Setelah mudik Lebaran, kini kehidupan nyata mulai dihadapi, Perjalanan pulang kampung yang menuntut pembiayaan yang tinggi membutuhkan perencanaan keuangan memadahi. Bagaimana kini setelah Lebaran usai? Apakah tabungan masih tersedia atau terkuras habis saat Idul Fitri?
Tenaga kependidikan di Lampung, Dominika Sintia (28), saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (20/4/2024), mengakui anggaran keuangan sejak Ramadhan hingga Lebaran lebih besar daripada bulan-bulan lainnya. Hal ini khususnya terasa saat akhir masa Ramadhan hingga masa Lebarannya. ”Kenaikannya, kira-kira sekitar 60 persen dibandingkan dengan bulan-bulan pada umumnya karena memang kemarin kami alokasikan untuk berlibur,” kata Dominika.
Tunjangan hari raya (THR) bagi Diminika mendongkrak kenaikan anggaran pada Lebaran kemarin. ”Sebagian besar THR yang didapat, kami gunakan untuk berlibur, antara lain untuk tiket pesawat dan akomodasi,” katanya.
Terkait manajemen keuangan selanjutnya pasca-Lebaran, Dominika mengatakan, sebenarnya tak jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Anggaran operasional serta kantong pengeluaran masih tetap, tak jauh berbeda.
”Kebutuhan bulanan kami tak terganggu karena kantong pengeluarannya berbeda. Sejauh ini, sederhana saja pengelolaannya karena sumber pendapatan saya dan suami masuk pada dua rekening berbeda. Kami sepakat, satu rekening untuk biaya operasional bulanan, sedangkan rekening lainnya untuk tabungan,” kata warga Lampung ini.
Head of Communications PT PERSIB Bandung Bermartabat Adhi Pratama (40) punya strategi beda.
”Biasanya aku dari awal udah atur untuk tunjangan hari raya atau THR Lebaran tersebut. Aku biasakan untuk melakukan pemetaan skala prioritas, di mana pos-pos yang nanti akan aku keluarkan di Lebaran nanti. Dan, sekiranya yang tidak terlalu penting, misalnya beli kue untuk di rumah sendiri, pakaian Lebaran, terus kirim-kirim hampers ke kerabat yang biasanya dalam jumlah banyak akan aku kurangin dan aku bener pilih banget, setidaknya dapat mengurangi beban pengeluaran THR Lebaran,” kata Adhi.
Kita harus membiasakan untuk mapping keuangan dan bikin skala prioritas untuk momen-momen tertentu.
Adhi mengatakan, tentu saja dirinya pernah boncos pengeluaran pas lebaran beberapa tahun lalu karena waktu momen tersebut dirinya tidak mapping dulu dan tidak membuat skala prioritas dulu. ”Jadi, begitu THR turun, langsung jorjoran aku keluarin, yang mana aku tidak sadar gaji pun kepakai dan akhirnya boncos,” kata Adhi.
Kuncinya terkait hal ini lanjut Adhi, adalah pengendalian diri. ”Kita harus lebih bijak dan dewasa untuk mengatur keuangan kita, dalam hal ini di momen THR Lebaran. Kita harus membiasakan untuk mapping keuangan, dan bikin skala prioritas untuk momen-momen tertentu, semisal Lebaran, Idul Adha, hari raya Natal dan sebagainya, agar menghindari boncos tersebut,” kata dia.
Sementara Elva Sri Handayani (25) turut merasakan derasnya pengeluaran tatkala merayakan Idul Fitri. Kendati demikian, karyawati swasta di Sumedang, Jawa Barat, tersebut telah menyiasati keuangannya dengan mengalokasikan terlebih dahulu penghasilan bulanannya.
”Kalau aku sudah di-budget dari pas gajian 1 April. Gaji bulanan aku pakai buat biaya hidup seperti biasanya dan untuk beberapa buka bersama. Lalu, THR (tunjangan hari raya) dari kantor aku pakai untuk beli baju Lebaran dan kasih THR ke saudara-saudara,” katanya saat dihubungi dari Jakarta.
Selain untuk kebutuhan selama Lebaran, Elva turut mengalokasikan gaji bulanan tersebut untuk kebutuhan pribadinya. Ia mengakui, pengeluarannya setelah melewati hari raya Idul Fitri tersebut lebih besar ketimbang saat masa puasa.
”Karena aku seneng jalan-jalan, jadi, gaji bulanan aku sisihkan juga buat jalan-jalan. Apalagi, aku belum berumah tangga dan masih tinggal sama orangtua, jadi, ya, pengeluarannya buat pribadi saja dan THR anak-anak. Tapi, memang pengeluaran setelah Lebaran lebih besar karena selama Ramadhan jarang jajan,” imbuhnya.
Adapun Xena Olivia (24), karyawan swasta di Jakarta, pada libur Lebaran tahun ini, ia mudik ke rumah keluarga dan orangtua di Bandung selama 6 hari pada 14-19 April lalu.
”Untuk menyambut liburan itu, saya sudah sempat menyisihkan uang jajan dan menabung untuk membeli tiket kereta api untuk pergi dan pulang. Selain itu juga untuk berbelanja dan jajan di Bandung. Saat selesai Lebaran, saya akui pengeluaran saya lebih banyak daripada yang saya anggarkan semula. Untungnya saya dapat banyak kerja sampingan sambil menunggu gajian di akhir bulan ini,” katanya.