Tetap Waspada Saat Liburan, Penularan DBD dan Flu Singapura Masih Tinggi
›
Tetap Waspada Saat Liburan,...
Iklan
Tetap Waspada Saat Liburan, Penularan DBD dan Flu Singapura Masih Tinggi
Masyarakat diimbau waspada terhadap penularan flu Singapura dan demam berdarah selama libur Lebaran 2024.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah suasana libur Lebaran 2024, masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap penularan berbagai penyakit. Risiko penularan penyakit semakin meningkat dengan tingkat mobilitas yang tinggi serta potensi kerumuman yang terjadi. Kewaspadaan tersebut terutama pada penularan flu Singapura dan demam berdarah.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan M Syahril mengatakan, potensi penularan penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) atau yang dikenal dengan flu Singapura harus diwaspadai selama mudik dan balik di masa libur Lebaran 2024. Penyakit tersebut memiliki kecepatan penularan yang tinggi.
”Pergerakan manusia yang tinggi selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran, terutama pada bayi dan anak balita,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (12/4/2024).
Dari data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus HMFD hingga pekan ke-13 pada 2024 sudah mencapai 6.500 kasus. Sebagian besar kasus yang dilaporkan ditemukan pada usia anak. Kasus tersebut paling banyak ditemukan di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat (2.119 kasus), Banten (1.171 kasus), DI Yogyakarta (561 kasus), dan Jawa Tengah (464 kasus).
Penularan penyakit HMFD itu perlu diperhatikan sebab sebagian besar kasus ditemukan di wilayah-wilayah tujuan mudik. Perjalanan mudik dan libur panjang berpotensi tinggi meningkatkan kasus flu Singapura di masyarakat.
Pergerakan manusia yang tinggi selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran, terutama pada bayi dan anak balita.
Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan, serta selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Selain itu, jangan lupa untuk tetap menerapkan etika batuk dan bersin yang benar dan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Demam dengue
Syahril menambahkan, masyarakat juga diimbau tetap waspada terhadap penularan demam berdarah dengue. Pencegahan demam dengue dengan pemberantasan sarang nyamuk sebaiknya tidak berhenti di masa libur Lebaran. Bahkan, ketika di kampung halaman pun masih bisa melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan baik.
Kewaspadaan terhadap penularan demam dengue perlu ditingkatkan pula di wilayah dengan angka kasus demam berdarah yang tinggi. Hingga pekan ke-14 tahun 2024, sebanyak 60.296 kasus demam dengue yang dilaporkan dengan kematian mencapai 455 kasus.
Lima kabupaten/kota dengan kasus demam berdarah yang tinggi adalah Kabupaten Tangerang (2.540 kasus), Kota Bandung (1.741 kasus), Kabupaten Bandung Barat (1.422 kasus), Kabupaten Lebak (1.326 kasus), dan Kota Depok (1.252 kasus). Sementara wilayah dengan kematian tertinggi, Kabupaten Bandung (25 kematian), Kabupaten Jepara (21 kematian), Kabupaten Subang (18 kematian), Kabupaten Kendal (16 kematian), dan Kabupaten Bogor (13 kematian).
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh Adib Khumaidi mengatakan, kewaspadaan terhadap penularan penyakit juga harus dilakukan di masa libur Lebaran 2024 karena bersamaan dengan terjadinya musim pancaroba. Perubahan cuaca yang signifikan dari panas terik ke hujan atau sebaliknya dapat membahayakan kesehatan, terutama pada anak-anak, kelompok lansia, dan ibu hamil.
”Kewaspadaan dini menjadi bagian penting yang harus selalu dilakukan masyarakat. Masyarakat perlu menjaga kesehatan dengan melakukan sejumlah persiapan dan pencegahan sebelum melakukan perjalanan, baik liburan maupun untuk bisnis atau pekerjaan lain di musim pancaroba ini,” tuturnya.
Sejumlah persiapan perlu dilakukan agar risiko penularan penyakit bisa diminimalkan. Itu antara lain dengan menjaga kebersihan, menjaga kebutuhan minum, tidur yang cukup, berhati-hati ketika berada di kerumunan, serta memantau kondisi tubuh secara rutin.
Pastikan untuk tetap minum air putih minimal delapan gelas dan tidur minimal 6-8 jam dalam kondisi sehat. Hidrasi dan istirahat yang cukup penting untuk menjaga fungsi kekebalan tubuh yang sehat.
Bagi masyarakat dengan penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan kondisi lainnya diharapkan untuk tetap memantau kesehatan secara rutin. Pemeriksaan dasar untuk memantau kondisi gula darah, kolesterol, dan tekanan darah perlu dilakukan untuk memastikan kondisi tubuh tetap terkontrol. Pola makan dan istirahat pun perlu diperhatikan agar tidak memicu terjadinya perburukan kondisi kesehatan.
”Kami harap perjalanan yang akan dilakukan masyarakat, baik perjalanan jauh maupun dekat, dapat berjalan lancar dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan,” kata Adib.