Beli Tiket Penyeberangan ASDP Wajib "Online", Kurangi Antrean di Pelabuhan
Untuk menekan antrean di pelabuhan, penumpang wajib membeli tiket penyeberangan ASDP secara daring.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Untuk menekan antrean di pelabuhan, pembelian tiket kapal penyeberangan ASDP Indonesia Ferry kini wajib melalui laman atau aplikasi Ferizy. Pembelian tiket daring ini juga mencegah calo, pungutan liar, serta mempermudah kendaraan masuk menuju kapal.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pembelian tiket secara langsung atau go show di pelabuhan menimbulkan penumpukan dan kemacetan. Orang-orang berdatangan bahkan 10 jam sebelum menyeberang. Akhirnya, sistem antrean atau penundaan perjalanan (delay system) harus diberlakukan.
“Tiket penyeberangan Ketapang-Gilimanuk atau Merak-Bakauheni harus dibeli di Ferizy satu hari sebelumnya. Kalau enggak, (penumpang) enggak jalan,” ujar Budi dalam diskusi bertajuk “Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Angkutan Lebaran Tahun 2024”, di Hotel Santika Premiere, Jakarta, Jumat (5/4/2024).
Penggunaan Ferizy masih di bawah 60 persen pada tahun lalu. Banyak masyarakat membeli tiket di pelabuhan sehingga kepadatan dan antrean panjang tak terhindarkan.
Tahun ini, pengguna Ferizy mencapai 96 persen. Artinya, ASDP sebagai pengelola pelabuhan dan kapal dapat memprediksi seberapa besar volume pergerakan kendaraan dan orang yang masuk ke pelabuhan. Pengaturannya bisa dipersiapkan dari awal dan membantu operator pelabuhan mengatur alur antrean.
Budi mengatakan, tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan. Untuk memperlancar arus, petugas akan memeriksa penumpang beberapa kilometer sebelum masuk pelabuhan.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi menyatakan, aplikasi penjualan tiket Ferizy menerapkan geofencing, yakni teknologi yang mampu mengidentifikasi lokasi. Pembelian tiket hanya bisa dilakukan jika jarak pembelian tiket ke pelabuhan lebih dari 4,7 kilometer.
“Tujuannya juga untuk mencegah percaloan yang memanfaatkan penumpang yang datang mepet waktu. Semua pembelian cashless sehingga mencegah pungli. Maka penumpang harus punya tiket setidaknya H-1,” tutur Ira.
Ira mengingatkan, ketika penjualan tiket belum daring, antrean pernah mengular hingga 26 kilometer pada 2012 sekaligus jadi yang terburuk.
Dalam masa Lebaran, antrean menunggu jadwal kapal serta proses pemuatan kendaraan masuk ke kapal biasanya memakan waktu 2-3 jam. Waktunya lebih singkat pada kondisi normal dengan antrean sekitar 30 menit hingga 60 menit.
“Yang pasti akan ada antrean, tetapi terukur. Ini karena moda operasi yang berbeda. Perlu waktu untuk mengumpulkan satu kendaraan ke dalam kapal,” kata Ira.
ASDP memproyeksikan puncak arus mudik penyeberangan terjadi pada Sabtu (6/4) dan Minggu (7/4). Sementara, puncak arus balik pada Minggu (14/4) dan Senin (15/4).
Jumlah penumpang angkutan Lebaran tahun ini diproyeksi mencapai 5,78 juta penumpang di delapan lintasan terpantau nasional di bawah sembilan cabang ASDP. Tahun ini, pergerakan masyarakat di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali akan jadi perhatian utama.
Pantauan Kompas, Jumat (5/4/2024) malam, arus mudik mulai meningkat di penyeberangan Merak-Bakauheni, tetapi lebih lancar dan pengendara hanya perlu mengantre 1-2 jam sebelum masuk ke kapal. Tidak ada lagi pembelian tiket dan pengendara hanya perlu memindai kode batang pembelian tiket di aplikasi.
Tasman (48), salah satu pemudik, mengatakan, perjalanannya lancar dari Tangerang Selatan menuju Pelabuhan Merak. Ia dan keluarganya menggunakan mobil pribadi menuju Padang, Sumatera Barat. “Enggak ada ketemu macet tadi. Kondisi jalanan lebih baik dibanding mudik tahun lalu,” katanya.