memberikan ruang bagi calon anggota legistalatif dan kandidat kepala daerah serta presiden untuk menjabarkan visi, misi, dan janji. Pada saat pencoblosan, rakyat berkesempatan menunjukkan bentuk gotong royong mereka dalam mempersembahkan yang terbaik bagi pelaksanaan pemilu atau pilkada.

Meskipun kehadiran dan antusiasme warga yang sudah memiliki hak pilih terkadang kurang maksimal sebab masih ada saja warga yang memilih untuk golput atau tidak menggunakan hak pilihnya, toh upaya ini telah membuktikan komitmen bersama serta pengorbanan para panitia KPPS demi menjaring minat masyarakat untuk menggunakan pilihannya.

Memuat data...
Memuat data...
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000