Lebaran Usai, Banyak Perusahaan Mencari Karyawan Baru
Di Indonesia dikenal ada tiga gelombang pengunduran diri. Salah satu gelombang terjadi setelah pembagian THR keagamaan.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lowongan pekerjaan baru cenderung marak dibuka pasca-Lebaran. Salah satu pemicunya ialah pengunduran diri pekerja yang ramai terjadi selama Ramadhan dan setelah pekerja menerima tunjangan hari raya.
”Kalau berbicara tren pasar tenaga kerja pasca-Lebaran ialah pasti peningkatan lowongan pekerjaan baru. Klien-klien saya sejak awal Lebaran sudah berpesan agar mencarikan pekerja yang siap mengisi setelah Lebaran dan awal Mei 2024. Hal ini didukung oleh salah satunya fakta kecenderungan pengunduran diri yang marak setelah (pembagian) tunjangan hari raya (THR) sehingga posisi yang ditinggalkan perlu diisi oleh karyawan baru,” ujar Founder dan Managing Director Headhunter Indonesia Haryo Suryosumarto, Senin (22/4/2024), di Jakarta.
Menurut Haryo, karyawan yang ramai-ramai mengundurkan diri biasanya telah mengantongi surat penawaran rekrutmen dari perusahaan lain. Mereka kemudian menunggu pencairan THR terlebih dahulu, yang berlanjut dengan pengajuan surat pengunduran diri. Dengan kata lain, mereka telah mengikuti proses rekrutmen di perusahaan lain sejak 1–2 bulan sebelum Lebaran.
”Pokoknya, THR sudah turun baru mereka berani mengajukan surat pengunduran diri. Lalu, mereka bergabung ke perusahaan baru pada awal atau pertengahan Mei 2024,” katanya.
Jika ditelusuri, lanjut Haryo, penyebab utama karyawan melakukan hal tersebut lantaran mereka tidak memperoleh remunerasi yang baik di kantor lama. Adapun tempat kerja yang baru berani memberikan remunerasi yang lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lama.
Kendati demikian, ada pula karyawan yang ingin mengundurkan diri karena mencari remunerasi lebih baik, tetapi memutuskan bertahan di kantor lama karena manajemen di kantor lama bersedia menaikkan gaji lebih tinggi. Namun, Haryo meyakini, fenomena seperti itu tidak banyak.
”Perkiraan saya maksimal hanya 20 persen karyawan yang mau mengundurkan diri, lalu di-counter offer oleh kantor lama. Itu pun biasanya karyawan sudah menduduki jabatan level manajer ke atas,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemicu lain maraknya lowongan pekerjaan baru pasca-Lebaran ialah sejumlah perusahaan melakukan ekspansi. Langkah ini biasanya juga membutuhkan pekerja baru.
”Adanya kecenderungan karyawan ramai-ramai mengundurkan diri selama Ramadhan dan setelah mendapat THR bukan fenomena baru. Fenomena ini berulang setiap tahun, tetapi saat pandemi Covid-19 agak melandai. Setelah pandemi, seperti sekarang, kecenderungan tersebut kembali ramai,” imbuh Haryo.
Sementara itu, menurut Head of HR 20FB Mirza Pratama, berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi bersama dengan tim HRD Bacot (akun konten dunia perkantoran di media sosial), kecenderungan karyawan mengundurkan diri sebelum Lebaran terjadi di semua sektor industri. Pemicu utamanya ialah mencari remunerasi yang lebih baik.
”Namun, biar tetap untung, pengunduran diri biasanya dilakukan setelah menerima THR. Fenomena ini biasanya ramai di karyawan level new entry sampai middle manager,” ucap Mirza.
Selain itu, lanjut Mirza, untuk perusahaan yang memberikan kompensasi dan keuntungan sama dengan harga pasar pada umumnya, bursa transfer pekerja pasca-Lebaran juga akan tetap terjadi. Salah satu pemicunya adalah lingkungan kerja yang tidak mendukung sehingga mereka memilih untuk mengundurkan diri.
Tiga gelombang
Atas fenomena tersebut, Chief Operation Officer Indonesia Jobstreet by SEEK Varun Mehta berpendapat bahwa terdapat fenomena dalam tren pasar tenaga kerja atau dunia perekrutan pekerja yang hanya terjadi di Indonesia. Salah satunya ialah gelombang pengunduran diri. Menurut dia, ada tiga gelombang terkait fenomena pengunduran diri di Indonesia.
Gelombang pengunduran diri pertama terjadi ketika mendekati pergantian tahun. Fenomena ini biasanya terjadi pada pekerja tingkat senior yang ingin mendapatkan jabatan dan pendapatan lebih baik. Selain karena menjelang akhir tahun perusahaan membekukan perekrutan, jumlah perusahaan yang membuka iklan untuk lowongan kerja juga cukup signifikan.
Gelombang pengunduran diri kedua terjadi ketika orang-orang mendapatkan bonus dari perusahaan pada rentang Januari sampai Februari. Pada masa ini, kebanyakan yang melakukan pengunduran diri juga pekerja tingkat senior. Bagi perusahaan, mencari pengganti dalam periode tersebut lebih sulit karena jumlah pegawai yang mengundurkan diri dan bertahan di tempat kerja lama cukup signifikan sehingga baru pada bulan Maret perusahaan aktif mencari kandidat pengganti.
Gelombang pengunduran diri ketiga terjadi setelah hari raya Idul Fitri ketika pekerja telah mengantongi THR. Dalam periode ini, Varun memiliki cerita senada dengan Mirza bahwa pekerja yang mengundurkan diri dalam gelombang ini biasanya berada pada tingkat yunior sampai menengah. Oleh karena itu, aktivitas pengunduran diri mulai tinggi pada Maret dan banyak di antara mereka akan memperbarui curriculum vitae.
”Adapun terkait pertanyaan apakah perusahaan biasanya membuka lapangan kerja setelah Lebaran, jawabannya adalah iya. Namun, untuk Lebaran kali ini, kami masih memantau perkembangan dan belum dapat memberikan komentar pasti. Namun, industri-industri tertentu biasanya membuka lowongan setelah Lebaran, yaitu sektor ritel, pariwisata, manufaktur, dan jasa,” kata Varun.
Karena pengunduran diri seusai pembagian THR telah menjadi fenomena tahunan, Varun mengatakan, Jobstreet by Seek di Indonesia selalu memberi tahu perusahaan untuk mengantisipasinya. Salah satunya menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Salah satu pekerja di Jakarta, Nia (32), menceritakan, dirinya memutuskan mengajukan surat pengunduran diri pada Ramadhan lalu. Keputusan ini diambil bukan karena mengikuti animo karyawan yang ramai mengundurkan diri atau karyawan yang kontraknya habis saat Ramadhan.
”Memang kebetulan mendapat penawaran kerja dari perusahaan lain selama Ramadhan dan mulai bekerja di kantor tersebut setelah Lebaran atau awal Mei 2024. Alasan utama saya menerima tawaran baru itu ialah kantor lama tidak menawarkan jenjang karier yang menarik,” ujarnya.
Menurut Nia, ini bukan pertama kali dia memutuskan mengundurkan diri selama momen Ramadhan. Beberapa tahun sebelumnya, dia juga melakukannya. Kala itu, alasan dia adalah tidak memperoleh remunerasi yang baik.