Saat Warga Memilih Protes Jalan Rusak lewat Media Sosial
›
Saat Warga Memilih Protes...
Iklan
Saat Warga Memilih Protes Jalan Rusak lewat Media Sosial
Kondisi jalan rusak di Lampung kembali menjadi sorotan setelah warga memprotes kondisi jalan berlubang di media sosial.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Kondisi jalan rusak di Provinsi Lampung kembali menjadi sorotan publik setelah warga Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur, protes kondisi jalan berlubang melalui media sosial. Pilihan warga untuk mengadu lewat media sosial mencerminkan komunikasi yang buntu antara masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
Warga memprotes kondisi jalan rusak di daerah itu dengan cara menebar ikan lele di jalan berlubang. Lalu ada warga yang menebar jaring ikan di ruas jalan tersebut.
Protes warga itu disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-25 Kabupaten Lampung Timur, Senin (22/4/2024). Video tersebut kemudian beredar dan viral setelah diunggah oleh sejumlah akun media sosial.
Salah satu akun di Instagram yang mengunggah kondisi jalan rusak di Lampung Timur adalah @abangtaun. Video berisi kritik itu sudah ditonton sebanyak 242.000 kali oleh warganet hingga Rabu (24/4/2024).
”Kondisi jalan di Sukadana sangat memprihatinkan dan membahayakan warga sekitar dan tidak ada perhatian dari pemerintah daerah,” ujar Rahmat Afandi (35), warga Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
Menurut dia, kondisi jalan berlubang membuat pengendara rentan terjatuh dan tergelincir, terutama saat melintas di jalan rusak saat hujan deras. Warga juga sudah meminta pemerintah daerah untuk membangun jalan. Namun, aspirasi mereka tidak pernah didengar. Karena itulah warga memilih menyampaikan protes melalui media sosial.
Endra Zukarnain (35), warga asal Kecamatan Sukadana yang saat ini tinggal di Bandar Lampung, menuturkan, ia prihatin dengan kondisi jalan rusak di kampung halamannya. Setiap kali pulang mudik, ia harus berjibaku melewati jalan rusak parah sejauh 4-5 kilometer untuk sampai ke rumah orangtuanya. ”Jalan itu memang sudah bertahun-tahun rusak dan tidak pernah diperbaiki. Saat ini, kondisinya berlubang dan tidak beraspal,” ujar Endra.
Protes warga Lampung terhadap kondisi jalan rusak lewat media sosial bukan kali ini dilakukan. Sebelumnya, Bima Yudho Saputro, kreator konten asal Kabupaten Lampung Timur, juga pernah merilis video berdurasi 3 menit 28 detik lewat akun Tiktok @awbimaxreborn pada 7 April 2023. Dalam video itu, ia menyoroti berbagai persoalan, antara lain kondisi jalan yang rusak, kecurangan sistem pendidikan, tata kelola yang lemah, dan ketergantungan pada sektor pertanian.
Video berisi kritik itu kemudian mendapat perhatian masyarakat luas. Bahkan, Presiden Joko Widodo pun datang langsung ke Lampung untuk meninjau kondisi jalan rusak pada 5 Mei 2023. Saat ini, ruas jalan Simpang Randu-Seputih Surabaya yang rusak parah telah dibeton.
Terkait hal itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Lampung, Dedi Hermawan, berpendapat, pilihan warga untuk menyampaikan protes melalui media sosial mencerminkan komunikasi yang buntu antara masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Warga merasa kekuatan viral di media sosial lebih efektif daripada menyampaikan aspirasi langsung lewat wakil rakyat.
”Warga berharap protes itu juga bisa sampai ke pemerintah pusat karena merasa komunikasi dengan pemerintah daerah sudah buntu,” kata Dedi.
Ia mengatakan, protes warga yang disampaikan saat momentum HUT Ke-25 Kabupaten Lampung Timur semestinya dapat menjadi tamparan bagi kepala daerah setempat dan para anggota DPRD. Ia menilai, baik pemerintah daerah maupun anggota legislatif yang semestinya mengawal kebijakan daerah telah gagal membangun infrastruktur dasar yang sangat dibutuhkan warga.
Dedi menambahkan, protes ini juga menjadi ultimatum untuk para anggota DPRD yang telah terpilih ataupun calon kepala daerah yang akan maju dalam pilkada mendatang. Para anggota DPRD yang sudah terpilih harus mampu mengawal kebijakan pembangunan daerah tersebut dengan baik. Para calon kepala daerah juga harus mampu menepati janji politik saat kampanye.
Selama ini, Lampung Timur lebih dikenal masyarakat luas sebagai daerah asal pelaku pencurian kendaraan bermotor. Padahal, kabupaten itu mempunyai banyak potensi alam, antara lain di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Lampung Timur juga mempunyai Taman Nasional Way Kambas, yang menjadi ikon Lampung sebagai tempat konservasi gajah sumatera dan badak sumatera.
Saat dikonfirmasi, Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo mengatakan, ia telah langsung meninjau ruas jalan rusak di Kecamatan Sukadana pada Senin (22/4/2024) sore. Saat meninjau jalan tersebut, ia juga bertemu beberapa warga yang membuat konten di media sosial. Meski begitu, Dawam menyebut, sejumlah warga justru pergi saat ia mendatangi lokasi tersebut. ”Namanya warga, tidak apa-apa (protes), yang terpenting bersifat membangun,” ujarnya.
Dawam menjelaskan, tahun ini anggaran untuk pembangunan infrastruktur di daerah itu disiapkan sebesar Rp 121 miliar. Sejumlah ruas jalan kabupaten, termasuk di Kecamatan Sukadana, akan dibangun tahun ini. Untuk itu, ia meminta masyarakat bersabar karena alokasi anggaran belanja daerah membutuhkan waktu.
Ia menyebut, APBD Lampung Timur yang mencapai sekitar Rp 2 triliun memang banyak digunakan untuk belanja pegawai. Pemerintah daerah juga tidak bisa banyak melakukan pembangunan saat pandemi Covid-19.