Setelah Terpuruk dan Menanti 21 Tahun, Como Pun Kembali ke Serie A
›
Setelah Terpuruk dan Menanti...
Iklan
Setelah Terpuruk dan Menanti 21 Tahun, Como Pun Kembali ke Serie A
Como berhasil mengakhiri dahaga selama dua dekade. Pernah terdegradasi dan bangkrut, kini Como tampil di Serie A.
Oleh
YULVIANUS HARJONO, PRASETYO EKO PRIHANANTO
·3 menit baca
COMO, SABTU — Como 1907, klub sepak bola Italia yang saham mayoritasnya dimiliki Grup Djarum, menggenapi kebangkitan setelah sempat terpuruk ke liga amatir dan dua kali dinyatakan bangkrut. Setelah menanti 21 tahun, Como kembali ke Liga Serie A, kompetisi kasta tertinggi di Italia.
Kepastian promosinya klub asal Lombardia ke Serie A itu diraih setelah mereka menahan imbang Nuova Cosenza, 1-1, pada laga pekan terakhir Liga Serie B musim 2023-2024 di Stadion Giuseppe Sinigaglia, Como, Sabtu (11/5/2024) dini hari WIB. Hasil imbang itu membuat mereka finis kedua di bawah Parma yang menjuarai Serie B.
Como mengungguli Venezia, klub yang diperkuat pemain tim nasional Indonesia, Jay Idzes, dengan margin tiga poin. Pada waktu yang bersamaan, Venezia ditaklukkan tuan rumah Spezia, 1-2. Idzes menyumbang satu-satunya gol Venezia. Hanya dua tim teratas di Serie B yang berhak lolos otomatis ke Serie A pada musim depan. Adapun Idzes dan timnya harus menjalani laga playoff untuk meraih tiket ke Serie A.
Pujian untuk para pemain karena mereka telah melakukan hal yang luar biasa.
”Tunggu kami, Serie A!” teriak para pemain Como sambil berjoget dan menari di kamar ganti seusai pertandingan itu. Di kamar ganti, Cesc Fabregas, legenda sepak bola Spanyol yang merupakan asisten pelatih Como, memeluk satu per satu pemain. Fabregas adalah salah satu pemilik saham minoritas Como yang sempat turun ke Serie D, sepak bola divisi amatir Italia, pada musim 2007-2008 dan 2018-2019.
”Selamat, kalian semua menjalani musim layaknya juara. Namun, bangun kekuatan kalian. Tahun ini bukan apa-apa. Ini hanya pemanasan. Tahun depan, lebih tajam dan lebih kerja keras,” ujar Fabregas, mantan gelandang Arsenal yang sempat membela Como sebagai pemain pada musim 2022-2023, seperti dikutip Football Italia.
Selain Fabregas, sejumlah tokoh ternama sepak bola juga hadir menyaksikan momen bersejarah Como itu. Thierry Henry, mantan striker timnas Perancis yang pernah membela Juventus, juga hadir di tribune penonton. Ia menonton ditemani sahabatnya, Jamie Vardy, striker Leicester City, yaitu klub yang baru saja memastikan promosi ke Liga Primer Inggris setelah menjuarai Divisi Championship.
Serupa Fabregas, Henry adalah salah satu pemilik saham minoritas di Como. Henry pun tak bisa menutupi kegembiraannya menyaksikan Como mengukir sejarah setelah dinyatakan bangkrut pada 2004 dan 2017.
”Rasanya sungguh luar biasa. Seperti kebanyakan orang lain di stadion, saya lebih banyak memantau laga Venezia (versus Spezia) ketimbang menonton (laga Como). Pujian untuk para pemain karena mereka telah melakukan hal yang luar biasa,” ujar Henry yang kini menjabat Pelatih Tim U-23 Perancis.
Como beberapa kali mengalami jatuh bangun. Pada 2004, Como dilikuidasi karena tak ada investor yang menyelamatkan klub. Berkat regulasi federasi sepak bola Italia, FIGC, entitas baru bernama Calcio Como S.r.I lantas diizinkan mengikuti Serie D. Menurut laman klub, Como kemudian bermain enam musim di Serie C dari tahun 2009 hingga 2015.
Mereka sempat promosi ke Serie B, tetapi lantas kembali terdegradasi, diikuti masalah finansial yang membuat mereka kembali bangkrut. Hal itu mengharuskan klub untuk dilelang. Akosua Puni Essien, istri mantan pemain Chelsea dan Persib Bandung, Michael Essien, memenangi lelang itu dan mengubah nama klub menjadi FC Como. Namun, FIGC menolak FC Como untuk berkompetisi di Serie C. Maka, nama lain, Como 1907, didaftarkan untuk mengikuti kompetisi Serie D.
Pada 2019, Como 1907 diambil alih Grup Djarum, kelompok usaha yang dijalankan Hartono bersaudara. Kelompok usaha dengan nilai miliaran dollar Amerika Serikat itu memberikan stabilitas finansial pada Como. Menurut The Athletic, Djarum mengeluarkan 850,000 euro atau Rp 14 miliar dan membayar utang 150,000 euro (Rp 2,6 miliar) untuk mengambil alih kepemilikan Como yang kemudian promosi ke Serie C.
”Sungguh perasaan yang tak bisa dideskripsikan. Saya akan terus mengenang momen ini dalam setiap menjelang tidur. Ini mimpi yang sungguh terwujud,” ungkap Alessandro Bellemo, kapten tim Como.