Cuaca Ekstrem Menguat, El Nino Diprediksi hingga Februari 2024
›
Cuaca Ekstrem Menguat, El Nino...
Iklan
Cuaca Ekstrem Menguat, El Nino Diprediksi hingga Februari 2024
Musim panas ekstrem terus menguat dan rekor suhu permukaan kembali pecah di sejumlah negara. Ancaman kekeringan dan kebakaran hutan ikut menguat seiring El Nino yang diprediksi bakal berlanjut hingga Februari 2024.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Musim panas yang ekstrem terus menguat dan rekor suhu permukaan kembali pecah di sejumlah negara sepanjang Agustus 2023. Ancaman kekeringan dan kebakaran hutan menguat seiring dengan El Nino yang diprediksi bakal berlanjut hingga Februari 2024.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) merilis peringatan tentang ancaman panas kategori sedang dan berat pada minggu ketiga Agustus 2023 untuk Eropa. Beberapa negara yang berisiko terpapar panas itu antara lain Perancis, Swiss, Jerman, Polandia, Kroasia, Italia, Yunani, Hongaria, Austria, dan Lituania.
Dalam konteks Indonesia, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari mengatakan, BMKG masih menganalisis perkembangan El Nino dan implikasinya. ”Datanya segera kami keluarkan bersamaan analisis terkini dasarian II Agustus,” katanya, Senin (21/8/2023) di Jakarta.
Ada keyakinan tinggi bahwa perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia adalah pendorong utama.
Pakar iklim WMO, Alvaro Silva, mengatakan, frekuensi dan intensitas banyak kejadian ekstrem, seperti gelombang panas dan curah hujan tinggi, telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir dan bakal terus menguat di tengah pemanasan global. ”Ada keyakinan tinggi bahwa perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia adalah pendorong utama,” katanya dalam keterangan pers, Sabtu (19/8/2023).
Menurut laporan Meteo-France, selama akhir pekan, 19-20 Agustus, suhu maksimum mencapai 40 derajat celsius di beberapa bagian Perancis selatan. Situasi yang disebabkan oleh tekanan tinggi yang kuat dan udara hangat subtropis dari Afrika Utara mengakibatkan gelombang panas paling intens di musim panas 2023.
Meteo-Suisse telah mengeluarkan peringatan kuning level 3 untuk sebagian besar wilayah mereka, dengan suhu siang hari maksimum antara 33 dan 35 derajat celsius dan suhu malam hari yang tinggi.
Maroko bahkan mencetak rekor suhu nasional baru sebesar 50,4 derajat celsius di Agadir pada 11 Agustus. Untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka, suhu permukaan tanah melewati 50 derajat celsius.
Adapun Turki melaporkan rekor suhu nasional baru sebesar 49,5 derajat celsius pada 15 Agustus, mengalahkan rekor sebelumnya 49,1 derajat celsius pada Juli 2021. Banyak wilayah di Timur Tengah juga mengalami suhu di atas 50 derajat celsius.
Spanyol, termasuk Kepulauan Canary, dan Portugal juga mengalami panas ekstrem, memicu risiko kebakaran yang sangat parah. Pada 17 Agustus, kebakaran hebat di Tenerife terus tidak terkendali, dengan lebih dari 2.600 hektar area terbakar dan orang-orang dievakuasi di beberapa lokasi.
Badan Meteorologi Jepang juga melaporkan gelombang panas yang berkepanjangan, dengan banyak rekor stasiun yang terpecahkan. Pada saat yang sama, mereka juga mengeluarkan peringatan hujan lebat dan banjir karena kemunculan topan tropis.
Sementara itu, Pusat Badai Nasional Amerika Serikat melaporkan mengenai ancaman topan Hilary yang meningkat menjadi kategori 4 pada 18 Agustus. Kecepatan angin maksimum meningkat hingga mendekati 220 km per jam, dengan embusan yang lebih tinggi. Pusat badai Hilary mendekati Semenanjung Baja California di Meksiko selama akhir pekan, 19-20 Agustus.
El Nino berlanjut
Cuaca ekstrem yang melanda dunia kali ini diperkirakan bakal berlanjut seiring dengan adanya laporan terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) tentang El Nino. Disebutkan, kemungkinan lebih dari 95 persen kejadian El Nino akan berlangsung hingga Februari 2024 disertai dengan dampak iklim yang luas.
”Model iklim global kami memperkirakan kondisi lautan Pasifik yang lebih hangat dari rata-rata tidak hanya akan berlangsung selama musim dingin, tetapi juga akan terus meningkat,” tulis NOAA di laman resminya.
Dalam data mingguan terbaru NOAA disebutkan, suhu permukaan laut di wilayah Nino 4 sebesar 0,9 derajat celsius, Nino 3,4 sebesar 1,2 derajat celsius, Nino 3 sebesar 1,8 derajat celsius, dan Nino 1+2 mencapai 3,3 derajat celsius.
Sebelumnya, El Nino secara resmi dinyatakan mulai berlangsung sejak awal Juni 2023. Fenomena El Nino adalah peristiwa peningkatan suhu lautan di Pasifik tengah dan timur, yang menyebabkan kenaikan suhu udara di seluruh dunia.
Dampak fenomena ini membuat lebih banyak hujan dan badai di AS bagian selatan, Amerika Selatan bagian tenggara, Semenanjung Somalia, dan Asia bagian timur. Sementara itu, Australia dan Indonesia berisiko mengalami kekeringan yang lebih panjang sehingga berpotensi meningkatkan kebakaran hutan dan lahan.