IHSG dan Rupiah Perlahan Menguat
IHSG berpotensi kembali menguat dan nilai tukar rupiah bergerak di rentang Rp 16.150- Rp 16.200 per dollar AS.
JAKARTA, KOMPAS — Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG dan indeks rupiah menguat pada Kamis (18/4/2024) sore. Upaya dunia mendukung deeskalasi konflik di Timur Tengah hingga sentimen arah kebijakan penurunan suku bunga Amerika Serikat yang melemahkan dollar AS jadi faktornya.
IHSG ditutup menguat 35 poin atau 0,5 persen ke posisi 7.166 pada akhir perdagangan Kamis. Mengutip RTI Business, harga 240 saham perusahaan naik. Harga 335 saham turun dan 208 saham tidak berubah.
Berdasarkan sektor, indeks saham emiten keuangan memimpin pertumbuhan tertinggi sebesar 11,76 persen, disusul indeks sektor infrastruktur 3,08 persen dan indeks sektor nonprimer 0,33 persen. Sektor yang paling dalam mengalami penurunan adalah emiten sektor kesehatan 14,05 persen, diikuti energi 11,81 persen, dan transportasi 9,87 persen.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata, saat dihubungi Kompas, menjelaskan, IHSG berhasil bangkit mematahkan konsolidasi dua hari sebelumnya setelah bertahan di area 7.100 yang merupakan titik terendah di tahun 2024 setelah 26 Januari lalu.
Baca juga: Pelemahan IHSG Berlanjut, Kebijakan Nilai Tukar Rupiah Dinanti
Sentimen penggerak pasar masih seputar penyesuaian dengan market regional yang karut-marut selama libur panjang dan cuti bersama Idul Fitri, 8-15 April. Kemudian, faktor situasi global yang penuh ketidakpastian, baik konflik Timur Tengah maupun prospek pemotongan suku bunga AS yang semakin memudar, hingga nilai tukar rupiah yang merangsek ke atas Rp 16.100 per dollar AS, juga masih kuat.
”Ini membuat nervous para pelaku pasar dan membuat mereka memilih untuk mengurangi posisi portofolio. Kita masih harus pantau apakah asing mulai belanja lagi, secara dua hari terakhir net sell asing terbilang masif hampir mencapai Rp 3 triliun,” tuturnya.
NH Korindo Sekuritas, kata Liza, memperkirakan volatilitas IHSG masih akan tinggi ke depannya dengan resistensi atau tingkat harga tertinggi terdekat di 7.220 atau 7.280-7.300
Secara bersamaan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga menunjukkan penguatan. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mengalkulasi, rupiah menguat menjadi Rp 16.177 per dollar AS dibandingkan Rp 16.240 per dollar AS sehari sebelumnya.
Baca juga: Industri Manufaktur Tidak Harapkan Eskalasi Konflik Iran-Israel Meninggi
Deeskalasi konflik
Analisis Phintraco Sekuritas mencatat, penguatan terlihat sejak akhir perdagangan sesi pertama di mana IHSG tumbuh 0,2 persen ke posisi 7.149. Membaiknya indeks bursa sesuai prediksi teknikal mereka yang menargetkan pergerakan di antara 7.130-7.230.
”Deeskalasi yang terjadi pada konflik di kawasan Timur Tengah dan penguatan nilai rupiah menjadi Rp 16.180 per dollar AS membuat IHSG bergerak menguat,” kata mereka dalam laporannya.
Potensi deeskalasi konflik Timur Tengah, antara lain, muncul setelah hampir 50 negara pada Rabu (17/4/2024) malam mengeluarkan seruan kepada pihak-pihak di kawasan Iran dan Israel untuk berupaya mencegah situasi konflik semakin meningkat dan berjanji untuk bekerja sama secara diplomatis dalam upaya menyelesaikan ketegangan di Timur Tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa, antara lain dari negara Albania, Argentina, Australia, Denmark, Perancis, Jerman, Yunani, Mikronesia, Korea Selatan, Ukraina, termasuk Amerika Serikat. ”Kami mencatat bahwa peningkatan serangan Iran adalah yang terbaru dari pola tindakan berbahaya dan destabilisasi yang dilakukan Iran dan mitra militannya yang menimbulkan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional,” kata pernyataan itu sebagaimana dikutip dari kantor berita VOA.
Presiden Joko Widodo, yang menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, siang ini juga membahas deeskalasi di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Indonesia, menurut Presiden, terus melakukan komunikasi diplomatik dengan berbagai pihak, termasuk Iran dan Amerika Serikat (Kompas.id, 18/4/2024).
Baca juga: Pelemahan Rupiah Berpotensi Picu Lonjakan Harga, Pengusaha Berharap ada Intervensi
Upaya perdamaian ini dikeluarkan kendati pihak Israel dan Iran masih mempersiapkan serangan balasan dan pertahanan pascabaku serang di antara keduanya. Ini berawal dari serangan udara Israel ke kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April, yang dibalas serangan Iran ke Israel pada 14 April lalu.
Wakil Ketua Umum Koordinasi Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi, kepada Kompas, menyampaikan, dunia usaha melihat bahwa konflik Timur Tengah yang terus meluas dapat mendorong kenaikan harga komoditas minyak mentah dan menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah.
”Kami melihat Pemerintah Indonesia dan dunia perlu mendorong deeskalasi konflik agar tidak memengaruhi kemampuan pemulihan ekonomi dunia,” tuturnya.
Meskipun perekonomian nasional masih terjaga dan solid, yang ditandai dengan cadangan devisa yang solid hingga 140 miliar dollar AS atau setara impor 6,4 bulan, ketergantungan impor terhadap kebutuhan BBM dapat menekan lebih jauh nilai tukar rupiah.
Tekanan eksternal yang disebabkan konflik geopolitik ini dapat memengaruhi berbagai sektor perekonomian nasional, seperti pelemahan rupiah, kenaikan harga minyak, pengaruh terhadap mata rantai pasok, dan komoditas impor. Risiko yang ditimbulkan terhadap pasar finansial juga terus meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar yang ditunjukan dengan tekanan aliran modal keluar.
Pengendalian fiskal sepanjang tahun ini perlu menjadi faktor yang diperhatikan pemerintah dalam mengalkulasi dampak tekanan eksternal melalui eskalasi konflik Timur Tengah. ”Bank Indonesia juga perlu memperhatikan arah kebijakan suku bunga dan strategi pengendalian nilai tukar yang menjaga stabilitas moneter agar dapat memberikan kepercayaan pada pasar," pesannya.
Dollar AS melemah
Faktor eksternal terkait kebijakan suku bunga AS turut memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Komentar dari pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed, memperkuat ekspektasi bahwa pengaturan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lebih lama.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, dalam analisis hariannya menjelaskan, pasar memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 44 basis poin (bps) tahun ini, jauh lebih rendah dari perkiraan awal tahun sebesar 160 bps dengan bulan September menjadi titik awal terbaru dari siklus pelonggaran. Padahal, penurunan suku bunga diharapkan terjadi pada Juni.
”Dollar AS pun melemah,” ucapnya.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi, mata uang rupiah fluktuatif, tetapi berpotensi ditutup menguat di rentang Rp 16.150 per dollar AS-Rp 16.200 per dollar AS.
Baca juga: Pasar Modal dan Kurs Rupiah Terjerembap